Kedai Kopi

19 0 0
                                    

Sebelum pulang kerumah, aku selalu mampir ke kedai kopi di pusat kota. Kedai ini sudah sangat lama berdiri dan kopi disini khas nusantara mulai dari kopi gayo, toraja, aceh, bahkan Luwak sekali pun tersedia disini. Suasana yang sangat klasik berpadu aroma kopi membuat ku selalu kembali kesini.

Seperti biasa aku selalu memesan kopi toraja, dengan kekuatan rasa yang membuat ku semakin memahami cara menikmati secangkir kopi. Dan selalu duduk di dekat jendela yang menghadap langsung ke jalan. Melihat orang - orang berlalu lalang dan aku menyukai meja ini, selain bisa melihat langsung ke jalan disini lah aku bertemu dengan dia.

Aku bertemu dengan Dinda seorang wanita dengan sejuta kejutan-nya, duduk didekat jendela yang menghadap langsung kejalan. Ditemani kopi hangat dan buku kecil serta tas gunung yang besar disamping kakinya.

                            *********

"maaf, bisa bergabung disini? "ucap ku.
"ya boleh" dengan senyum diwajah nya.
"terima kasih. Jingga.... " sambil mengulurkan tangan
"Dinda" balasnya.
"Sendirian?" Tanya ku.
"Iya.. "
Dan kita pun terdiam..
"Kamu tinggal disini? "tanya dinda.
"iya rumah ku tidak jauh dari sini".
"kamu sudah pernah naik gunung ini? " sambil menunjukan foto dari handphone nya.
"Sudahh, kenapa? ".
"Besok aku berencana ingin mendaki ke sana, berdua bersama sahabat ku. Bisa sedikit cerita tentang gunung ini? "
"hmm.. Jadi,..." aku pun menceritakan tentang jalur maupun pos camp yang ada di gunung tersebut.

Setelah beberapa lama handphone dinda pun berbunyi.

"maaf sebentar aku angkat dulu",berdiri dari kursi.
"iyaa".jawabku

"Sahabat ku baru bisa berangkat besok hari dari kota" Dengan nada sedikit kecewa.
"kenapa? ".
"iya dia bilang, ada pekerjaan yang ga bisa di tinggal".
"jadi besok? " saut ku.
"semogga saja dia tidak telat. Oia jingga, terima kasih ceritanya. Aku harus segera ke hotel untuk beristirahat, karna besok harus menyiapkan pendakian."
"oke baik,sama -sama. Perlu ku antar?".
"Tidak terima kasih" Sambil mengangkat tas gunung nya.
"Ini nomer handphone ku, jika sewaktu - waktu kamu butuh bantuan" memberikan tissue.
"Iyaa sekali lagi terima kasih ya, aku pergi dulu. Dah" berjalan meninggalkan kedai.
"daah".

Aku kembali menikmati kopi toraja yang sudah mulai dingin.

                          *********        
Dan itu saat pertama kali ku bertemu dengan Dinda.

Waktu berlalu, semakin malam. Sudah saat nya aku bergegas pulang.

 Sudah saat nya aku bergegas pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang