Hari ini tepat 2 bulan setelah kejadian itu terjadi. Hari dimana seorang Jeon Jungkook yang menyandang gelar kuat dan kokoh, akhirnya melepasnya. Dokter dan kedua orang tua –Jungkook dan Jimin telah menjelaskan semuanya.
Mereka mengatakan bahwa kanker otak yang diderita Jimin sudah memasuki stadium 4, yang artinya merupakan stadium akhir dan fase paling berbahaya untuk penderitanya. Sel ganas itu juga yang dengan kejam telah menghancurkan sistem kerja pada indera penglihatan Jimin.
Hampir 2 bulan pula Jungkook selalu menangis –baik terang-terangan atau tidak ketika melihat sahabatnya kolaps. Bukan hal yang baru bagi Jungkook saat melihat Jimin mengerang tiba-tiba disaat penyakitnya menyerang setiap sel yang ada di kepalanya, seakan kepalanya sedang dihantam oleh ribuan batu besar. Mimisan tanpa sebab dengan aliran darah yang cukup lama untuk berhenti.
Mual dan bahkan memuntahkan makanan serta obat yang telah ditelannya, tak jarang juga darah keluar dari mulutnya. Jimin juga mulai kesulitan untuk berdiri sendiri, karena kankernya mulai mengganggu fungsi keseimbangan tubuh Jimin.
Bahkan parahnya, rambut Jimin mulai merontokkan diri sedikit demi sedikit akibat kemoterapi dan radioterapi yang Jimin jalani. Siapa yang tidak miris melihat kondisi Jimin saat ini?
Jungkook dan kedua orang tua –Jungkook dan Jimin berupaya untuk bisa menyembuhkan Jimin meskipun terbilang sulit. Dokter yang menangani Jimin menyarankan agar Jimin menjalani kemoterapi dan radioterapi untuk memperlambat perkembangan sel kankernya.
Operasi bedah pada otak juga pernah diutarakan sang dokter pada pihak keluarga Jimin, namun resiko yang begitu tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf lain –atau fatalnya berujung kematian menyebabkan hal ini sulit untuk dilakukan. Dokter pun tidak bisa berbuat banyak, beliau meminta agar keluarga dan kerabat terus menyemangati, menguatkan, dan berdoa yang terbaik untuk Jimin.
Pada akhirnya, Jungkook dan orang tua mereka pun berusaha untuk tetap kuat di hadapan Jimin. Jungkook yakin Jiminnya sangat rapuh. Namun sesakit apapun, Jimin tak akan pernah menyerah. Bagi Jimin, hanya Tuhan yang boleh memaksanya menyerah.
Hal ini yang membuat teman-teman dan guru sekolahnya pun terus berdatangan untuk menjenguk serta menyemangati Jimin. Seulas senyum tersimpul di bibir tipis Jungkook kala melihat sahabatnya tersenyum, meskipun pucat di wajahnya itu pun tak pernah sirna.
***
"Jungkook?" Pria yang merasa dirinya dipanggil langsung menghentikan aktivitasnya. Atensinya beralih pada sosok Jimin yang ternyata sudah bangun dari tidurnya.
Kalian harus tahu bahwa untuk mengetahui keberadaan seseorang di sekelilingnya, Jimin tidak hanya mengandalkan indera pendengarannya. Jimin juga mulai menghafal beberapa aroma parfum atau tubuh dari orang disekitarnya, jadi wajar tanpa Jungkook harus bersuara pun Jimin akan mengetahui kehadirannya.
"Kenapa bangun?" tanya Jungkook lembut. Jimin menggelengkan kepalanya, menunjukkan bahwa tidak ada yang dia butuhkan saat ini.
Jimin memiringkan tubuhnya ke samping, ke sumber suara Jungkook sekiranya berada. Menatap lurus meskipun dirinya tak bisa melihat sosok sahabatnya disana.
"Kau sedang apa, Kookie? Kenapa tidak pulang dan beristirahat?" lirih Jimin.
Jungkook kembali melanjutkan aktivitasnya seraya mengingat sejenak sudah sampai mana dia tadi.
"Aku sedang belajar, Hyung" Jungkook berujar tanpa mengalihkan atensinya pada buku-buku dihadapannya.
"Ini kan hari Sabtu, memangnya salah kalau aku menjagamu disini? Orang tuamu juga tidak melarangku kalau aku menggantikan mereka" tambah Jungkook lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I Will Protect You (Kookmin) | BOOK I ✔
FanfictionMain Cast: [KOOKMIN/JIKOOK] Jeon Jungkook, Park Jimin Additional Cast: Jeon Family, Park Family, Kim Taehyung, Kim Seokjin, Kim Namjoon, Jung Hoseok, Min Yoongi Park Jimin diberi ujian yang sangat berat oleh Tuhan, dan Jeon Jungkook sebagai sahabat...