7

4.5K 543 22
                                    

"Bagaimana dengan Paman dan Bibi Park?" tanya Jungkook lagi.

"Mereka menyetujuinya, karena mereka menginginkan kesembuhan Jimin" jawabnya.

Jungkook mematung dengan rahang yang mengeras. Ia tahu keputusan ini akan kembali menyulitkannya. Jika Jungkook egois, tentu ia senang karena Jimin tetap tinggal disisinya, tapi ini menyangkut tumor ganas yang bersarang di otaknya!

"Ayah, tolong hubungi Paman Park dan katakan padanya kalau aku akan menggantikannya menjaga Jimin Hyung malam ini-" ucapnya datar.

"-dan biarkan aku bicara langsung pada Jimin Hyung"

*****

Jimin membuka kedua kelopak matanya. Gelap dan terasa lembab yang pertama kali Jimin rasakan. Sesaat kemudian hidungnya menangkap sesuatu. Aroma maskulin yang sangat ia kenali begitu menguar tajam di sisi tubuhnya.

"Hyung?"

Jimin terdiam. Tak menghiraukan sapaan orang di sampingnya yang -entah bagaimana ceritanya sudah terbaring di ranjang yang sama dengannya. Jimin merasakan hembusan nafas hangat beraroma mint itu menerpa wajahnya dan tangan pria itu mengelus lembut lengannya.

"Ini masih jam setengah satu dini hari, Hyung"

Jimin masih terdiam tak berniat membalas perkataannya sedikitpun. Mata Jimin memanas. Mata yang semula terasa lembab kini semakin basah seiring dengan air mata yang keluar bersamaan dengan isakannya.

Pria itu peka; menarik cepat tubuh Jimin ke dalam dekapannya. Mengelusi punggung sempit Jimin dengan gerakan teratur agar sang empunya lebih tenang. Pria itu biarkan baju di bagian dadanya basah akibat lelehan air mata Jimin.

"Hyung, kumohon dengarkan aku" lirihnya.

"Aku, Taehyung Hyung, Namjoon Hyung, Seokjin Hyung, Yoongi Hyung, dan Hoseok Hyung sangat menyayangimu" gumam Jungkook. "Sangat, sangat menyayangimu" tambahnya.

"Kami melakukan ini semua demi kesembuhanmu. Setidaknya aku ingin Hyung bertahan lebih lama di sisiku, di sisi kami, selamanya"

"Tuhan sudah membuka jalannya untukmu, tidak bolehkah kita berharap bersama, Hyung?"

Jimin menghela nafasnya panjang sebelum membuka suaranya. Dirematnya baju yang dikenakan Jungkook untuk meluapkan sesak yang ia rasakan.

"S-Sudah cukup, Kookie hiks- sudah cukup uang yang Ayah Ibuku hiks- keluarkan untuk pengobatanku" tutur Jimin sesenggukan.

"Kasihan orang tuaku hiks- aku hanya menghabiskan uang mereka hiks-" lanjutnya.

"Sssttt, semua orang tua di dunia ini akan melakukan hal yang sama jika melihat anaknya sakit dan butuh pengobatan" Jungkook berkata seraya mengelus punggung Jimin.

"Jika kesulitanmu adalah biaya, Hyung tidak usah khawatir. Banyak orang yang bersedia membantumu, termasuk aku"

Jimin menggelengkan kepala di dada bidang milik Jungkook. Isak tangisnya semakin keras menggema. Jungkook sedih; tak rela mendengar suara Jimin yang begitu memilukan. Jungkook menghela nafas panjang sebelum kembali membuka suara.

"Hyung, apa kau ingat yang kau lakukan padaku dan orang tuamu tiga tahun lalu? Saat Hyung divonis mengidap kanker otak stadium 2?" tanya Jungkook.

Jimin tak bergeming. Jungkook mulai menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang mulai mendesak keluar. Jungkook bersikeras tak ingin terlihat rapuh disaat Jiminnya pun sedang rapuh.

[END] I Will Protect You (Kookmin) | BOOK I ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang