BIL#1 Dimulai
----
Haera menghentak-hentakkan kakinya kesal. Bagaimana tidak? Hell ya! Ia sudah menunggu orang itu bahkan lebih dari 2 jam. Sendirian. Sudah berbagai umpatan ia keluarkan dalam pikirannya. Dengan kesal, masih menggerutu, ia mengambil handpohone nya. Berniat menghubungi orang itu--mengucapkan namanya saja ia tidak sudi saking kesalnya. Namun, belum sempat ia memencet tombol hijau pada layar handphone nya, ia melihat ada seseorang berlari kearahnya."Haera-ya.. uhukk.. uhukkk.. jeball.. mian..hae" Pemuda itu berujar dengan napas tersengal-sengal.
"Yak Jeon Jungkook! Kenapa lama sekali? Kau tidak tau? Aku.. hikss... sudah lelah menunggu" Sebenarnya Haera sudah berusaha menahan tangisnya sejak tadi. Ia menunggu di halte ini sejak jam 4 sore dan sekarang sudah jam setengah 7 malam, ditambah lagi dengan ia yang kedatangan tamu bulanannya. Lengkap sudah penderitaannya.
"Chagi-ya, uljimaa.. jeball.. Maafkan aku, ne? Tadi dijalan macet sekali. Sudah-sudah, berhenti menangis baby. Kau lapar? Bagaimana jika kita makan dulu?" Jungkook merasa bersalah pada sahabatnya ini. Jadwalnya sedang padat belakangan ini membuatnya sibuk. Ditambah jalanan macet membuatnya stress. Melihat Haera nya sendirian di halte malam ini sudah cukup membuat jantungnya teremas. Ia bersumpah tak akan mengulangi ini lagi.
"Ani. Aku mau pulang saja. Aku lelah." Yang Haera butuhkan saat ini adalah kasur empuknya ditambah dengan selimut tebalnya. Apalagi belakangan ini suhu udara menurun drastis. Sepertinya salju akan turun tak lama lagi.
"Tapi... dimana mobilmu Kookie?" Satu hal yang baru Haera sadari setelah menenangkan diri adalah mobil Jungkook tidak ada di sekitar sini. Sesaat ia teringat saat Jungkook berlarian kearahnya, itu tanpa kendaraan! Kemana perginya mobil Jungkook?
"Bukankah sudah kukatakan tadi itu macet. Aku buru-buru kemari mengkhawatirkanmu dan memakirkan mobilku di minimarket. Nah kajja kita kesana."
Haera menghela napas pelan. Bahkan bahunya turun seiring helaan napasnya. Demi Tuhan! Ia lelah sekali hari ini. Tadi pagi ia harus berlari-larian mengejar dosennya dan disore hari ia kelelahan menunggu Jungkook. Bergerak 10 langkah saja ia tak sanggup, apapagi harus ke minimarket yang entah dimana itu. Ia bisa pingsan hari ini.
"Apa kau lelah? Mau kugendong?" Ya Jungkook memang rajanya peka terhadap situasi. Ia selalu tau apa yang Haera butuhkan.
Tanpa menunggu jawaban Haera, Jungkook merendahkan dirinya, memunggungi Haera. Akan tetapi, sampai beberapa menit kemudian, Haera tidak juga naik ke punggungnya. Dengan bingung, tubuhnya segera bangun dan berbalik menatap wajah Haera.
"Tidak mau."
"Eh?" Jungkook bingung, tentu saja. Kenapa Haera tak mau ia gendong?
"Aku tidak mau di gendong di belakang. Aku mau di gendong di depan."
Jungkook bengong. Berusaha mencerna maksud dari perkataan Haera tadi. Ia tersadar dari lamunannya saat kedua tangan Haera sudah melingkar di lehernya dan kaki Haera yang melingkar di pinggangnya. Jungkook gelagapan dan segera memegangi Haera agar mereka tidak jatuh. Kepala Haera bergerak menyusup ke leher Jungkook, berusaha mencari tempat yang nyaman. Sesekali mengendus aroma Jungkook. Ahhh.. Jungkooknya memang wangi walaupun berkeringat!
Berbeda dengan Haera yang sudah menemukan posisi nyaman nya. Jungkook justru merasakan jantungnya berdetak kencang. Sangat kencang sehingga mungkin saja Haera bisa mendengarnya.
Begini, coba kalian bayangkan. Ia dan Haera sudah mengenal lebih dari 7 tahun semenjak mereka duduk di bangku smp. Bahkan baik Jungkook maupun Haera sudah kenal--bahkan sangat dekat-- dengan keluarga masing masing. Sudah tak terhitung berapa kali mereka pernah tidur bersama. Tidur yang dimaksud disini hanya tidur saja sambil berpelukan jika itu yang kalian pertanyakan. Dan sialnya, belakangan ini, ia memandang Haera dengan pandangan yang beda dari sebelumnya. Jantungnya bahkan berdetak kencang setiap mereka melakukan touchy. Hingga ia sadar, sadar betul. Sebuah kenyataan. Yait---
"Kookiee, sampai berapa lama kita akan disini. Aku lelah sekali jadi ayo kita pulang sekarang."
Lupakan tentang jantung Jungkook yang masih berdegup kencang dan juga tentang cerita masa lalu mereka. Sekarang Haera menjadi prioritas Jungkook untuk membuatnya nyaman. Memangnya, kapan Haera tidak pernah menjadi prioritas Jungkook?
Setelah Jungkook merasa cukup dekat dengan mobilnya. Ia berniat mengeluarkan kunci di kantong celananya. Tetapi saat tangannya berusaha meraih kunci itu, Haera seakan terusik dari tidurnya. Jungkook hanya bisa mengusap rambut Haera pelan. Berharap gadis tersebut kembali terlelap dalam tidurnya. Akhirnya dengan susah payah, ia berhasil meraih kunci tersebut. Saat Jungkook hendak meletakkan Haera di kursi samping kemudi, pelukan Haera pada tubuhnya tak mau lepas. Haera menempel seperti koala pada tubuh Jungkook. Menggelengkan kepala kecil, Jungkook akhirnya duduk di kemudi, jelas dengan Haera yang duduk dipangkuannya sambil memeluknya. Sesekali ia mengusap pelan rambut Haera, sekali lagi berusaha memberikan ketenangan. Mengecup puncak kepalanya dengan lembut.
"Jungkook"
"Hmm?" Jungkook rasa Haera nya mengigau dalam tidurnya.
"Sleep well, baby" Jungkook berujar lembut sambil mencium pipi Haera.
Tetaplah begini, kau tau Haera, aku sangat bahagia.
Darahku.
Keringatku.
Air mataku.
Permata berhargaku.
Haera ku.
Ada satu hal, yang Jungkook sesali karena baru hadir sekarang. Satu hal yang membuat jantungnya berdegup kencang. Satu hal, yang bahkan sampai saat ini belum ia ungkapkan. Satu hal, yang keindahannya bahkan menjadi keindahaan no 1 dalam diri jungkook. Satu hal tu adalah sebuah kenyataan...
Kenyataan bahwa...
Dia, Jeon Jungkook. Pemuda berusia 20 tahun, menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta terhadap sahabatnya, gadis yang sedang memeluknya erat saat ini. Kim Haera.
----
BIL#1 SelesaiHai semua! Salam kenal untuk kalian semua yang mau meluangkan waktu untuk membaca cerita abal abal ini. This is my first story! So guys, I hope u like my story :)
Menerima segala kritik dan saran yang disampaikan secara sopan :)Jangan lupa voment ya!
With love,
Hara🍒
Dec, 6 two thousand seventeen
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In Luv
RomanceThis is a simple story about love. When a boy fall in love with a girl.