Chapter 05

4.9K 196 58
                                    

.

.

.

"Apa yang kau lakukan disini?" suara bariton itu mengagetkanmu dan kau menoleh kebelakang. Dan disana, berdiri seorang Ayah yang akan selalu ada untuk anaknya.

Dan kau hanya menggelengkan kepalamu sambil mengelap air matamu yang telah menganak sungai dipipi putihmu.

"Memikirkannya?" sungguh pertanyaan itu bagaikan petir yang tak diduga kedatangannya saat hari masih menampilkan seberkas cahayanya.

"Maksud Tou-san?"

"Ayah tau kau memikirkan Naruto" jawab Tou-sanmu sambil mengambil tempat duduk disebelahmu dan memandang Sunset bersamamu disini, diatas pahatan Sandaime Hokage.

Kau hanya menundukkan kepala, menghela nafas berat seolah siap dengan cercaan Tou-sanmu yang mungkin akan jadi batu penghalang antara Heiress dan Jinchuriky Kyuubi.

PLUK..

Kau menoleh dalam bingung, dan disana terpahat sebuah senyuman di wajah tuanya yang sudah menginjak empat puluhan, dia tersenyum? Ohh.. Anak mana yang tak suka dengan senyum Ayahnya?

bahkan senyum itu mengingatkan dirimu dengan Kekasihmu.

"Apa yang membuatmu menunggunya hingga kini?" Hey.. Ino, apa ini sebuah pertanyaan atau penyataan kalau dia juga menginginkan hubungan kalian?

"Maksud Tou-san?"

"Apa yang membuatmu menunggunya hingga kini?" ucapnya sambil menghela nafas "Apa tidak ada laki-laki lain dihatimu selain dia?"

Kau hanya diam, mencoba mencerna perkataan itu dengan tenang, dan iya, kau menemukan jawabannya.

"Tentu tidak, karna hanya dia dan tak ada lagi." tegasmu pada Tou-sanmu yang tengah tersenyum sambil memandang Sunset, dan apa kau sadar itu Ino? Coba kau ingat berapa kali dalam hidupmu kau berbicara dengan Tou-sanmu di nuansa Sunset seperti ini? Tentu saja jawabannya iya, aku memang baru kali ini bicara dengan Tou-san di nuansa Sunset seperti ini.

"Tou-san bangga adamu Ino." ucapnya sambil menepuk kepalamu pelan mencoba menyerahkan rasa sayang seorang Ayah akan Anaknya. Dan dia bangkit dari duduknya, menepuk pantat celananya yang rada kotor setelah itu dia pergi meninggalkan dirimu yang kembali berkelit dengan sepi disini.

                           ..o.O.o..

Uzumaki Naruto, pemuda yang baru menapaki umur tujuh belas tahun ini tengah melamun diatas pohon sembari menikmati udara sore dan juga pemandangan Sunset disana, menghela nafas sejenak kau menyandarkan tubuhmu didahan pohon tua ini, mencoba melepas penat yang seharian ini selalu menghantui dirimu selama perjalanan. Kau sempat mengeluh bukan,? mengenai perjalanan jauh ini.

Sejujurnya Naruto, kalau saja kau tau kalau Gadismu tengah gundah gulana menantimu apa gerangan yang akan kau lakukan saat ini. Menggunakan Shunshin? Tentu saja jutsu itu akan membunuhmu saat kau sudah sampai nanti karna kaupun sudah tau kalau Jutsu itu banyak makan Chakra.

Bagaimana dengan senyumnya? Kau merindukannya Naruto? Senyumnya selalu membuatmu kuat, membuatmu ingin cepat sampai dan merengkuh tubuh mungilnya dalam dekapan rindu tak tertahan.

Kau menghela nafas berat, membayangkan perihal tadi sembari menunggu malam kau duduk disini. Didahan pohon ini, menatap tenang secercah cahaya matahari itu tanpa sadar kau mengulas masa lalumu, masa lalu yang penuh akan senyumnya, tawanya, dan mungkin jitakannya? Semua itu semakin menyesakkan hatimu mengingat kau sudah terlalu lama pergi, sempat terbesit dihatimu kalau dia akan mendua. Tapi kau menggeleng keras demi menepis pikiran bodoh tersebut, kau menyandarkan tubuhmu didahan itu tetapi masih dengan memperhatikan Sunset disana.

"Narutooo.. Kapan kau turun? Rusanya sudah siap." bahkan kau tak menghiraukan seruan Gurumu yang berteriak dari bawah akan siapnya makan malam dari hasil berburumu barusan.

"Terserah kau sajalah."

Dan jawabanmu hanyalah sebuah gelengan kepala pelan. Lagi, kau menghela nafas sejenak. Memandang langit sore itu mengingatkan dirimu dengan kencan pertamamu dengannya.

Flashback : On

Disinilah kau menunggu Gadismu, menanti akan dirinya datang saat tadi pagi kau menentukan tempat kalian akan bertemu. Berbaring sambil menatap awan membuatmu merasa seperti temanmu yang berambut Nanas itu.

"Gomen ne kalau lama menunggu Naruto-kun." suara itu membuyarkan lamunanmu, membawamu kembali ke kenyataan yang akan kau hadapi dan tak terelakan.

"Tidak apa-apa Ino-chan." jawabmu sambil tersenyum. Hey lihat, dia tersipu Naruto, apa itu berarti dirinya menginginkan dirimu terus tersenyum untuknya?

Kau menepuk rumput disebelahmu, bermaksud menyuruhnya untuk duduk disebelahmu. Dia menurut, dan duduk dengan anggun disebelahmu sambil menundukkan kepalanya.

"Bagaimana kalau kita awali kencan ini dengan pergi ke Ichiraku Ramen." kata-kata itu sukses keluar dari mulutmu dikala kau saat ini masih menginjak umur Empat belas tahun.

"Ramen itu tidak baik Naruto-kun" bantahnya, dan kaupun pasti sudah tau, kalau sekali dia bilang tidak maka jangan pernah kau tanyakan lagi.

Flashback : Off

Dan jadilah Kencan kalian diselingi dengan adu mulut yang tak terelakan lagi, sungguh miris bukan kencan pertamamu kalau diingat ingat. Memaksamu untuk tersenyum geli mengingatnya, ah... Kau bahkan hampir lupa kalau malam tengah menjelang, walau cahaya matahari masih membekas dilangit sana.

Dengan tenang kau membatin, dengam segenap cinta kau merindu, dengan segenap kasih, kata itu kau keluarkan tanpa kau sadari kalau dia juga mengucapkannya.

'AKU AKAN TETAP MENCINTAIMU' itulah takdir kalian, bahkan kalian sendiri tidak sadar bukan, kalau kalian mengucapkan kata itu secara bersamaan. Hanya saja tempatnya berbeda, Dia duduk di bingkai jendela kamarnya, sementara dirimu di dahan Pohon yang masih dengan posisi sejak tadi.

                           ..o.O.o..

.

.

.

T

B

C

Fiuuhhh Akhirnya...

Baiklah Author tidak terlalu suka basa basi...

Jadi tolong VOMMEN (VOte dan coMMEN)

Sampai bertemu diChapter berikutnya...!!!!


by : Yahiko namikaze







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Konoha Kiiroi senkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang