1

3.1K 221 28
                                    

Apakah saya adalah salah satu Sasuke haters? Ehm, nggak juga kok. Saya suka sama Sasuke karena dia cakep. Aih. Huahahahahaha. Cuma memang kalau membuat fanfic SasuSaku, entahlah, saya merasa kurang bisa membuat cerita yang terasa feelnya kayak KakaSaku. Bahhh. Jadi, review kalian sangat dibutuhkan untuk kelangsungan cerita SasuSaku ini. Btw, thanks, :D

***

Sakura mengacak rambutnya pelan sebelum merangkak menuju ke kamar mandi. Perutnya terasa mual. Ia ingin muntah. Oke, mungkin Ino pernah menceritakan bagian itu padanya.

"Kau bodoh jika tidak pernah mau mencicipinya, Jidat!"

"Pig, diamlah! Kau membuat kepalaku pusing."

"Jadi, apakah rumah sakit masih menjadi tempat favortimu? Obat dan ruang operasi bagai candu?"

Sakura menggeram. "Itu impianku, Ino. Passion, kau paham apa artinya hal itu bagiku, bukan?"

"Ayolah, sesekali kau harus mengikuti gokkon kalau begini jadinya."

"Ino, aku bukan perawan tua!" kilah Sakura sengit.

Ino mendesah. "Oke, setelah kau menolak Lee untuk keseratus kali, mungkin."

"Kepalaku pusing mendengar ocehanmu, Pig!"

"Ayolah, kukira salah satu laki-laki ANBU itu menyukaimu."

Sakura berkeringat. "Si-siapa maksudmu? Dia tidak mungkin menyukaiku,Ino."

"Eh, kau masih mengharapkan laki-laki itu? Ayolah, Sakura, dia bahkan tidak pernah mengajakmu kencan setelah kembali ke Konoha."

Sakura mendelik tapi Ino berlagak cuek. Dia tidak peduli jika kali ini sahabat merah mudanya bakal memberi hadiah tinju Shannaro.

"Kau benar," sahut Sakura menerima kekalahan.

Sakura menggeram kesal mengingat percakapan terakhir dengan Ino sebelum gadis itu berangkat misi dua minggu yang lalu. Seandainya Ino berada di sini, ia pasti bisa mencurahkan semua permasalahan dan kegalauannya pada si gadis pirang.

"Hei, Sakuraaa-chan," teriak Naruto yang langsung membuka pintu kamar Sakura yang tidak terkunci membuat gadis yang baru bangun itu terkesiap kaget.

"Baka Naruto!" teriaknya tak kalah keras.

Naruto lebih gesit menangkap lemparan bantal dari Sakura sebelum ia berkata menenangkan. "Gomen, Sakura-chan. Aku datang menjemputmu hari ini. Ayo, bersiaplah semua orang sudah menunggumu."

"Naruto, aku harus pergi misi pagi ini." Sakura melirik jam di samping tempat tidur yang bergerak menuju angka 6.

"Ayolah, aku sudah meminta ijin pada Baasaan untuk mengijinkan kau dan Teme pergi agak siang."

"Hei, mentang-mentang kau adalah pahlawan yang menyelamatkan desa dari serangan Pein bukan berarti kau bisa bertindak semaumu, Naruto."

Naruto acuh dan bergerak menuju ke ranjang Sakura.

"Hei, mau apa kau? Jika kau bertingkah mesum, aku ak—"

Cup!

Sakura membeku merasakan kecupan hangat dan singkat di dahinya yang lebar. Biasanya ia akan langsung menjitak kepala Naruto tapi kali ini tangannya tertahan setelah Naruto membisikkan kalimat itu. Terdengar tulus dan perhatian.

"Selamat ulang tahun, Sakura-chan."

Astaga! Perlu waktu semenit bagi Sakura untuk mencerna kalimat Naruto sebelum gadis itu melirik kalender duduk di samping weker dan tersenyum melihat angka 31 Maret yang dilingkari spidol warna merah.

Another SasuSaku StoryWhere stories live. Discover now