Catatan Karin

3. Planning

Tett...tett...tett...

Bel sekolh berbunyi tanda bahwa hari ini sekolah telah usai, Karin membereskan buku-bukunya kedalam tas lalu segera keluar kelas seperti biasa dua bodyguardnya selalu setia berdiri dibalik pintu kelas.

Karin tak memperdulikannya ia berjalan menyusuri koridor-koridor yg dimana siswa-siswi juga sedang berlalu lalang untuk pulang, ia menuju pintu gerbang disana terdapat pak Parto yg sudah siap menunggu menjemput Karin disamping mobil, pak Parto membukakan pintu untuk Karin masuk kedalamnya diikuti masuknya ke dua bodyguard kedalam mobil.

"aku mau ke mall" ujar Karin langsung saat pak Parto memposisikan diri dikursi pengemudi

"baik non" tanpa babibu pak Parto langsung melajukan mobilnya menuju tempat tujuan sang nona

***

Ketika sampai tepat didepan pintu Mall Karin langsung keluar dari mobil dan begitupun juga dengan bodyguardnya. Karin mendengus lemah dan memutar bola matanya jengah pak Parto melajukan mobilnya menuju parkiran.

Karin langsung menapakkan kakinya menuju pintu masuk Mall, ia melihat-lihat tulisan-tulisan yg ada seperti Discont yg membuat kaum hawa langsung menghampirinya... tapi Karin hanya melihatnya saja tak berniat untuk membelinya, Karin memutuskan untuk membeli minuman ia menuju Starbucks membeli minuman untuknya dan untuk bodyguardnya karena Karin tahu seharian saat mereka menjaganya mereka tidak makan meskipun ikut kekantin bersamanya saat jam istirahat meskipun Karin tak suka kehadiran mereka tapi Karin tak sejahat itu membiarkan mereka mati kelaparan hanya untuk menjaganya barang haus sekalipun Kaarin masih memiliki 'hati nurani'.

Karin keluar lalu menyodorkan dua minuman ke arah dua bodyguardnya, meskipun mereka tampak ragu mengambilnya mereka juga tau bahwa nona mudanya sedang berbaik hati dengan tatapan 'ambilah' seolah-olah tatapannya dapat berbicara mereka pun menerimanya.

Karin berjalan-jalan kembali keliling sekitaran Mall sambil menyesap minumannya.

'Rencana ku harus berhasil' batin Karin

Karin melirik kebelakang dengan ujung matanya memastikan dua bodyguardnya itu masih ada lalu ia menyunggingkan senyuman yg tak dapat diartikan.

to be continue ...