2

123 28 2
                                    

Gadis itu tersadar dari tidurnya. Matanya menerjap sekelilingnya. Tidak ada orang, pikirnya. Gadis itu menyimpulkan sesuatu, ia mimpi buruk. Tampak gadis itu menghela nafas panjang sembari mengelus dadanya.

Gadis itu bangkit dari ranjangnya dan tampak melangakahkan kaki jenjangnya menuju pantry guna mengambil minum. Sesuatu hal yang tak diinginkan terjadi. Ia melihat pria aneh yang berada dalam mimpinya itu kini tengah sibuk memotong bahan-bahan masakan.

Hatinya mencolos, ini mimpi kan?

Pria itu menampakkan senyum khasnya. Yoona berlari menuju kamarnya.
Jamtungnya berdetak kencang. Ia tak tau harus berbuat apa. Kini ia mulai menepuk pipi kanannya, memastikan apakah ini mimpi?

Gadis itu memberanikan diri membuka pintu kamarnya.

"Yoona-shi.."

Gadis yang namanya dipanggil itu terkejut setengah mati. Lihatlah, kini matanya terbelalak dan mulutnya terbuka lebar.

Pria itu tampak membawa nampan berisi sup wortel kesukaan Yoona, "Aku membuatkan sarapan untukmu. Makanlah. Aku tau kau lapar."

Yoona memicingkan matanya? Bagaimana jika itu beracun?

"Ini tidak ada racunnya."

Yoona tersentak bagaimana mungkon pria itu dapat menebaknya? Apa raut wajahnya sangat kentara bahwa ia menaruh curiga pada pria itu?

Gadis iu berjalan melalui pria itu, ia begitu terkejut saat melihat 9abtry dalam keadaan berantakan.

Gadis itu mengepalkan tangannya kesal, "Yak! Apa yang kau lakukan pada dapurku!"

Pria itu menjawabnya dengan santai, "Aku hanya mencoba untuk memasakkan sesuatu untukmu."

"Makanlah." Lanjut pria itu

Yoona menatap sup wortel yang dimasak pria aneh itu. Ia menendoknya sedikit. Mata gadis itu membulat.

Apa rasanya tidak enak? Batin pria itu

"Mashitaa.", ujar gadis itu riang

Pria itu tersenyum menatap gadis itu tampaknlahap memakan masakannya.

Gadis itu lupa, bahwa masakkan itu adalah masakan pria itu. Setelah hampir habis gadis itu baru sadar. Apa yang kau lakukan Yoona? Bagaimana jika ini benar-benar racun?

Gadis itu menatap kearah pria itu, pria itu masih menatapnya dengan senyum anehnya.

"Yak! Kenapa kau menatapku seperti itu! Kau mau mengejekku ya?!"

"Aniya.. kau sangat cantik."

Tiba-tiba saja semburat pink itu tercetak jelas pada pipinya. Bukankah ia biasa menerima pujian seperti itu? Mengapa ia harus tersipu? Entahlah, ia pun tak mengerti apa yang terjadi padanya.

Gadis itu segera memasang wajah datarnya dan menyuruh pria itu membereskan dapurnya yang kini telah berubah menjadi kapal pecah. Pria itu tampak mengganggukkan kepalanya.

Gadis itu menuju kamarnya dan membersihkan dirinya. Gadis itu menatap dirinya dalam pentulan cermin. Benar, punggungku lebam. Apa kemaren dia kembali meminjamkanku mutiaranya?

Gadis itu tak mau memikirkan hal itu lagi  setelah mendengar alarm berbentuk hello kitty itu berdering. Gadis itu buru-buru keluar. Namun ia tak sengaja melihat pria aneh itu berusaha membersihkan panci bekas memasakknya. Pria itu tampak bingung, dimana ia bisa mendapatkan air.

Yoona mendekat pada pria itu dan memberi tahu cara memutar keran. Pria itu tampaknya cukup cepat mengingat, pria itu tersenyum kembali kemudian mengucapkan kata trimakasih. Gadis itu segera berangkat menuju kampusnya.

Pria itu melihat-lihat keadaan apartment Yoona. Terlihat senyuman di wajah tampan pria itu. Senyum itu mengembang kala melihat foto-foto kecil Yoona.
Cantik, batin pria itu.

Pria itu kembali kedapur dan memasak makanan. Kini, pria itu sudah bisa menggunakan kompor dan tidak perlu membuat kayu bakar seperti tadi pagi, yang pastinya akan memicu emosi Yoona.

Pria itu memiliki kemampuan untuk membaca pikiran seseorang. Ia hanya perlu menatap mata orang itu, maka ia akan mengetahui apa yang ada dipikiran orang itu.

"Yoong ada apa denganmu?"

"Ahh .. ini hanya kecelakaan kecil."

"Kecelakaan kecil kau bilang! Hey, lihatlah bagaimana mungkin luka didahimu bisa sebesar ini! Dan kau masih bisa berkata seperti itu."

Sungguh Yoona jengah mendengar omelan Sooyoung, sahabatnya. Namun ia tau, sahabatnya begitu mengkhawatirkannya.

"Sooyoung-ah.."

"Aku bahkan tidak tau apa respon orangtuamu setelah melihat keadaanmu."

"Sooyoung-ah tapi aku tidak merasakan sakit sama sekali."

Sooyoung jengah dengan perkataan Yoona yang mengatakan bahwa lukanya tidak sakit. Gadis itu menekan luka Yoona dan berharap gadis itu teriak kencang seperti biasanya. Namjn, ini sungguh berbeda. Gadis iti tidak berteriak atau mengaduh kesakitan.

"Kau tidak merasakan sakit?" Tanya Sooyoung kaget

" Ne. Aku sehat-sehat saja Sooyoung-ah. Kumohon jangan katakan apapun pada orangtuaku."

"Ne, lain kali kau harus lebih hati-hati. Kusarankan kau pergi kedokter untuk memeriksakan keadaanmu."

"Aniya, aku rasa itu tidak perlu."

Gadis itu melirik jam tangan miliknya, ini waktunya jam ketiga. Gadis itu bergegas pergi melambaikan tangannya ada Sooyoung.

Entah kenapa gadis itu berbelok menuju lorong sepi kampusnya. Tidak ada orang disana, pikirnya. Gadis itu hendak berbalik namun terdengar suara yang aneh.

"Ahh.. fasterr oppah.. aahhh.. ahhh.. "

"Ahh..ahh.. ahh.."

Suara desahan.

Mungkinkah ada orang yang bercinta disore hari?apalagi ini kampus.

Gadis itu berjalan mendekat ke sumber suara dan memberanikan diri untuk melihat.

BRAK!!!

Buku tebal tentang anatomi manusia itu jatuh saat menyaksikan pemandangan yang menyayat hatinya.

Kim Jae Ha kekasihnya, sedang menggagahi wanita yang merupakan musuh bebuyutannya.

"Kim Jae Ha.."

Tbc?

Vote, comment and follow

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang