Aku membuka pintu apartemenku. Gelap adalah hal pertama yang aku lihat. Setelah menutup kembali pintu, aku segera menyalakan semua lampu yang terdapat di setiap ruangan. Aku melihat jam di tanganku yang menunjukan pukul 11:30 malam. Pantas saja jika tak ada yang menyambutku pulang setelah hampir 25 hari aku pergi ke luar negri. Aku ingatkan jika aku sebenarnya tinggal sendiri. Walau begitu biasanya akan ada suara cempreng yang selalu menggema di setiap ruangan setiap aku datang menyambutku pulang. Ah... mengingat orang itu Aku segera mengeluarkan hpku. Sudah hampir 3minggu sejak aku di Singapura dia tidak menghubungiku sama sekali.
"Apa dia masih marah gara-gara aku menuduhnya selingkuh waktu itu ya?" Gumamku lirih sembari duduk di atas sofa ruang tamu.
Hey... jangan salahkan aku jika aku menuduhnya selingkuh saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, kekasihku diantar oleh pria yang dulu pernah menyatakan cinta padanya. Tapi setidaknya saat itu aku sudah minta maaf walaupun dengan syarat hpnya aku sita selama beberapa hari. Karna pria itu terus saja menghubunginya.
Tunggu... jangan bilang Yuki belum mengambil hpnya yang aku simpan di laci kamar. Yap! Gadis itu bernama Yuki. Gadis yang sudah aku kenal sejak kita masih sangat taman kanak-kanak. Sahabat yang telah menyandang sebagai tunanganku selama 3tahun ini. Dengan tergesa aku menuju kamarku di lantai 2. Aku segera menuju laci di meja samping tempat tidurku, dan benar hp itu masih anteng tergeletak di sana.
"Pantas saja aku tidak bisa menghubunginya. Dia bahkan tidak mengambil hpnya" ucapku sembari menghidupkan hp itu yang sengaja aku off kan.
"Bukannya sebelum aku pergi aku sudah menyuruhnya untuk mengambil hpnya? Dasar" gumamku kali ini sembari melepas semua baju yang ku kenakan.
Saat hp Yuki mulai menyala. Beberapa chat langsung masuk ke hp itu. Sepertinya cukup banyak karna hp itu terus berbunyi bahkan setelah Aku selesai mencuci mukaku.
Aku meraih hp itu dan melihat banyak chat dari teman kampus Yuki, dariku juga dari Reza.
"Astaga... ngapain sih ni orang masih chat Yuki. Telpon-telpon lagi" sungutku kesal karna mendapatkan notif dari pangilan tak terjawab, bahwa pria itu telah menghubungi Yuki lebih dari 110x. bayangkan 110x dalam waktu 25 hari. Ni cowok ngebet banget sama cewek orang...
Lalu aku kembali mematikan hp Yuki dan memasukannya ke dalam laci. Mungkin besok aku akan menyuruhnya mengganti nomer saja.
Aku membuka mataku saat merasa seseorang tidur di sebelahku. Dengan perlahan ku buka mataku. Coklat dan hitam saling bertatapan untuk beberapa saat. Hingga aku melihatnya tersenyum.
"Kapan kamu datang...?" tanyaku.
"baru saja... Kapan Al pulang?"
"Semalam" jawabku singkat sembari mengulurkan tanganku untuk membawa tubuhnya ke dalam dekapanku. Aku sedikit mengernyit saat merasakan tubuh Yuki sedikit dingin. tapi aku membiarkannya dan semakin erat mendekap tubuh mungilnya.
"Al... hari ini ayo pergi beli brownis" ajak Yuki.
Aku melihat jam di meja nakasku yang menunjukan pukul 6 pagi.
"Aku tidak bisa Yuki, hari ini aku ada mitting penting di kantor"
Seketika Yuki melepaskan pelukannya.
"Tapi kamukan baru pulang, kenapa harus masuk kerja hari ini. Kamu sudah janji akan membelikanku brownis saat pulang dari Singapur" rajuk Yuki.
"Iya aku akan belikan nanti saat pulang dari kantor" bujukku.
"Aku maunya kita beli di Orange Kaffe, dan kita makan berdua di sana" gadis itu masih merajuk.
Aku menekan sedikit kepalaku.