RL. 22 Jimin

2.6K 213 6
                                    



Aku Park Jimin, pria lajang berusia 26 tahun.
Aku adalah seorang psikolog, aku bekerja di salah satu rumah sakit umum di Seoul.
Saat ini aku menyukai seorang wanita yang 9 tahun lebih muda dariku.
Dia adalah Hara.
Shin hara, seorang siswi kelas 2 menegah Atas.

Aku merasa seperti seorang pedofil jika mengingat perbedaan usia antara kami.
Aku mengenalnya karena ia sering datang mengunjungi ku untuk konsultasi.
Awalnya hubungan ini hanya sebatas seorang pasien dan dokter nya saja.
Tetapi semakin aku mengenal kisah hidup nya, aku semakin merasa ingin dekat dengannya.

Hampir setiap minggu ia datang menemuiku dengan segala keluh kesah nya terhadap kehidupan yang ia jalani.
Ia sadar betul bahwa ia hampir gila melihat keluarga nya yang berprilaku tak normal.
Dia bercerita dimulai dari ibunya yang sering membawa 'wanita' ke rumahnya, lalu sang kakak sulung nya yang punya hobi menyakiti diri sendiri dengan menyayat-nyayat tubuh nya hingga darah segar keluar dari kulitnya.

Shin Hara, gadis kesepian yang takut dengan kehidupan sekililing nya yang menurut nya salah.
Hanya Kepadaku Hara bisa menceritakan segalanya, ia tak memiliki teman disekolah karena mereka semua tau bagaimana keluarga Hara dan tentunya mereka menjauhi Hara.

Hara yang kebingungan dan takut, datang kepadaku dan memohon untuk menolong nya. Karena ia merasa hampir gila mempunyai keluarga yang tak berprilaku tak normal.
Awalnya aku membantunya karena alasan itu adalah pekerjaan ku.
Tapi sekarang aku membantunya karena alasan lain.
Aku menyukainya.
Tidak, aku mencintainya.


••••••••

'yeoboseyo'

'Oppa, kau dimana?'

'sebentar lagi sampai hara.'

'baiklah, aku menunggu di depan gerbang sekolah'

Hari ini aku berjanji mengajak Hara untuk pergi ke suatu tempat.
Aku berencana mengajaknya jalan-jalan kemudian mengungkapkan perasaan ku padanya sesuai saran dari Hoseok dan Taehyung kemarin.
Aku tau ini gila.
Pria dewasa seumurku mengajak seorang anak sma berkencan.
Tapi aku sama sekali tak peduli.
Cinta hanya butuh kau dan aku untuk merasakannya.
Persetan dengan yang lain. Termasuk soal usia.

Bagiku hara itu berbeda. Ia terlihat sangat dewasa dibanding anak seusianya.
Dengan keadaan keluarga nya yang menyimpang, bisa saja ia memilih untuk melakukan hal yang sama seperti keluarganya.
Tetapi ia gadis yang cerdas, ia tau semua itu salah. Maka dari itu ia berusaha menguatkan dirinya sendiri dengan datang kepadaku dan memohon bantuanku.

-

"Oppa kita akan kemana?"
Katanya yang berada disampingku. Setelah aku menjemput nya tadi aku membawa nya menuju

"Ke butik."

"Butik? "

"Iya, kau ganti baju dulu. Setelah itu baru kita pergi ke namsan."

Yang benar saja aku mengajaknya pergi ke tempat romantis dengan ia yang masih mengenakan seragam sekolah

"Kita akan ke namsan?. Waaah sudah lama aku ingin sekali kesana."

Aku tersenyum mendengar ia begitu antusias.

-

"Seungkwan-ssi tolong dandani gadis ini secantik mungkin. Aku ingin membawanya pergi kencan malam ini."
Kataku sambil melihat kearah Hara yang sekarang tengah tersipu.

"Aaah, dia pacarmu Park Jimin?"

"Belum, masih proses."

"Baiklah. Gadis manis. Ayo ikut aku."

-

"Jimin-ssi coba lihat dia."
Kata Seungkwan diiringi Hara yang keluar dari sebuah ruangan.
Hara mengenakan dress hitam selutut dengan rambut nya yang terurai indah. Membuatku kehabisan kata-kata.
Ia terlihat begitu cantik, dan anggun.

"Op...pa apa aku terlihat aneh?"
Katanya membuatku tersadar seketika dari kekaguman ku.

"Tidak, kau sangat cantik Hara"

"Terimakasih oppa. "
Kulihat ia menunduk malu.

"Seungkwan-ssi terimakasih sudah membuat nya terlihat sangat cantik seperti ini."

"Tentu, sudah tugas ku begitu Park Jimin. Semoga acara kalian berjalan lancar."

•••••

"Oppa apa yang kau lakukan?"
Ia terlihat terkejut ketika aku berlutut dihadapannya dengan sebuah cincin ditanganku.

"Shin Hara. Dengarkan aku baik-baik. Aku Park Jimin, pria biasa yang memiliki banyak kekurangan, tetapi kau harus tau bahwa aku sangat mencintaimu. Aku tau aku lebih pantas dipanggil ahjussi olehmu. Tapi aku tidak bisa tidak mengungkapkan ini. Aku bisa gila kalau tak ada kau disisiku.
Jadi, maukah kau menjadi kekasihku. Menjadi seseorang yang selalu ada untuk ku, saling berbagi satu sama lain, selalu bersama hingga suatu saat nanti kita menikah."

Kulihat ia menangis

"Would you be mine?"

Ia mengangguk kecil disela tangis nya.

Aku bangkit dan meraih kedua bahunya.
"Kau menerimaku?"

Ia mengangguk lagi,

"Kumohon katakanlah sesuatu, jangan menangis"

"Iya, Park Jimin. aku mau "
Katanya sambil tersenyum kearahku.

Segera kuraih tubuhnya, merengkuh nya kedalam pelukanku.
"Terimakasih Hara. Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu. Park Jimin"

"Hey panggil aku Oppa ! "

"Tidak mau."

"Tidak sopan"

"Biarkan saja. Sekarang kau kekasih ku. Jadi terserah aku mau memanggilmu apa."

"Dasar anak kecil. Memangnya kalau sudah menjadi kekasih, boleh melakukan apapun kepada kekasihnya sesuka hati?"

Ia mengangguk

"Kalau begitu berarti aku juga boleh melakukan ini"

Aku mendekatkan wajahku,
Menangkup kedua pipinya,
Menatap kedua iris nya lamat, lalu beralih ke bibirnya.

Cup

Aku mengecup bibirnya lembut, sedikit melumat bibir atas dan bawahnya hingga akhirnya aku melepas tautan itu dan menatap matanya.

"Kau cantik"
Kataku dan ia terlihat begitu malu.
Pipinya merona dan pandangannya menunduk.
Tak berani menatapku.

"Kau jelek. Kau mencuri first kiss ku."

Aku terkekeh mendengarnya, lalu kembali menarik nya kedalam pelukanku.



•RL. Jimin•
END




Please wait to the Next Chapter...

Real Love : kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang