C H A P T E R 2

1.9K 384 110
                                    


Daniel melemparkan pandangan keluar seberang jendela mobil, menghitung mayat hidup yang berkeliaran di sekitar dengan bola matanya. 1...2...3... oke. Daniel menggangguk mantap, dia yakin hanya dengan jumlah seperti itu Daniel bisa membunuh semuanya.

"Hei, kita mau kemana sih?"

Daniel tertegun, dia memutar tubuhnya kebelakang sembari memegang gagang kapak sog miliknya, kemudian menghela nafas lega ketika melihat siapa yang baru saja berbicara.

"Ya ampun Seongwoo... mengagetkan saja..." gerutu Daniel sambil menyandarkan punggungnya pada mobil yang mereka gunakan untuk bersembunyi.

Pemuda itu, Seongwoo, mengerutkan kening kesal. "Apasih! Dari tadi juga aku kan bersamamu!" desisnya agar para zombie tidak menyadari kehadiran mereka.

Daniel terkekeh pelan. "Maaf, aku hanya terlalu serius tadi." Lagipula Daniel sudah lama terbiasa berkelana sendiri, wajar saja dia terkejut dan hampir lupa bahwa dia bersama dengan survivor lain sepertinya.

"Memangnya apa yang kamu lihat sih?" Seongwoo mendongakkan kepala, bermaksud melihat apa yang Daniel lihat. Namun sebuah tangan menahannya di pundak.

"Sudah, diam saja, biar aku saja yang urus zombie-zombi itu." Ujar Daniel sambil mengeluarkan kapaknya dari sarung.

Seongwoo mendelik, "Heh, aku bukan wanita. Aku tidak lemah."

Daniel mengerjapkan matanya. Dia sensitif sekali ya, pikirnya.

"Bukan begitu maksudku... pelurumu kan sudah habis, dan aku lebih ahli dalam pertarungan jarak dekat. Jadi lebih baik aku saja yang membunuh mereka, oke?" bujuk Daniel dengan senyuman.

Seongwoo hanya terdiam dan tanpa menunggu jawaban dari Seongwoo, Daniel berdiri dan keluar dari balik mobil, menghampiri ketiga zombie tersebut. Zombie-zombie yang menyadari kehadiran Daniel pun berjalan mendekati Daniel dengan langkah tertatih.

Tanpa ragu, Daniel mengayunkan kapaknya, menancapkan ujung kapak sog tersebut tepat di kepala para zombie, dan dalam sekejap, Daniel sudah berhasil melumpuhkan ketiganya.

"Aku jadi tidak tahu harus merasa aman atau waspada denganmu."

Daniel menoleh pada Seongwoo yang tadi berbicara dan kini tengah menatap mayat-mayat yang sudah tidak berkutik dan terbaring di tanah. Daniel menggaruk kepala yang tidak gatal sembari terkekeh, "Menurutmu aku menyeramkan?"

Seongwoo menatap Daniel, mengeratkan kepalannya pada tali tas ransel. "Kita baru saja bertemu, dan aku tidak mengenalmu. Bisa bahaya kalau ternyata kamu adalah orang jahat dan kamu sejago itu dalam berkelahi."

Pemuda bersurai coklat dan berbahu lebar itu menghela nafas, kemudian memasang kapak yang tadi ia pegang kembali ke sarung. Tanpa membalas pertanyaan Seongwoo, dia berjalan mendekati pemuda tersebut.

Seongwoo yang melihat Daniel berjalan medekatinya secara reflek memundurkan satu langkah, dan sebelum dia bisa melangkah menjauh lagi, Daniel sudah memegang kedua pundak Seongwoo dengan kedua tangannya yang besar.

"Seongwoo," sahut Daniel, membuat pemuda yang lebih pendek darinya itu mengangkat kepala dan menatap Daniel tepat di mata. "Aku tidak akan melukaimu, bahkan aku tidak akan membiarkanmu terluka sedikitpun kalau kamu masih tidak percaya. Aku janji."

Seongwoo tersentak. Tatapan Daniel begitu jujur dan begitu bersungguh-sungguh. Seongwoo merasakan perlindungannya sedikit goyah, dan entah mengapa, Seongwoo merasakan jantungnya berdebar-debar lebih cepat dari biasa.

Seongwoo menghempaskan tangan Daniel kasar. "Jangan sentuh aku." Gerutunya kesal, terlihat sedikit malu.

Terkejut, Daniel dengan segera mengangkat kedua tangannya. "Ma-maaf..."

FEARS // ONGNIEL [ZOMBIE APOCALYPSE AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang