Apartemen

2.4K 68 10
                                    

"Kenapa sih mamah pake nyuruh aku anterin kue ini, padahal ini hari minggu " Gerutu seorang Gadis yang kini tengah bersusah payah menggoes sepedanya. Sesekali dia mengusap peluh di dahinya, suasana hari ini sangat panas hingga membuat siapa saja pasti berpikir dua kali kalau keluar rumah. Namun gadis bernama Kirana ini dengan terpaksa harus mengantarkan pesanan Kue ke apartemen dekat lingkungan nya tinggal, bibirnya mengerucut sebal dia kesal karena hari liburnya harus terganggu ketika Nadia yang merupakan mamahnya menyuruh mengantarkan pesanan toko kue nya.

"Cape banget ih " keluhnya, mengambil beberapa nafas dan mengeluarkan perlahan.

Dia sampai di gedung apartemen yang menjulang tinggi di hadapannya, di letakan nya sepeda itu dengan rapi dan berjalan menenteng kantong keresek yang lumayan cukup besar berisi kue.

"Pyuh akhirnya bisa neduh juga " ucap nya ketika sudah sampai di depan lif, menekan bebrapa tombol di sana.

Ting....

Pintu lif terbuka dia sedang berada di lantai 6 gedung apartemen itu, pandangan nya mengedar mencari nomor alamat di pesanannya.

Nomor 603 nomor yang di cari nya, di menekan bel di samping pintu itu dengan sedikit berteriak dia memanggil orang di dalam.

"Permisi, pesanan kue nya " Kirana berteriak membuat suaranya bergema di lorong Apartemen itu.

"Permisi" dia memanggil lagi, namun tidak ada jawaban.

Kirana menunggu dan menekan bel itu sekali lagi.

"Permisi " teriaknya lagi lagi, namun tak ada respon sama sekali membuat dia jengah dan mendengus kesal. Sia sia usaha yang di keluarkan hari ini, pikir nya.

Dia hendak memutar tubuhnya untuk kembali namun pintu itu terbuka namun hanya sedikit. Kirana segera mengurungkan niatnya.

"Permisi ini pesanan kuenya " Ucapnya setelah mendapati pintu itu terbuka dengan menampilkan sosok pria yang em... berantakan. Rambut kusut, baju kaos oblong dan celana pendek, tak lupa wajah bantal dengan  bengkak di mata sepertinya dia baru bangun tidur tampak dari cairan putih bening di sudut bibirnya.

Mata Kirana memicing menilai orang di depannya, dia menatap orang di depannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bibir terangkat ke atas menampilkan seringai yang cukup menakutkan.

"Click.... " Suara dari handphone Kirana membuat orang di depannya menatap dirinya kaget, Kirana memotret orang itu yang tampak tak siap kemudian  melambaikan tangan di depannya.

"Hello "

Melihat raut wajah dari orang itu membuat Kirana melebarkan senyumnya.

"Ng... ngapain lo disini?" Tanya orang itu dengan sewot.
Dia adalah Kevin Anggaskara. Ketua klub Basket di sekolah nya sekaligus orang yang membuat masa SMA nya sedikit suram.

"Hapus gak, lo jangan main main deh "

Kirana menggelengkan kepalanya
"Wah kalau gua posting ini di website sekolah bagaimana reaksi orang orang ya ?" Tanya Kirana pada diri sendiri.

Kevin yang mendengar itu melangkah maju untuk mengambil handphone Kirana, namun Kirana segera menghindar dengan memundurkan diri kebelakang. Merasa gagal Kevin mendengus kesal dan bersedekap dada memandang Kirana sinis.

"Hapus gak, Kirana " tekan Kevin tak terima dengan Kirana yang mengambil foto nya sembarangan terlebih dia sangat jelek sekarang. Kevin mengakuinya meskipun sedikit menyangkal.

"Urusan lo kesini ngapain sih, lo udah berubah jadi penguntit ? Atau lo sebenarnya paparazi?" Tanya Kevin beruntun.

"Gua tahu kok, Gua ganteng " Kata Kevin percaya diri

Kirana memutarkan matanya jengah, lagi lagi tingkat kenarsisan orang di depannya telah kambuh.

"Dih pede, amit amit" Sinis Kirana, dia menyerahkan kantong plastik ditangannya dengan kasar membuat Kevin dengan susah payah menerimanya.

"Lo beneran suka sama gua ya, pake ngasih hadiah segala " Tuduh Kevin menjadi jadi, dia berpikir kalau Kirana benar benar jatuh hati padanya buktinya sekarang dia memberi hadiah.

"Wah gak usah repot-repot, sebelum makasih karena udah suka sama gua. Tapi maaf lo bukan tipe gua " Kata Kevin menatap Kirana seolah merasa bersalah.

Kirana lagi lagi memutar matanya jengah, dia tak habis pikir dengan Kevin yang memiliki tingkat  pede akut. Ck sepertinya dia memang sudah kekurangan obat. Pikir Kirana.

"Ah justru gua yang minta maaf" Kata Kirana menggantung, Kevin menatap Kirana menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir nya.

"Lo terlalu pede, siapa yang suka sama lo atau ngasih hadiah. Gua cuma mau nganterin pesenan kue, kenapa ? Lo berharap kalau gua jadi pacar lo?" Kata Kirana puas membuat Kevin mendengus kesal di depannya.

"Najis " Kevin menggelengkan kepalanya seolah tak ingin jika itu terjadi.

"Sekarang sini mana uangnya? " Kirana menyodorkan tangannya hendak menagih pembayaran pesanannya.

"Dih sekarang lo minta uang ke gua, gua bukan bapak lo " Cibir Kevin

"Lo bisa jangan mikir yang lain lain deh, gua cuma minta bayaran kue pesenan lo " sewot Kirana jengah, keinginan nya sekarang adalah segera pulang, menonton Drama Korea dan rebahan tentunya . Namun orang di hadapannya membuat dirinya harus menunda kegiatan itu.

"Siapa yang pesen ?" Tanya Kevin meminta penjelasan, pasalnya dirinya tak memesan kue begitu pun mamah nya yang sejak tadi hanya diam di rumah.

"Ya enggak tahu kuda Nil , lo nanya gua ? yang punya rumah kan lo bukan gua " ceroscos Kirana kesal.

"Gua enggak pesen, lo salah kirim kali " lagi lagi  Kevin membuat emosi  Kirana mendidih.

"Lo kalau gak mau bayar ya tinggal bilang, jangan bikin emosi deh "

"Ya emang gua nggak mesen, lo mending balik deh " usir Kevin, dia mengibas ngibas kan tangannya menyuruh Kirana segera menjauh.

Mendapat respon seperti itu, Kirana yang kesal segera mendekat ke arah Kevin dan menarik rambut Kevin sedikit kasar, membuat sang empu ikut tertarik ke depan dan meringis mendapat sakit di kepalanya.

"SAKIT ANJIR, LO GILA " Teriak Kevin, namun Kirana seolah menulikan pendengarannya dan kembali menarik Kevin hingga leher Kevin di apit oleh tangan di ketiaknya.

"Siapa suruh lo ngusir gua, bayar dulu. lo jangan bawa bawa masalah pribadi di antara kita ke bisnis keluarga gua " Kirana menjitak kepala Kevin beberapa kali saking kesalnya.

Kevin memberontak dia mendorong tubuh Kirana sedikit menjauh dari tubuhnya, dengan kesal dia masuk ke apartemen dan keluar kembali dengan membawa beberapa uang di tangannya.

"Nih " sodor nya dongkol, Kirana hanya nyengir kuda tanpa meminta maaf sedikit pun.

"Dari tadi kek, jadi gua gak harus ngeluarin tenaga ekstra lagi " Kata Kirana mengambil uang itu dan memasukkan nya ke kantong celana.

"Dah pergi lo " usir Kevin setengah berteriak, dia sangat kesal. Lehernya sakit dan memerah akibat ulah Kirana, ditambah  sekarang dia malu karena diperlakukan seperti itu oleh musuhnya, Ya musuh di SMA nya.

"Ini juga mau pergi" kata Kirana tak kalah sewot, matanya memicing memberi peringatan kepada Kevin kalau urusan dengan dirinya belum selesai.

"Awas mata lo gua colok " Kevin menerima peringatan Kirana.

"Siapa takut " balas Kirana menantang.

Kevin masuk ke dalam apartemen nya setelah Kirana tak terlihat lagi.

"Dasar cewek Gila" Kevin membatin


______________________________________

Hello ini adalah cerita pertama yang aku tulis, jika cerita dan tulisan nya sedikit gaje mohon di maklum ya. Wkwkwk

Selamat membaca.

Encinese 2017

Kevin & KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang