Aku bisa menulis dengan kata-kata indah, tidak rumit dan membuatmu terkesan mungkin. Tapi tidak mengalir jika aku menulis dengan cara seperti itu, tidak seperti caraku mengagumimu yang mengalir begitu saja.
Aku suka bercerita apalagi tentangmu, kau yang begitu suka mengamati sesuatu yang remeh, berfikir jauh kedepan, kau yang pantang menyerah dan sangat berbeda denganku yang tanpa arah ini.
Aku juga paling suka ketika kau mengomentariku apa hal yang harus aku lakukan, aku harus begini begitu dan hal-hal kecil yang menunjukan kau peduli padaku.
Makin lama arah tujuanku makin jelas karena kau, hingga akhirnya kau pergi begitu saja tanpa alasan.
Aku yang dulu tanpa arah, sekarang malah tersesat. Karena kau pergi.
Ingin berteriak, ingin marah, ingin mengeluarkan segenap emosi tapi tak bisa.
Aku selalu bertanya-tanya, salahku apa sih hingga kau pergi?
Semakin berfikir, semakin tak mengerti. Semakin mencari tau, semakin tersesat. Ah entahlah.
Perlahan tapi pasti. Aku bangkit.
Melupakan tapi tak memaksa. Karena semakin memaksa lupa, suatu saat nanti pasti teringat dan aku tersakiti lagi.
Susah memang melupakanmu segala tentangmu, tapi masa aku hanya berdiam diri di tempat dan hanya berfikir tentang kau yang tidak memikirkanku.
Ya jelas aku harus bangkit.
Tapi ngapain ya?
Hmm ayo kita cari ide, bangkit. Iya bangkit. Tapi apa?
Setelah melupakanmu, aku harus apa? Mencari pasangan baru? Ah hidup tidak melulu tentang pasangan. Oke kalau gitu, mengejar mimpi? Tapi dulu mimpiku ya bersamamu.
Aku mau bangkit saja masih ingat kau. Wah wah bahaya.
Kau meracuni otakku dengan apa sih? Sudah kau sakiti, tapi masih saja aku ingat tentangmu.
Tapi kalau kau kembali, aku harus apa ya?
Aku benar-benar kacau, tanpa arah.
Semakin melantur saja.
Gak ngerti lagi mau ngapain.
Tak bisakah kau kembali lagi? Dan membimbingku lagi?
Ya kuharap. Kau bisa kembali lagi ya. Aku tunggu deh.
Tapi jika kau tak kembali
Doain aku supaya dapat pengganti yang mirip denganmu ya.