Prolog

17 4 0
                                    

Terlihat seorang gadis sedang duduk di ayunan yang ditemani oleh lelaki disebelahnya.

Gadis itu mengayun ayunan yang sedang di duduki nya "Angga, elo pernah mikir ga? Kalau kita nanti bakal punya masing masing pacar."

"Emang kenapa?" Tanya lelaki itu heran. "Jangan kenceng-kenceng Cik, nanti elo jatoh." Peringatnya.

"Ya ya ya ya." Ngeyel Cika.

Saat ayunan itu sudah tenang, tiba tiba ada sebuah pertanyaan yang Cika tak mengerti.

"Angga, elo tau gak rasanya jatuh cinta?"

"Ha? Jatuh cinta? Namanya juga jatuh, yang ada nanti pasti sakit."

"Yee, gue lagi serius." Kemudian Cika melanjutkan perkataannya. "Gue pengen ngerasain yang namanya jatuh cinta." Ungkap Cika.

"Ati-ati loh Cik, nanti lo di PHP-in sama orang aneh."

"Cih! Bilang aja elo sirik, pasti elo juga pengen punya pacar ya? Ngaku!"

Angga menatap ke atas,  melihat langit yang sudah agak mendung itu. "Gue ga pengen punya pacar, gue lagi pengen fokus belajar dulu."

"Alesan!" Ejek Cika. "Padahal muka elo tuh cukup ganteng Ga, tapi kenapa lo ga mau punya pacar? Gue tau itu cuma alesan doang. Kita kan udah temenan dari popok kalee."

"Emang kenapa elo tiba-tiba kerasukan pengen punya pacar?" Selidik Angga curiga.

Cika memutar bola mata malas. "Gue pengen ada seseorang yang selalu ada buat gue, yang selalu nemenin gue kemana aja, nanyain gue udah makan apa belom atau seseorang yang bisa gue nyeritain keluh kesah gue." Terang Cika panjang lebar.

"Lah? Gue apaan dong?"

Cika spontan menatap Angga. "Ha? Maksud lo?" Lalu mulai mengerti maksud perkataan sahabatnya. "Ohh, gue ngerti. Tenang aja, lo tetep bakal jadi sahabat terbaik gue."

"Sahabat, ya? Kalau gitu semoga elo cepet punya pacar." Delik Angga.

Cika menatap heran pada lelaki yang disebelahnya. "Kok lo ngomongnya jadi nyolot sihh... "

"Ya.., elo juga cepet punya pacar, biar kita bisa double date!" Sambung Cika semangat.

"Oke, tapi kita tetep sahabatan kan?" Saut Angga menyembunyikan kecemasannya.

"Ya iyalah, elo tetep jadi sahabat terbaik gue!"

Angga mengulurkan jari kelingkingnya. "Janji?"

"Apaansih Ngga, kayak anak TK aja?"

"Janji?" Ulang Angga yang tak menggubris perkataan Cika.

"Iya iya...." Deliknya sebal, yang akhirnya pasrah.

Angga tersenyum, setidaknya ia bisa menjadi sahabat seseorang yang ia suka. Walau cuma sahabat...

Cik... Jatuh cinta tuh sakit, sebelum elo ngerasain cinta. Gue duluan yang ngerasain, dan elo tau rasanya gimana? Pedih, dan menyedihkan. Apa lagi seseorang yang elo suka cuma nganggep elo sahabat doang... Tapi apa yang bisa gue lakuin? Ga ada, selain ngeliat elo dari jauh. Ngeliat elo ketawa, tapi disitu ga ada gue disana.

-Angga Kelvin-

Falling in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang