Chapter Three

19 0 0
                                    

"Walau pun semalam aku & Argya menghabiskan waktu bersama, ya sekadar membantu mengerjakan tugas kuliah, makan malam bersama dan nonton film di DVD, aku.. Tasya, setelah kebahagiaan sederhana tersebut, ketika fajar merekah, aku selalu menjadi begitu merindukan Argya. Aku sengaja bangun pagi untuk menyiapkan kejutan khusus untuk Argya. Dan karena, aku sama sekali belum pernah mengunjungi rumahnya."

"Argya, bangun!!" bentak Shella sambil mengoyang-goyangkan tubuh Argya.  Argya tak bergerak sedikit pun. Lalu Shella menarik bantal sanggahan kepala Argya. Tetapi Argya hanya mengambil guling dismpingnya lalu meletakkanya dikepala tanpa membuka mata sekali pun.

"Tasya, dateng. Dia ada di depan pintu" bisik Shella ditelinga Argya. Sontak membuat Argya terbangun lalu mencoba menuju pintu depan tetapi terjatuh karena kakinya tersangkut selimut ditempat tidurnya. "Aduh.." Shella hanya tertawa geli melihat Argya terbentur lantai kemudia Shella memberitahu Argya bahwa ucapannya tadi hanya bohong agar Argya terbangun.

Tampak Argya agak kesal dengan sikap bercanda Shella barusan. Ia berdiri kemudian duduk dipinggiran tempat tidurnya sambil mengusap lulut kirinya.

Shella pun mengambil sebuah kertas putih besar yang memiliki gambar seperti blue print untuk startegi tim sepak bola atau pun basket.

"Ini hal yang lo harus inget dan harus lo lakuin untuk ngerebut hati gue dimasa ini. Gue sebut strategi melulhkan hati Shella Teen (mengacu pada usia Shella masa kini yang memang masih belasan)" ucap Shella sambil memperlihatkan gambar kertas tadi kepada Argya yang masih terduduk. Argya hanya melihat sekilas keseluruhan gambar tersebut lalu ia pun meraih gambar tersebut dengan kedua tangannya dan protes kepada Shella. "Kalo harus ngikutin ini semua, terus gue gak ada waktu sama Tasya dong?"

Shella hanya tersenyum kemudian melihat kertas tersebut dari sisi atasnya lalu menunjuk dengan telunjuk kanannya sebuah kolom yang bertuliskan "PRIORITAS" yang artinya adalah, Argya harus memprioritaskan Shella Teen jika ingin menyelamatkan hidupnya dikemudian hari, tidak.. tapi tahun. Argya hanya menghela nafas lalu merebahkan tubuhnya ketempat tidur sambil menutupi wajahnya dengan kertas tadi. Shella mendekati tubuh Argya kemudian mengangkat kertas tersebut dari wajah Argya. "Demi cinta" bisik Shella sambil menatap wajah Argya begitu dekat sehingga terlihat seperti akan terjadi ciuman. Mereka saling tatap beberapa saat, kemudian Shella bangkit dan berdiri. Ia menarik tangan Argya. "First, grooming." ucap Shella sambil menepuk bahu kiri Argya kemudian meninggalkannya.

Argya membersihkan dirinya, lalu terlihat berganti-ganti pakaian yang dipilihkan Shella, lalu Shella juga terlihat mendandani penampilan Argya. Ya Shella tengah make over Argya.

"Ok then, introducing" ucap Shella sambil menatap Argya dengan tersenyum dan menaikturunkan kedua alisnya secara bersamaan. Shella membawa Argya kesudut lain kamar, didepan kedua orang tersebut terpampang sebuah white board dengan gambar yang mirip dengan yang dikertas startegi tadi. "Ini tujuan gue balik ke masa lalu. Lo harus bisa meyakinkan Shella Teen bahwa lo bukan bermarga Tarat, tapi lo bermarga Shoming. Sebelum itu, lo harus rubah semua nama akun media sosial lo dari Argya Tarat menjadi Argya Shoming, or Just Argya." "Tapi gue gak biasa untuk.." ucapan Argya terpotong melihat tatapan Shella. "Cowok bukannya terbiasa berbohong?" Lalu Argya mencoba memperagakan perkenalan dengan Shella Teen seperti yang Shella inginkan.

Di sebuah kantin sekolah..

Tampak Shella Teen tengah duduk dikursi kayu yang panjang, dengan meja persegi panjang besar dihadapannya, ia tengah memperhatikan sebuah buku sambil sesekali menenggak es jeruk didepannya dengan sedotan. Tak lama seorang siswi yang adalah temannya ikut duduk disampingnya dengan membawa gelas berisi es teh manis dan mangkok bakso. Mereka pun duduk bersama. "Shell, cowok itu kok ngeliatin lo mulu ya?" ucap temannya sambil mengaduk baksonya. Shella Teen lalu mengalihkan pandangannya ke arah meja yang dimaksud temannya tadi. Seorang pria dengan kacamata hitam dan topi sedang menatap ke arah Shella Teen.

"Teeeeeeeeett.." tiba-tiba suara bel masuk berbunyi memecah pandangan Shella Teen. "Yah, baru juga mau makan, abangnya sih lama banget tadi." keluh teman Shella Teen. "Sabar ya, yuk masuk daripada nanti dihukum." ajak Shella Teen yang kemudian melihat lagi ke arah pria msiterius tersebut yang ternyata sudah tidak ada siapa pun ditempat duduknya tadi.

Sore nya di sebuah mall..

Terlihat Shella masa depan atau kita sebut Shella Ties karena usianya yang sudah puluhan tahun hahahahaha. Shella Ties sedang berbincang dengan Argya sambil duduk disebuah kedai kopi. Seperti membicarakan sebuah taktik atau rencana besar. Tak lama Shella Teen lewat didepan mereka, lalu duduk tepat diseberang meja Shella Ties & Argya. Shella Teen tidak sadar akan kemiripan wajahnya dengan Shella Ties karena tertutup dengan masker dan kaca mata netral. Shella teen memesan segelas ice coffee blend dan membaca buku ditangannya.

"Ternyata gue masih inget kebiasaan gue waktu setelah pulang sekolah, baca novel di kedai kopi ini sambil minum ice blend coffee." ucap Shella Ties bangga. "Argya, sekarang lo temuin dia terus ajak kenalan, basa basi kayak yang udah gue ajarin, bahas tentang novelnya. Bikin dia terkesan." perintah Argya sambil berbisik takut kalau-kalau Shella Teen mendengar pembicaraan mereka. "Sekarang?" tanya Argya. Terlihat Argya menolak perintah dari Shella, kemudian Shella mencoba mendorong Argya untuk mendekati meja Shella Teen berada, tapi Argya berusaha keras untuk menahan tubuhnya agar tidak berpindah tempat agar tidak lebih dekat dengan meja Shella Teen. Tak lama handphone Shella Teen berbunyi, sontak Argya & Shella Ties buru-buru kembali duduk seperti semula. Sambil menerima telepon, Shella Teen membayar pesanannya, lalu membawa ice blend coffee ditangan kirinya, berjalan melewati meja Argya & Shella Ties sambil tetap berbicara dengan handphonenya. Terdengar kata "Kak" terucap dari mulut Shella Teen, yang membuat Shella Ties berpikir dan mencoba mengingat siapa yang pernah dia panggil Kak dan menelepon di sela jam baca novelnya. Yah mungkin Kakak kelas, pikirnya.

"Pulang aja yuk" ajak Argya.

"Yah lo sih, keburu pergi kan gue nya. si Teen maksudnya." keluh Shella.

"Abisnya dadakan gini, jadwal gue yang kemarin udh gue susun hari ini jadi berantakan nih gara-gara lo. Tasya juga gak bisa dihubungi dari tadi." keluh Argya

"Yaudah ayoo." ajak Shella dengan nada kesal.

Sementara Teen telah naik taksi dan pergi entah kemana.

Sesampainya dirumah Argya, Ties segera menuju dapur dan Argya sedang duduk melepas lelah di sofa. Kemudain Argya teringat dengan Tasya dan merasa khawatir karena kekasihnya sulit dihubungi. Ia mencoba mengeluarkan handphone dari saku kanan celana jeansnya. Tapi tidak ada, dia meraba saku lain tapi tidak ada juga. Ia pun mencari ketiap sudut sofa. Lalu Argya beranjak ingin keluar rumah sambil membawa kunci mobilnya. Ia berpikir mungkin handphonenya tertinggal di mobil. Argya menarik pintu didepanya, lalu terlihat Tasya sedang berdiri didepan pintu tersebut sambil tangan kanannya terkepal seolah baru saja ingin mengetuk pintunya. "Tasya?" tanya Argya terkejut. "Aku sengaja kesini mau kasih surprise, bentar ya" ucap Tasya senang sambil mencoba mengeluarkan sesuatu dari tas nya. Argya pun teringat bahwa Shella sedang berada di dapur, ia menjadi khawatir bagaimana menjelaskan kepada Tasya bahwa ada wanita lain yang walau pun sudah tua tetapi masih terlihat cantik dan berada dirumahnya, apalagi dia adalah cinta sejati Argya dari masa depan.

"Argya, gue bikinin lo es jeruk buatan gue nih, pasti seger.." ucap Shella Ties sambil membawa 2 gelas es jeruk diatas nampan. Argya pun panik, Tasya pun heran melihat Shella Ties lalu menatap penuh tanya kepada Argya. Sementara Shella hanya bisa terdiam dan menunjukan ekspresi terkejut.

LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang