Chapter 22 : Grave weather is sunny, sunny.

2.5K 393 7
                                    

Sinar matahari cerah menyinari rumput hijau, udara dipenuhi aroma samar rumput dan bunga, semuanya tampak begitu damai dan indah.

Fiennes, 38 tahun, hari ini adalah hari ulang tahun Penggemar setianya dari seluruh dunia. mereka bersama sama mengunjungi Forest Lawn di Los Angeles, mereka membawa poster Fiennes, atau memegang piringan hitam film Fiennes, mungkin beberapa kartu film, dan kemudian menyalakan lilin di pemakaman, Ditempatkan di atas bunga, suara suara kencang memberikan doa untuk actor tua tersebut.

Tidak berisik, tidak berisik bagi para penggemar yang selalu melihat foto pria itu dalam batu nisan yang suram, mungkin satu menit, mungkin lima menit, sampai mereka terbangun sambiltertawa pahit.

Kepada orang-orang yang telah pergi,Pergi dalam damai.

Fotonya di batu nisan menunjukan mata sipit dan bibir tersenyum samar, seolah semua yang terlihat di matanya hanya bisa digambarkan dengan langit jernih.

Hidup seperti sebuah gunung kerap kali membuatmu tertekan saat di atas, kamu hanya bisa melihat cahaya dan segalanya di bawah kakimu, jadi mengapa membuat keadaan menjadi sulit bagi dirimu sendiri?

Fiennes benar-benar tidak bisa terlihat tampan selama hidupnya, karena penyakit bawaannya yang membuat wajahnya sedikit pucat, tubuhnya tidak terlalu sehat,dan karena ketenaranya membuat ia perlahan berlatih tai chi, sehingga ia bisa berkeliling dunia untuk berpartisipasi dalam kegiatan membuat film, tapi karena ia belum pernah berlatih tai chi saat muda membuat ia sulit mempelajarinya seiring berjalannya waktu, lalu ini di sebut hal yang membuat uang tidak dapat membeli segalanya.

Bibir Fiennes sangat pucat, pucat yang cenderung terlihat tidak sehat, tapi kamu tidak akan merasa Fiennes adalah orang yang sakit, karena di depanmu, dia selalu bisa pandai bicara, menyamarkan segalanya.

Tang Feng, berdiri di depan batu nisannya. merasa sangat beruntung, dan setelah kelahiran kembali tidak hanya penyakitnya yang hilang, tapi ia juga terlahir lebih muda lagi, meski ia biasa menganggap dirinya tidak jelek meskipun sesekali ia berfikir lagi bisakah jika hidungnya saat ini sedikit lebih mancung ?

yang tertidur di Pemakaman nyatanya itu adalah orang yang sama dengan dirinya, walaupun ada beberapa perbedaan.

Sekarang saat akan mengunjungi pemakaman, Tang Feng pergi membeli bunga favoritnya, bukan bunga lily bukan bunga aster, tapi membeli mawar merah untuk ia bawa ke pemakaman, memegang mawar merah di dadanya saat ia datang ke pemakaman, ada banyak orang saat ia  sampai di sana. Alisnya naik, bagaimanapun juga, hanya sedikit orang yang akan membawa mawar merah di pemakaman.

Begitulah Tang Feng, dia seperti mawar merah. Saat muda tidak sengaja menonton film, karena cerita dari sebuah film lama yang ia ingat bahwa aktor pahlawan tersebut memberi mawar merah, mawar merah kepada aktris cantik saat ia mendapat sambutan gembira karena melompat dengan sukacita.

Memorinya saat masih remaja sejak lama lebih sekedar mawar merah, kurangnya kasih sayang dan perhatian pada masa kanak-kanak bahkan seiring berlalu ia menantikan perhatian dan ada yang memberinya segenggam bunga mawar merah yang bermekaran, menyemangatinya.

Dia suka pemakamannya semua orang bisa pergi sambil tersenyum, ia harap di samping makamnya setiap tahun ada mawar merah yang menemani.

Tang Feng datang dengan mawar merah yang ditempatkan di atas makam Fiennes, lalu pergi ke sisi Gino, Gino mudah di kenali orang sekitarnya, tidak perlu repot repot mengatakan saat ini ia akan menjadi bintangnya.

"Gino." Tang Feng meneteskan air mata, karena yang terakhir datang ke pemakaman setelah menguatkan hati, mata mereka menatap kuburan pria tak bergerak itu.

Tang Feng berkata pada Lu tian Chen untuk meletakan buket bunga asternya, lantas Tang Feng meminta Charles dan Lu tian Chen menjauh dari sisi makam, mereka tahu Gino memiliki hal yang ingin di sampaikan dari hatinya untuk Fiennes.

True Star / 巨星 (Indonesia Vers) - Volume 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang