Aku mencintaimu - Aldo

1.3K 44 0
                                    

Sore menjelang malam. Bersama angin yang berhembus dengan lembut. Kita berjalan berdua diantara orang asing. Aldo berdiri disebelahku. Ia tersenyum. Perasaanku terhanyut. Detak jantungku yang masih saja sedari dulu berdetak dengan cepat ketika bersamanya.

Teringatlah aku pada masa itu. Masa dimana pertama kalinya kita dipertemukan, lalu berlanjut dengan kisah manis dan pahit yang terjadi secara bergulir. Kisah itu kini menjadi kenangan. Ingatkah kau, Aldo? Saat pertama kali aku dibonceng olehmu. Anginnya pun seperti angin hari ini, lembut seakan sengaja untuk diberikan pada kita. Langitnyapun begitu indah, begitu juga hari ini. Persis sekali. Hari itu adalah awal dari kisah kita.

Dengan cuaca hari ini yang indah, berdua bersamamu, melihatmu tersenyum menikmati hari ini seharusnya aku bahagia. Tapi, semakin ku melihatmu, semakin sakit hatiku, karena hari  ini adalah sisa waktu aku bisa bersamamu.

"Pia" Aldo berhenti

aku menatap punggungnya, menunggu apa yang dikatakannya.

"Hari ini indah seperti hari itukan. Saat pertama kali aku memboncengmu" Aldo menyeringai. Mataku terbelalak, Aldo mengingatnya. Padahal waktu itu, dia bahkan tak mengatakan sepatah katapun.

Aldo menatap langit. Tersenyum tipis. "indahnya" Cetus Aldo. aku menunduk, menahan air mata.

-----

"Kita sampai" ucap Aldo yang berdiri didepan sebuah kafe.

"kafe?"  Tanyaku

aldo mengangguk, aku membuka pintu kafe dan

balon berwarna warni ada dimana mana, terdengar lagu 'selamat ulang tahun' yang dinyanyikan Aldo dari speaker, ada kue bertuliskan ' 17 tahun lebih awal' dimeja yang berada ditengah yang disekitar mejanya terdapat taburan bunga mawar.

aku tersenyum menatap Aldo,

"Selamat ulang tahun, Pia sayang. Maaf, ulang tahunnya dicepetin"

aku tersenyum

"Ayo" ajak Aldo

"potong kuenya potong kuenya potong biar bisa dimakan potongtongtong" Aldo bernyanyi tidak jelas membuatku tertawa

"tiup lilin dulu kali" gerutu ku

"kelamaan" aldo masang wajah cemberut kemudian kami tertawa.

Aku meniup lilin lalu memotong kuenya dan aku memberi kuenya ke Aldo

"nih" ucapku

"wah kayaknya enak nih"

"dimakan dimakan"

Aldo mengambil kue tersebut dengan sendok lalu hendak dimasukkan kedalam mulutnya tapi... sendok itu diarahkan padaku.

aldo tersenyum begitupun denganku, aku memakannya.

lalu aldo menyuruhku duduk di kursi, kemudian aldo mengambil gitarnya.

"ini hadiah buat kamu"

"ini hadiahku?" tanyaku sambil menunjuk gitar

"enak aja, ini cinta pertama aku kali"

aku menyipitkan mata "terus apa?"

"lagu buat kamu, aku yang nulis khusus untuk kamu"

Aldo memetik senar gitarnya, sedikit bergoyang kecil, kemudian ia bernyanyi dengan suara lembutnya.

Terasa seperti dibawa kedalam dunia Aldo, alunan lagu itu membawa jiwaku, menggetarkan hatiku.

tapi ternyata hal itu semakin kuat, ketidakmauanku semakin besar, dan akhirnya hal yang sangat aku ingin ucapkan tapi selama ini kutahan, semuanya terlepas

"Aldo, jangan pergi. Jangan tinggalin aku" aku menangis

Namun, Aldo terus bernyanyi bahkan lebih kencang.

"Aldo, aku gamau." tanganku mulai bergetar, tangisanku semakin mendera.

tapi,aldo terus bernyanyi, lalu ia berhenti.

"pia"

"a...ku... benar be...nar gamau kehilangan kamu do"

aku terus menangis

"pia lihat aku", "pi"

aku mendongakkan kepalaku

"Maaf aku gabisa ngelakuin apapun tentang masalah ini, aku cuma bisa bilang" aldo berhenti sejenak

"aku mencintaimu, itu saja" Aldo berkaca kaca

dan aku tetap menangis.

-Ingin kuputar waktu berulang ulang agar perpisahan ini tak pernah terjadi-









Kembalilah, aku rindu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang