(s)(h) e

775 339 352
                                    

She & He

❝Aku mungkin diluar terlihat baik-baik saja. Tapi percayalah aku menyembunyikan rasa sakit ini dengan baik.❞

.

.

.

Detik berganti detik. Menit berganti menit. Jam berganti jam. Hari berganti hari. Bosan, itulah yang gadis itu rasakan tiap harinya.

Matahari sudah menampakkan dirinya beberapa menit yang lalu, tetapi entah kenapa gadis itu bangun lebih dahulu dari raja siang. Entahlah ia juga tak tau kenapa ia bisa bangun sepagi ini.

Gadis yang bernama Yeon Yisoo atau biasa disapa Yid oleh teman sekelasnya itu baru saja selesai membersihkan tubuh dan sedang mengeringkan rambut panjangnya.

Wajah pucatnya, bibir merahnya yang alami, garis wajahnya yang tegas membuat ia terlihat cantik kapan saja.

"Hoammm," Gadis itu masih saja menguap, padahal semalam ia langsung tidur saat baru sampai dirumah dari sekolah.

Cklek*

Pintu kamar Yisoo terbuka lebar, menampakkan seseorang berdiri di ambang pintu.

"Oh? Kau sudah bangun? Turunlah ibu sudah buat sarapan." Ucap seorang wanita paru baya yang tak lain adalah ibu Yisoo-Kang Mirae.

"Hm..."Gumamnya.

"Aishh.., jawab yang benar jangan hm-hm saja!" Marah ibu Yisoo pada anaknya itu.

"Iya ibu," ucapnya sedikit keras.

"Heol, anak ini..." Ucap ibunya dan pergi dari kamarnya.

Gadis itu memandang keluar jendela kamarnya yang memperlihatkan langit pagi, gadis itu menutup mata dan merasakan udara pagi yang dingin menusuk kulit pucatnya.

Aku harap hari ini ibu dan ayah tak bertengkar lagi Tuhan, amin. Ucapnya dalam hati, tak lupa ia mengambil jaket tebal dan tas ber-merk-Converse- itu, dan bergegas menuju ruang makan.

"Ayo makan," Ucap ibu Yisoo sambil memakan sarapannya.

"Hm." Jawab Yisoo, dan mulai memakan sarapannya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan keberadaannya, yaitu ayahnya. Tapi ia takut menanyakan itu pada ibunya.

"Ibu?" Panggil Yisoo, membuat wanita tua yang ia panggil ibu itu menegakkan kepalanya.

"Ha?"

"A-ayah... dimana?" Tanya Yisoo ragu. Sementara itu ibunya hanya menatapnya diam dan kembali bersuara,

"Jangan mengundang ibu untuk marah Yisoo." Ucap ibunya dan berdiri. "Ibu pergi,"

"Hati-hati..."

Benar, dugaan Yisoo benar pasti jawaban ibunya itu. Lagipula menanyakan itu sama saja dengan berbicara pada hewan, tak ada jawabannya.

Yisoo selesai sarapan, dan membereskan piring di meja makan.

"Aku berangkat..," Ucapnya lalu mengunci pintu apartemennya.

Change You -PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang