3

3.7K 192 30
                                    


Sasuke telah memakai pakaian yang tidak memakai lambang Uchiha saat melemparkan satu bungkus onigiri pada Sakura. Gadis dua puluh tahun itu enggan berkomentar sehingga ia melahap sarapan paginya penuh semangat. Semalam, hujan deras melanda sehingga mereka tak memperoleh makanan sedikit pun. Terpaksa, Sakura harus menahan perutnya yang kelaparan hingga pagi menjelang.

"Kuharap kau belajar banyak hal dari buku Kakashi," ucap Sasuke saat mereka berdua telah selesai makan.

"Kau tidak perlu mengajariku."

Sasuke memalingkan muka. "Kita akan masuk ke klub terkenal yang ditengarai menjadi pusat penampungan para gadis yang dijual. Aku akan membawamu ke sana."

"Jelas, kita hanya perlu menjadi mata-mata, bukan?"

Sasuke mengernyit. "Tidak! Kau harus menjadi bagian di sana karena sulit mengamati pihak internal yang terlibat jika kau tak menyusup ke dalam, bukan?"

Sakura yang tengah meneguk air mineral langsung tersedak seketika. "Maksudmu? A-aku ha-harus menjadi penghibur di klub itu?"

"Bukankah kau telah menyepakati hal itu dengan Hokage? Itulah kenapa ia mencari gadis berpengalaman menjalani misi ini."

Sialan! Sialan!

"Tapi, tapi a-aku..."

"Berbohong soal pengalaman."

Skak mat! Sakura menunduk dan menjatuhkan kepala di meja. Gadis itu mengeluh.

"Aku memintamu mempelajari teori dari Icha Icha Paradise sebelum melakukan praktek langsung."

Wajah Sakura terlihat resah namun gadis itu bertekad tidak akan meminta bantuan Sasuke terkait misi sialan ini.

"Ah! Kurasa, aku hanya perlu pandai mengajak tamu minum sake dan sejenisnya. Berusaha mengorek informasi dari para tamu yang kemungkinan mengetahui tentang dalang sindikat penjualan gadis dibawah umur."

"Tidakkah kau memahami bahwa hukum shinobi menyebutkan barter adalah cara para ninja berkomunikasi?"

Sakura menelan ludah gugup. "Ma-maksudmu?"

"Ada harga yang harus dibayar dari secuil informasi."

Mata Sasuke berkilat jahat. "Kekerasan dan tentu saja...seks."

Suapan onigiri yang telah masuk ke lambung Sakura rasanya ingin kembali lagi lewat mulut saat gadis itu merasa mual mendadak.

***

Sebuah klub kumuh tampak tak jauh dari kawasan desa yang baru saja mereka singgahi. Mata emerald itu mengkilat saat poster seorang wanita setengah telanjang terpampang besar di bagian atap tempat tersebut. Jadi, dia akan tinggal di sini? Astaga!

"Klub hanya buka malam hari." Seorang laki-laki tinggi tegap berambut kuning menghadang langkah Sasuke yang hendak masuk.

"Aku ingin menemui Tanaka-sama untuk menawarkan barang berharga," sahut Sasuke dingin.

Mata laki-laki itu memicing sebelum melirik pada Sakura seolah ingin menguliti gadis itu hidup-hidup. Ekspresi Sakura jelas sedikit kesal mendengar kata barang berharga yang dilontarkan Sasuke.

"Kurasa, kami telah memiliki banyak penghibur di sini," sahut laki-laki itu tak suka.

"Hojo-kun, aku tak pernah memerintahkanmu menolak tamu yang datang ke klub ini." Sebuah suara berat terdengar dari dalam sebelum akhirnya memerintahkan Hojo mempersilakan Sasuke dan Sakura masuk.

"Selamat datang di Haru." Seorang laki-laki tua berkepala botak menyambut kedatangan Sasuke dan Sakura di ruang pribadi.

"Tanaka-sama," ujar Sasuke hormat.

Another SasuSaku StoryWhere stories live. Discover now