12

800 58 9
                                    

Vote sebelum dibaca

Dibantu oleh Yoona, Siwon kembali melangkahkan kaki untuk kembali ke rumah mereka. Pria itu membantalkan rencananya untuk menikmati pagi hari di danau itu, dia tidak akan pernah bisa melawan Yoona jika sudah tentang kesehatannya, maka diputuskan untuk menyanggupi permintaan Yoona untuk pulang dan berencana kembali ke danau itu lagi jika Yoona berangkat kembali bekerja.

"Kita harus transfusi lagi"

"Untuk?"

"Membuatmu mati"

Kesal Yoona pada pertanyaan bodoh itu, malas menjelaskan setiap saat pada pria itu yang menurut Yoona mengalami cukup banyak masalah pada darahnya.

"Kau tidak takut seluruh darah yang mengalir di tubuhku seluruhnya berasal darimu?"

Tanya Siwon, sedikit protes yang memang merasa terlalu banyak tergantung pada Yoona, seluruh yang membuatnya tetap hidup hanya karena ada Yoona. Dari keluarga, hidup, pekerjaan, pendidikan, ginjal dan saat ini darah.

Meskipun itu dimulai dengan cara yang salah, suatu saat kau harus bisa mengingat itu Siwon, tanpa Yoona kau mungkin sudah menjadi makanan cacing di dasar tanah. Jadikan kebohongannya menjadi pertimbangan kedua, tetaplah jadikan ketersediaannya membuatmu tetap hidup sebagai pertimbangan pertama

"Kau tidak takut seluruh darah yang mengalir di tubuhku seluruhnya berasal darimu? Oh terimakasih kembali"

Dongkol untuk kedua kalinya, merasa jengkel saat di mana seharusnya Yoona merasa Siwon mengucapkan terimakasih bukan justru menimpalkan pertanyaan tidak berbobot seperti itu. Tidak ingin memperpanjang percakapan tidak penting itu, Yoona membuka pintu kamar di mana dia bisanya merawat Siwon, di mana biasanya dia memberikan hypnoterapi ke pada Siwon. Sebuah ruangan yang memang terlihat seperti ruang kesehatan pribadi Yoona, yang di dalamnya tersedia segala jenis alat kedokteran dan perlengkapan yang cukup. Dibantunya Siwon untuk berbaring di atas ranjang dan kemudian memberikan Siwon air mineral lebih dahulu.

"Yoona, apa aku akan mati jika kau tidak memberikan darahmu padaku?"

"Mungkin saja"

"Apa kau tidak akan mati jika terus memberikan darahmu padaku?"

Dan pertanyaan terakhir itu menghentikan pergerakan tangan Yoona yang berencana memulai kegiatan itu. Dibalasnya tatapan sangat ingin tau dari Siwon, dan dia sangat tau jika pertanyaan pria itu adalah untuk tidak lagi mau menerima darah itu jika dengan itu bisa membuat Yoona mati

"Apa kau belakangan ini sering menonton drama?"

Justru itu tanggapan Yoona setelah cukup lama mereka saling memandang, mengalihkan percakapan dengan dalih mengejek Siwon bicara demikian

"Tidak"

"Lalu kenapa kau bertindak dan bicara seolah kita sedang hidup dalam cerita dalam drama?"

"Aku bertanya..."

"Ayolah Siwon, jangan berlebihan. Aku tidak akan mati hanya karena memberimu sumbangan darah. Jangan memperburuk keadaan yang sebenarnya tidak seburuk itu"

Yoona menggelengkan kepala setelah mengucapkan itu, bicara santai sambil terus melakukan apapun yang perlu dilakukannya untuk tidak lagi membuat Siwon terlalu sering pusing dan mual mual. Nyaris 30 menit mereka lewati di sana dengan beberapa percakapan ringan mereka.

Dan begitulah hidup keras yang dulunya dilewati Yoona. Tidak sampai satu menit setelah itu, kamar itu telah diterobos oleh 3 orang dengan menggunakan stelan jas berwarna hitam, ketiga orang itu lengkap dengan pistol di tangan mereka. Dan tentu saja perawakan itu jelas dengan bawaan wajah orang Amerika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOBLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang