Prolog

2.2K 177 10
                                    

"Dengar baik - baik jagoan. Bima ayahmu, dan Erin adalah ibumu. Dan harus kamu ingat, tidak ada ibu lain selain Erin. Kamu mengerti jagoan? Satu - satunya ibu yang kamu miliki hanya Erina Kartika Putri," bisik seseorang.
Seorang anak laki - laki empat tahun berlarian disebuah taman dengan senyum ceria memainkan miniatur pesawat terbang.
"Mama, terbang, Ma, hahaha," serunya sambil berlari kearah seorang wanita yang juga menyunggingkan senyum penuh kehangatan pada bocah kecil itu.
"Genta hati - hati, Sayang," seru wanita itu masih dengan senyum diwajahnya.
Tiba - tiba semua jadi gelap, bocah kecil itu terperangkap dalam kegelapan ketakutan dan tak tahu harus kemana.
"Heh." Panji terperanjat terbangun dari tidurnya, keringat sudah membanjiri seluruh tubuhnya.
Mimpi itu lagi, suara laki - laki juga wanita yang sepertinya dekat namun jauh baginya. Bahkan Panji tak mengenalnya, dan wajah dua orang itu tak terlihat jelas. Dan anak kecil itu siapa sebenarnya? Dan apa hubungan mimpi itu dengan dirinya? Kenapa dia selalu mimpi seperti itu.
***
Berulang kali Erin menengok kebelakang, berharap tak ada yang mengikutinya. Namun harapannya itu sia - sia, mobil dibelakangnya semakin dekat, dekat, dan dekat. Jarak mobil mereka tidaklah jauh namun pengendara dibelakangnya melaju dengan kecepatan tinggi. Ya, dia memang sengaja ingin menabraknya.
Wijaya berusaha tetap tenang mengemudi, meskipun kini jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Bahaya sedang mengintai mereka, usahanya menyelamatkan Erin juga Genta sepertinya di ketahui musuh. Entah musuh yang mana, yang dia tahu tidak sedikit yang menginginkan perusahaannya hancur. Dan liciknya mereka menggunakan orang - orang yang dia sayang sebagai senjata penghancurnya.
Erin dan Genta adalah sasaran utama, mereka tahu betapa Bima sangat mencintai mereka. Jika keduanya lenyap itu artinya kehancuran Bima, yang artinya hancurnya perusahaan Wijaya, karena Bima adalah putra satu - satunya.
Wijaya tersenyum kecut, rendahnya pemikiran mereka, bukankah Wijaya memiliki dua anak? Satu hal yang tak pernah diketahui musuh. Bahwa Wijaya telah membagi secara adil hak warisnya pada kedua anaknya itu. Setidaknya dia telah menyiapkan segala kemungkinan terburuk sejak lama. Jika Bima hancur masih ada Mira. Dan Jaya Abadi akan tetap bertahan.
Mira yang sengaja tak pernah dia tonjolkan di depan umum. Dialah kekuatan yang sebenarnya bagi Wijaya. Dia yakin Mira yang akan tetap bisa membuat Bima berdiri. Menjadi penopang saat adiknya itu terpuruk. Putri yang memang dia siapkan layaknya srikandi. Lembut, tapi tangguh dan kuat.
Erin terpejam, memeluk Genta semakin erat berusaha melindunginya. Berharap ada keajaiban. Namun nyatanya keajaiban itu telah menjauh. Tak berapa lama, mobil yang dia tumpangi terguncang cukup keras. Bisa dia rasa Genta menggigil ketakutan dalam dekapannya.
Tak berani membuka mata, Erin merasakan mobil yang dia tumpangi makin terguncang. Dan dia terdorong kesamping dengan keras sebelum kepalanya membentur atap mobil dan terlempar lagi tak tentu arah. Erin masih berusaha mempertahankan dekapannya, berharap Genta tetap aman. Namun kepalanya dilanda sakit dan berat, Erin tak mampu menahan rasa sakit itu, diapun hilang kesadaran. Pintu terbuka dengan sendirinya, dirinya terhempas keluar Genta terlepas dan terpental. Berguling - guling dan terhenti dengan kepala membentur batu, jeritan kesakitan terdengar sebelum suasanya menjadi sunyi.
Mobil yang Erin tumpangi sengaja ditabrak berkali - kali dari belakang juga dari arah samping hingga akhirnya oleng dan masuk jurang. Mobil itu berguling - guling sebelum akhirnya meledak didasar jurang. Senyum penuh kepuasan tercetak dari orang yang telah menyebabkan kecelakaan itu. Misinya berhasil, telah menghabisi targetnya.
***
hallo ketemu lagi dengan jingga ^_^
akhirnya bisa publis sequel kedua kamu masa lalu juga masa depanku
baru prolog sih, mudah mudahan cepet selesai ya

salam hangat
jingga langit senja

DEARESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang