3. Dedek Gemes bikin Nyut-Nyut (2)

29.1K 2.4K 156
                                    

"Rasa penasaran akan membawamu pada keterkejutan yang nyata. Hidup memiliki banyak sisi yang perlu di jamah"

- Boram Arenda Rais -

Please comment & vote

Boram mengabaikan tatapan intens yang seakan mempu menembus wajahnya itu. Tangannya bergerak lincah dengan kapas dan obat merah di sekitar sudut bibir, sudut mata dan dahi yang terluka. Sejak masuk ke dalam UKS tadi, Boram mengabaikan semua pertanyaan Samudra. Setelah beberapa menit, cowok itu akhirnya diam dan duduk ganteng di atas salah satu ranjang menunggu dengan sabar Boram mengobati lukanya.

Boram sejak tadi sudah ketar ketir di pandangi seperti itu. Seakan-akan Samudra hanya bisa melihatnya dan suka dengan apa yang sedang dia pandangi. Jenis tatapan yang bikin lutut gemetaran. Intens tidak tergoyahkan.

Kalau Boram bergerak, manik mata hitam itu mengekorinya. Bibirnya luka tapi masih mampu menyunggingkan senyuman di sana.

"Jangan berfikiran yang tidak-tidak, aku melakukan ini sebagai bentuk kepedulian guru terhadap muridnya. Juga sebagai bentuk balas budi karena tadi pagi kamu sudah nolongin."

Samudra hanya diam dengan senyuman yang semakin lebar. Setelah selesai dengan area wajah, Boram duduk di sebelah Samudra di atas ranjang. Cowok itu otomatis duduk menghadapnya.

"Coba lihat tanganmu."

"Bagian yang ini biarkan saja."

Boram menggeleng, "Aku mau lihat seberapa parah?"

"Nggak parah."

Boram mendelik. Menarik paksa kedua tangan itu dan melihat ruas tangan dan telapaknya memar merah. Boram tertegun sesaat dan menatap Samudra heran, "Kamu sudah sering di pukul begini?"

Samudra menarik tangannya dan menggidikkan bahu enggan menjawab. Boram menghela napas dan akhirnya membiarkannya saja.

"Coba berbalik, biar aku lihat punggungmu."

"Memangnya ada apa di punggung gue?"

Boram bengong kemudian berdiri dan menggeleng, "Kamu ini bagaimana sih, yang punya badan kan kamu, kenapa malah balik nanya. Tadi pagi aku sempat lihat ada noda darah di sana. Kamu nggak ingat kalau sempat kena lemparan batu?"

Samudra terkekeh, "Oh iya lupa. Sakitnya sudah hilang kok Mbak, nggak apa-apa."

"Aku mau lihat."

Samudra menggeser tubuhnya menyerong dan membuka beberapa kancing baju seragamnya, "Mbak suka main buka-bukaan juga ya?"

"Kamu ini jangan ngomong sembarangan."

Samudra terkekeh dengan tangan yang sibuk melepaskan seragam sebelah kanannya dan membukanya memperlihatkan luka memar dan guratan yang tadi pagi mengeluarkan darah. Sekarang, luka itu sudah mulai mengering. Boram membersihkannya dan mengolesinya dengan obat merah. Berusaha mati-matian untuk tidak menatap keseluruhan punggung itu.

"Bagaimana kamu bisa lupa punya luka seperti ini? Pasti perih kalau kena keringat."

"Gue terlalu fokus dengan hal lain Mbak jadinya lupa."

"Fokus tawuran?"

Kepala Samudra menoleh sedikit ke arahnya dengan seringaian khas remaja nakaĺ, "Fokus nyelamatin Mbak."

Boram menundukkan wajahnya yang rasanya merah padam dan memilih diam. Setelah memberikan penutup luka, Boram berdiri dan mengemasi peralatan P3K ke tempatnya semula.

"Jujur saja Mbak, gue sudah sering terlibat tawuran."

Boram berdiri di dekat sisi ranjang yang lain di depan Samudra sudah siap untuk pulang.

( TERSEDIA DI INNOVEL ) DI KEJAR BERONDONG  || END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang