DUA PULUH DELAPAN

1.7K 230 4
                                    

Lisa menghela nafas, dari tadi hanbin mencarinya namun dia masih malas bertemu dengan Hanbin.

"Masih males ketemu Hanbin?" Taeyong meletakan sekotak susu coklat di depan Lisa dan duduk disebelahnya

Lisa menoleh, mengangguk membenarkan lalu meminum susu itu.

"Lo disuruh ke ruang dance sama Jennie."

"Ngapain?"

Taeyong mengangkat bahu tak tau menau, lalu berlalu pergi.

Lisa menatap Taeyong kesal, perlahan dia bangkit, berjalan menuju ruang dance dengan sekotak susu ditanganya.

Lisa membuka pintu ruangan itu, baru selangkah dia masuk namun otaknya memaksa dia untuk keluar.

"lisa,"

Lisa berbalik, "gue nyari Jennie"

"Gue? Lisa, denger aku dulu"

Lisa berbalik, seketika dia merasa bersalah karna telah mengabaikan cowok itu. "Liat Jennie?"

"tunggu disini aja"

Lisa mengangguk dan berjalan masuk. Dia duduk agak jauh dari cowok itu. Lisa mengambil hapenya dan memberi pesan pada Jennie. Dia yakin ini pasti rencana Rose dan Jennie.

Lisa menoleh ketika merasakan bahu kanannya memberat. "Hanbin..."

"Bentar doang, 5 menit deh janji"

Lisa menghela nafas, "jangan disana, bahu aku sakit tidur disini aja" katanya sambil menepuk nepuk roknya

Hanbin mengangguk dan merubah posisi tidurnya dengan mata yang masih terpejam.

Melihat hanbin membuat dadanya tiba tiba sesak. Cowok itu membuatnya rindu dan sakit disaat bersamaan. Lisa lebih memilih memainkan hapenya untuk mengusir bosan.

"Hanbin, udah 5 menit"

Lisa bosan, sangat.

"Sampe bel masuk ya"

Lisa menghela nafas, mau gimanapun dia gak akan bisa nolak keinginan Hanbin.

"Hanbin, aku kangen. Bisa berhenti gak marahnya? atau di pause gitu untuk hari ini aja"

"Kan kamu yang marah" Hanbin menjawabnya dengan santai plus masih dengan mata terpejam membuat Lisa sedikit kesal.

"Kamu yang buat gara gara"

"Kamu salah paham lah, dia bilang gak ada yang nganter sekolah lagian kamu juga waktu itu dianter kak bobby kan? gak ada salahnya bantu orang"

"Dia bisa minta pacarnya buat jemput lah"

"dia gak punya pacar Lisa,"

"Temen kek apa gitu"

"emang kamu pernah di jemput rose?"

Lisa memejamkan matanya, berusaha sabar untuk tidak marah. "kan ada aplikasi ojek online pake itu lah"

Hanbin hanya mengangguk

Lisa mendelik, kemarin pacarnya itu terlihat kawatir tapi sekarang malah santai. "Kok kamu santai banget sih?!"

"June udah bilang, kamu santai aja."

Lisa sangat kesal, dia janji selepas keluar dari ruangan ini akan meminta penjelasan June.

"apa?"

Hanbin membuka matanya, menatap wajah cantik Lisa dari bawah. "apanya apa?"

"Ihhhh Yang June bilang lah"

Hanbin terkekeh pelan membuat Lisa kembali jatuh pada pesona cowok yang berstatus pacarnya itu. "Dia bilang kamu pura pura marah jadi dia nyuruh aku santai aja"

"Aku beneran marah."

Hanbin hanya tersernyum

"Kok kamu santai banget sih?!"

"Kan aku udah bilang," Hanbin bangkit dan menatap mata Lisa, berusaha menaklukan kembali amarah gadis itu

"Sini sini peluk dulu" Hanbin menarik tangan Lisa dan merengkuh gadis itu kedalam pelukannya dan Lisa tertarik pasrah "Maaf okay, aku sayang kamu"

Lisa mengeratkan pelukannya, "jahat banget sih"

****

"ngapain neh?!" tanya Taeyong sambil menatap kearah teman temannya.

"ku tak tahu" Jennie menggidikan bahu

sementara June tertawa keras, "Biar mereka baikan"

Rose mendelik, memukul bahu June dengan keras, "gak usah jail dong!"

June meringis, "aku tuh capek sayang, tiap hari Hanbin selalu nanya kenapa Lisa marah, kapan lisa berenti marah. Ya kan aku mana tau!"

"Ini gue yang bakal abis sama Lisa"

June menatap Yuta, "kenapa lo? harusnya Taeyong"

Taeyong mengangguk, "Gue yang nyuruh dia ke ruang dance"

"Gue temen sebangkunya, kalo ada apa apa gue yang di cincang"







akhirnya up
haha
aku tuh punya prinsip 'jodoh dtangan emak'

jangan lupa vote and comment kay
see u next chap❤️

[2] 08:08 - Hanlice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang