"Pengumuman teman satu kamar asrama bisa dilihat di sudut sebelah sana, diharapkan untuk para siswa baru Britain School tetap dalam keadaan tertib saat melihat pembagian kamar asrama."
Seluruh siswa berhamburan ke sudut sekolah yang ditunjuk oleh sumber suara untuk melihat pembagian teman sekamar mereka selama bersekolah di Britain School, beberapa siswa ada yang terlihat senang saat melihat pembagian kamar asrama dan beberapa lainnya ada yang masih terlihat sedih karena sudah harus pisah dari keluarganya untuk sementara waktu.
"Hei, Axello Jonas!" panggil salah satu siswa kepada laki-laki yang lumayan tinggi, berkulit putih, dan berhidung mancung yang sedang duduk sambil memainkan game di ponselnya.
"Eh, Dion." jawab laki-laki itu yang tidak lain bernama Axello Jonas.
"Lo sekamar sama siapa, Xel?" tanya Dion yang langsung duduk disebelah Axel.
"Belom liat," jawab Axel sambil menyudahi game-nya dan mematikan ponselnya.
"Dih orang lain lagi pada sibuk nyari roommate-nya, lo malah asik-asikan main game disini!" kata Dion yang sudah paham dengan teman SMP-nya yang memiliki sifat yang sangat amat cuek akan keadaan di sekitarnya.
Bahkan pernah kejadian waktu mereka SMP ada seorang cewek bernama Melissa yang sangat menggemari Axel sampai-sampai saking semangatnya Melissa mengejar pujaan hatinya ia jatuh terpeleset dan membuat orang-orang disekitarnya menertawakannya. Dan yang Axel lakukan ialah hanya menoleh kebelakang sebentar dan melanjutkan berjalan menuju kelasnya.
"Kirain gue, lo kesini mau bilang kalo gue sama lo sekamar." ucap Axel yang masih duduk santai tanpa ada rasa ingin tahu dengan pembagian kamar asrama.
"Tadinya gue kira juga kita bakal sekamar soalnya kan kita satu jurusan, taunya pas gue liat roommate gue namanya Ronald," kata Dion memasang muka kesalnya terhadap pembagian kelas yang tidak bisa dipilih sesuai keinginan siswa itu masing-masing.
***
Setelah papan pengumuman pembagian kelas mulai sepi karena para siswa sudah masuk ke kamar asramanya masing-masing, saatnya Axel menuju papan pengumuman itu untuk melihat teman sekamarnya. Ia mencari-cari nama Axello Jonas di papan pengumuman itu, tetapi setelah dua menit ia mencari tidak membuahkan hasil.
"Nah, ini dia." katanya saat menemukan namanya yang ternyata ada di kolom paling ujung dan paling bawah. Tiba-tiba matanya terbuka lebar saat melihat nama teman sekamarnya.
"Renata Darwin?" sangat membingungkan, seorang siswa laki-laki yang ditempatkan satu kamar bersama siswi perempuan. Axel mencoba mencari namanya lagi di tabel-tabel pembagian kamar dan hanya kolom itu yang menunjukan namanya. Ia pun segera menuju ruang guru untuk mengonfirmasi tentang kesalahan pembagian kamar yang didapatnya.
"Itu bukan sebuah kesalahan, teman sekamarmu itu memang Renata Darwin. Karena jumlah siswa laki-laki dan siswi perempuan yang tidak imbang, maka harus ada satu pasang yang tercampur dalam satu kamar."
"Kamar itu memiliki dua kamar tidur lagi didalamnya, jadi tempat tidurmu dengan siswi itu akan dipisahkan dan setiap kamar selalu ada dibawah pengawasan guru serta bagian keamanan asrama." jelas seorang guru yang bertanggung jawab atas pembagian kamar asrama.
Axel langsung meninggalkan ruang guru dan menuju lorong asrama untuk mencari kamar 998 tepatnya nomor kamar asramanya selama ia bersekolah di Britain School ini. Deretan kamar disebelah kanan adalah kamar untuk siswa laki-laki, kamar disebelah kiri adalah kamar untuk siswa perempuan. Dan saat Axel menuju kamar yang paling ujung disebelah kanan tepatnya di deretan kamar laki-laki, terdapat kamar yang tertera angka '998' di pintu kamarnya.
Axel segera mengetuk pintu kamar karena ia tahu teman sekamarnya itu sudah duluan masuk kamar.
Setelah ia memasuki kamar asramanya seketika ia menghirup bau asap rokok di dalam kamarnya itu.
"Oh, ini Axello Jonas?" kata seorang gadis yang berkulit putih, bermata coklat terang, dan rambut yang dikuncir satu dengan sepuntung rokok yang dihimpit di jari telunjuk dan jari tengah kirinya.
"Lo siapa?" tanya Axel ketus, karena baru ini ia melihat gadis yang sebaya dengannya sedang merokok didepan mata kepalanya itu.
"Teman sekamar lo, Renata Darwin." katanya yang langsung menjulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Axel.
"Axello Jonas." katanya yang tidak menghiraukan tangan Renata yang sudah dijulurkan untuk berjabat tangan dengannya dan langsung memasuki kamar tidurnya karena terdapat dua kamar tidur lagi di dalam kamar 998.
"Gue bingung sama sekolah ini, udah gue doang cowok yang sekamar sama cewek terus pas masuk gue disambut sama asap rokok yang menyebar kemana-mana." sindir Axel kepada teman sekamarnya itu yang masih asyik merokok di sofa kamar mereka.
"Gue juga kalo boleh milih mending gue sendirian di kamar bersama rokok serta minuman-minuman kesayangan gue." timpal Renata sambil menghembuskan asap rokoknya itu.
"Bisa-bisa tiap hari gue ngehirup asap rokok yang baunya paling gue benci, mimpi apa gue semalem sampe bisa sekamar sama cewek kayak lo." kata Axel yang menekankan kata cewek dalam kalimatnya.
Tiba-tiba tawa Renata meledak setelah mendengar ocehan dari teman sekamarnya itu yang masih sibuk berbenah di kamar tidurnya, "Baru ini gue liat cowok yang benci asap rokok,"
"Baru ini gue liat cewek yang baru berumur 16 tahun udah ngerokok dengan santainya didepan orang lain." timpal Axel yang langsung menutup pintu kamar tidurnya dengan keras.
-------------------------------------------------------
(A/N)
Oit, oit, oit!
Selamat menikmati awalan dari cerita "My Worst Roommate" ini ya!
Kalian kalo jadi Axel gimana? HAHAHAHAHA!
Btw, gua butuh kritik dan saran dari kalian semua ya soalnya gua masih jadi newbie author disini dan pastinya masih banyak banget hal-hal yang kurang disini.
Buat kritik dan saran bisa langsung diketik di kolom komentar ya terus juga jangan lupa vote juga biar gua makin semangat ngelanjutin kisahnya Axello sama Renata ini.
Semoga ini jadi awalan yang bagus buat plot ini, I'll do my best!
Handsome Author
YOU ARE READING
My Worst Roommate
RomanceKisah dua orang remaja yang ditempatkan di dalam satu kamar asrama di sekolahnya. Kamar yang satu-satunya diisi oleh satu siswa dan satu siswi perempuan, tidak seperti kamar lainnya yang diisi bersama gendernya masing-masing. Axel dan Renata, dua re...