C H A P T E R 7

1.4K 279 104
                                    


Jatuh cinta?

Dia jatuh cinta? Dengan Seongwoo? Laki-laki yang baru dia temui kemarin?

Mustahil.

Daniel mengkerutkan kedua alis dan menggeleng. "Mana mungkin, aku—"

"Ngh..."

Lenguhan pelan tersebut membuat ketiga laki-laki yang tengah bercengkrama di tengah ruangan menoleh pada Seongwoo. Pemuda bersurai hitam itu menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya.

Daniel segera berlari menghampiri Seongwoo dan mendudukkan dirinya di atas kasur, sementara tangan kiri dia gunakan untuk menggenggam erat tangan laki-laki itu. "Seongwoo-ya?"

Perlahan-lahan, meskipun terlihat lemah, kelopak mata Seongwoo terbuka dan menampikkan manik mata yang sudah Daniel rindukan untuk dilihat. Kala kedua mata mereka saling bertautan, Seongwoo membuka bibir tipisnya dan berkata dengan suara serak, "...Daniel?"

Sebuah helaan nafas lega berhembus dari bibirnya, terlalu lega, seolah beban yang sedari tadi terus membelenggu hatinya lenyap seketika. Daniel membawa tangan Seongwoo yang dia genggam mendekat, menempelkannya pada kening sementara bibirnya terus membisikkan hal yang sama, "Syukurlah... syukurlah..."

Seongwoo tersentak mendengar kata-kata itu, kala melihat Daniel begitu lega... seolah-olah Daniel takut kehilangan dirinya.

"Hei... ini, minumlah."

Sebuah suara yang berasal dari sisinya membuat Seongwoo tersontak otomatis menoleh pada pemuda yang berada di sisi kasur, berdiri menatap Seongwoo dengan sebuah gelas di kedua tangan. Satu orang pemuda lagi berdiri di belakangnya.

Siapa orang-orang ini? Pikirnya curiga.

Daniel yang mengikuti arah pandangan curiga Seongwoo pun mengerti. Dia mengambil gelas yang berada di tangan Taeyong kemudian membantu pemuda bersurai hitam itu untuk duduk, lalu mengarahkan mulut gelas pada bibir merah tipis Seongwoo.

Seongwoo meneguk rakus air putih yang ditodongkan padanya, merasakan nikmat kala tenggorokannya yang kering telah terpuaskan dahaganya. Dia membuka suara ketika air itu telah habis dia minum seluruhnya. "Daniel... kamu... apa kamu terluka...?" tanyanya ketika otaknya kembali memutar memori dimana mereka kecelakaan dan truk yang mereka naiki terguling.

Pemuda berbahu lebar tersebut tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu. "Ya, tapi aku sudah tidak apa-apa." jawabnya, kemudian menoleh pada kedua laki-laki yang masih terdiam menatap Daniel dan Seongwoo. "Mereka yang menolong kita."

Seongwoo menatap kedua pemuda yang berada di hadapannya satu persatu dengan waspada, lalu memicingkan mata. "Siapa kalian?"

Mendengar nada suara yang tidak bersahabat tersebut membuat Jaehyun dan Taeyong, bahkan Daniel, terkejut. Seongwoo tidak menengadahkan itu semua dan tetap memandang mereka dengan tatapan tajam. Dia sudah terlalu sering dalam situasi seperti ini.

"Mmm..." Taeyong menatap Jaehyun dan Daniel bingung sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya. "A-aku Taeyong... ini Jaehyun, kami—"

"Kalian mau apa dari kami?" potong Seongwoo, "Kalian sudah menyelamatkan kami, tentu saja kalian berharap kami akan membalas budi kan?"

Daniel menatap horror pada Seongwoo yang melontarkan pertanyaan-pertanyaan tidak sopan tersebut, sama seperti pertama kali mereka bertemu. "Hei, hei, Seongwoo-ya—"

"Kami tidak mau apa-apa dari kalian berdua." Kali ini Jaehyun yang menjawab, tangan kanannya merangkul pundak Taeyong. "Aku dan Taeyong-hyung ikhlas membantu kalian."

FEARS // ONGNIEL [ZOMBIE APOCALYPSE AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang