ke tujuh

36 8 0
                                    

"eh-eh tunggu.. " kataku

"cepet mangkanya! " katanya

"lo kayaknya sengaja ngerjain gw yah? " kataku heran

"kok lo bisa berfikir gitu? " katanya sambil trus berjalan sambil tersenyum

bener dugaanku, dari senyumnya itu jawabanya" kataku dalam hati

"karena gw udah buat kesan pertama yg gak banget sama lo" berhenti

"hah yang mana? Katanya sambil trus berjalan

"maaf" kataku

"hah?  Apa??" katanya lalu berbalik melihat kearah ku

"lo kok gak jalan, kok lo diem aja disitu? " katanya "cepet sini! " katanya lagi

"gw minta maaf,  dan gw terlalu takut kesitu,  udah gelap, ayok balik ke taman" kataku yg udah mulai gak enak

"lo penakut banget sih" katanya tanpa memperdulikan kataku, mulai berbalik dan berjalan lagi

"sumpah gw takut den" kataku gak kuat dan gak sanggup lagi

"emmm" berdehem tanpa peduli

"den" kataku mulai tak didengarnya, mungkin
Dan aku mulai duduk katakutan dan tak bisa bergerak. Hanya tangis " hiks-hiks"

"emmmm" katanya lagi
"lo manja kli ya" sambungnya mendengar suara tangis ku dan mulai berbalik

"hiks hiks..  Aku takut... " kataku meracau

"eh eh eh. Lo kok gak ngikutin gw sih malah duduk disini?  Melangkah kearahku dan mulai mendekatiku

"dibilang gw gak bisa ,hiks" kataku

"udah ayuk keluar yuk" katanya mulai berdiri

"aku gak bisa gerak" kataku

"hah!  Kok bisa? " katanya mulai jongkok kembali

"takut.. " kataku "eh.. Eh... Eh.. " kataku yg tiba2 di gendong denis

"apan lo" kataku lagi

"katany lo gak bisa gerak" katanya

"thanks" kataku tanpa suara

"lain kali bilang kalau lo pobia sama kegelapan" katanya

"hah pobia?  Kayaknya aku gak tau tuh" kataku yg memang ngerasa gak punya penyakit itu

"itu lo lagi pobia dodol" katanya

"heheheh. Gw gak tau sumpah" cengar-cengir

Selang beberapa menit....

"dah sampek! Yey, turunin gue sekarang! " perkataan ku tak di gubrisnya "eh eh turunin gue sekrang den! " kataku sambil memukul mukul punggungnya

"lu berisik amat, sabar napa, kalau di turuni disini bakal ada yg tau pesong" katanya

"bukannya makin ketahuan kalau kita makin kearah sana" kataku

"itu arah yg gak pernah orang datengin dodol, mana mungkin ada yg tau" katanya sambil membawa ku kearah ruangan yg di pojok dekat gudang tadi

"eh tapi seremmmm" kataku mulai merinding ketakutan

"jadi?" katanya

"kok jadi, udah lah ayuk kekelas" kataku sambil menarik tangannya pergi dari tempat itu

"haduh.. Kok gak berjalan sesuai rencana sih" kata dennis dalam hati "lo tengok aja nantik oke, tapi kenapa gw harus kesel ya sama dinda? Apa karena kejadian tadi pagi? Atau memang kepingin dekat dengannya? Sungguh gw rasa ini gak bener" kata dennis lagi

The Famous GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang