BIL#3 Dimulai
---
Neon nae hanappunin taeyang sesange ttak hana
Neol hyanghae pieotjiman nan jakku mokmalla
Neomu neujeosseo neujeosseo neo eobsi sal sun eobseo
Gajiga mallado deo himkkeot soneul ppeodeoHaera bernyanyi dengan semangat. Tak peduli suara nyaringnya mungkin bisa merusak pendengaran orang yang ada disini. Yang penting Haera puas meluapkan seluruh rasa penatnya.
Deo ttwige haejwo
Nareul deo ttwige haejwo
Du bare sangcheoman gadeukhaedo
Ni eolgulman bomyeon utneun nanikkaHaera menarik tangan Taehyung, mengajaknya ikut bernyanyi. Binar matanya terlalu jelas untuk Jungkook lihat saat ini. Ya terlalu jelas. Jungkook hanya tersenyum kecil melihatnya. Yang penting Haera bahagia.
Jangan tanya bagaimana Hoesedan juga Jimin. Mereka berdua sudah menggila sejak tiba di tempat ini. Dengan Hoseok mendominasi kali ini.
"Ya Juki! Kau kenapa? Sejak tiba disini kau hanya duduk saja, ayolah bernyanyi, aku tau suaramu bagus." Jimin heran dengan tingkah sahabatnya ini. Untuk apa ia mengajak karaoke kalau hanya duduk diam seperti ini?
Jungkook tersenyum kecil menanggapi ucapan Jimin. Matanya kembali menatap Haera dan Taehyung yang masih asik bernyanyi. Jimin mengikuti arah pandang Jungkook pun tersenyum mengerti.
"Hey, aku dan Jungkook akan pergi ke toilet sebentar, ne?" Setelah diangguki oleh Hoseok --Haera dan Taehyung terlalu asik dengan lagu mereka-- Jimin dan Jungkook pun pergi.
"Kenapa?" Jimin tanpa basa basi langsung mengajukan pertanyaan untuk Jungkook
"Hm?" Jungkook menatap Jimin bingung, tidak mengerti maksud pertanyaannya barusan.
"Jangan berpura-pura bodoh."
"Aku memang tidak mengerti maksudmu, hyung"
"Haera"
Jungkook menolehkan wajahnya pelan menatap Jimin, dengan pandangan yang sulit diartikan, Jungkook tau kemana pembicaraan ini akan berlanjut.
"Hyung, kita sudah sepakat untuk tidak membicarakan ini lagi."
"Tapi kenapa?" Jimin mulai kesal "Kau bahkan terlihat jelas menyukainya, Jungkook! Dan kurasa Haera juga me--"
"Dia tidak menyukai ku, hyung." Tersenyum hambar, Jungkook memotong ucapan Jimin dengan suara yang nyaris seperti bisikan.
"Ya! Jangan menyimpulkan sendiri. Kau bahkan belum bertanya padany--"
"Aku mendengarnya." Lagi, Jungkook memotong ucapan Jimin.
"Apa?" Jimin memastikan apa yang didengarnya kali ini.
"Aku mendengarnya, dia, Haera, mengatakan menyukai Taehyung dengan telingaku sendiri." Jungkook mengatakannya dengan tenang. Sangat tenang. Tapi itu justru membuat Jimin khawatir.
"Haera menyukai Taehyung? Yak Jungkook jangan bercanda! Itu tidak mungkin!"
"TAPI ITU KENYATAANNYA! HAERA.TIDAK.MENYUKAIKU. Kau tau hyung, saat aku mendengarnya, detik itu juga duniaku hancur berantakan." Nadanya meninggi, Jungkook sudah tidak tenang seperti tadi. Matanya memerah, menahan air mata yang ingin keluar. Wajahnya menunjukkan betapa frustasi dirinya saat ini.
"Jungkook, hei" Jimin khawatir, tentu saja. Jungkook bukanlah namja yang mudah menangis. Bahkan, dalam masalah terberat pun ia akan menahan dirinya untuk tidak menangis. Tapi saat ini, ia melihat Jungkook begitu rapuh. Sangat rapuh. Dan ini semua karena dirinya yang mengungkit masalah Haera.
"Jangan lari dari kenyataan begitu, Jungkook. Dengan diam dan menganggap semuanya masih sama bukanlah suatu jalan yang benar. Kau harus menanyakannya langsung pada Haera. Setidaknya kau berusaha kan?" Menghela napas pelan, Jimin mengusap punggung Jungkook. Jungkook sendiri masih diam, berusaha menenangkan dirinya.
"Jungkook, aku minta maaf ne? Uljima. Kau tidak ingin kan saat kita kembali matamu bengkak dan semua akan mempertanyakan apa yang terjadi di toilet. Mereka akan menuduhku melakukan sesuatu padamu nanti." Jimin merasa bersalah, ia berusaha menghibur Jungkook dengan candaan yang sama sekali tidak lucu.
Jungkook tersenyum pelan. "Ne, gwenchana hyung. Aku baik baik saja. Terima kasih atas saranmu tadi. Aku menjadi lebih baik sekarang. Kajja kita kembali"
**
"Ya! Kenapa kalian lama sekali. Apa yang kalian lakukan di toilet berdua?" Haera berujar kesal. Pasalnya waktu karaoke mereka telah habis dan Haera baru menyadari Jungkook tidak berada dalam satu ruangan dengannya entah sejak kapan. Saat ia tanya Hoseok, ia baru tau Jungkook dan Jimin ke kamar mandi.
"Haera ku, ini urusan namja. Seorang yeoja tidak boleh tau." Mata Jimin mengedip pelan, berusaha menggoda Haera. Dan itu berhasil karena sekarang Haera tambah kesal.
Mereka beriringan berjalan menuju parkiran, diiringi percakapan ringan. Haera memasuki mobil Jungkook cepat, masih merasa kesal dengan kejadian tadi. Jungkook hanya tertawa kecil melihatnya. Sedangkan Taehyung dan Hoseok sudah pulang lebih dulu.
"Hyung, aku pulang duluan. Kau hati hati dijalan nanti."
"Tunggu Juki"
"Ne?"
"Kapan kau mendengarnya?" Jungkook mengernyitkan dahinya pelan.
"Masalah toilet" Jimin melanjutkan ucapannya, berusaha membuat Jungkook mengerti.
Jungkook mnghembuskan napasnya. Menatap Jimin, masih dengan senyum manis di wajahnya.
"Beberapa waktu yang lalu, di gedung Bighit tempat kita biasa latihan. Hari dimana aku berniat memintanya untuk menjadi kekasihku."
---
BIL#3 SelesaiHai!! Maafkan cerita abal abal ini ya wkwkwk. Kalo misalnya ada kritik dan saran komen aja ya. Terima kasih untuk yang sudah bacaaa!! Gomawo!.
With love,
Hara🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In Luv
RomanceThis is a simple story about love. When a boy fall in love with a girl.