"Bagaimana dengan nomor sembilan? Jawabannya dua atau tiga?" bisikku.
"Apa? Dua Lipa kencan dengan Tyga?" ucap Bella dengan polosnya.
Shit. Semua orang dikelas ini melihat ke arah kami, termasuk Mr. Potts yang terlihat sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.
"Ms. Suroviec dan Ms. Hale, apa yang sedang kalian bicarakan?" ucap Mr. Potts.
Aku langsung membalikkan badanku, dan menghadap kedepan. Menundukkan kepalaku dan berusaha mengerjakan soal esai ku lagi.
"Jangan abaikan saya ketika saya sedang bertanya!" ucap Mr. Potts dengan sinis.
"Bella yang memanggil saya pak, ia hanya mau pinjam penghapus" ucapku memberanikan diri melihat ke depan.
"Saya melihat Bella melemparkan penghapusnya ke punggung Kacey" ucap seseorang.
"Benarkah itu, Ms. Bieber" ucap Mr. Scott lalu mengalihkan perhatiannya ke seseorang yang duduk di salah satu kursi di depan. Siapa lagi kalau bukan Maggie
"Yes, sir" ucap Maggie lalu menatap sinis ke arah kami berdua.
"Cey" bisik Bella.
"Hm?" gumamku lalu menghadap ke belakang.
"Kapan dia akan berhenti mengurusi hidup orang lain?" bisik Bella dari belakang.
"Mungkin nanti.. bila ia sudah menikah dengan seorang biksu, dan mendapat ilham" bisikku.
"Please stop making a joke" bisik Bella sambil tersenyum menahan tawa.
"Ms. Suroviec, mengapa anda meminjam penghapus Ms. Hale, padahal anda yang melempar penghapus anda sendiri ke punggung Ms. Hale?" ucap Mr. Potts melihat ke arah kami berdua. Aku membalikkan badanku ke posisi semula.
"Ms. Suroviec, apakah ada yang lucu?" ucap Mr. Potts lalu melepas kaca matanya.
Aku membalikkan badan ke belakang, dan melihat Bella yang masih menahan tawanya. Memang seberapa lucu leluconku? Kuakui, itu memang sedikit lucu.
"Wajah anda terlihat tampan pagi ini, sir" ucap Bella lalu tersenyum.
Aku tak bisa menutup bibirku, dan sekarang wajahku tampak seperti emoticon yang ada di whatsapp. Aku melihat ke sekitar, lalu membalikkan badanku ke depan. Untuk apa Bella berkata demikian? Kurasa dia sedang mabuk. Beberapa murid di kelas tertawa, sedangkan lainnya ada yang bersiul.
"Ms. Suroviec, saya rasa anda bisa mengagumi wajah anda selagi mengerjakan tugas yang saya berikan, dari luar kelas" ucap Mr. Potts memakai kacamatanya lalu mengambil beberapa lembar kertas dan menulis sesuatu diatasnya.
Jujur, aku merasa kasihan pada Bella dan tidak mau berada di posisinya sekarang. Semua orang tahu, bahwa Mr. Potts selalu memberikan hukuman yang aneh. Tapi ia sahabatku, tentu saja aku harus membelanya dan berada dipihaknya.
"Mr. Potts-"
"Oh, tampaknya Ms. Hale bisa membantu anda" ucap Mr. Potts memotong ucapanku.
"Baiklah, ini tugas kalian" ucap Mr. Potts. Bella maju ke depan, dan diikuti olehku.
"Karena suasana hati saya sedang baik, saya memberikan tugas yang mudah untuk kalian. Silahkan keluar" ucap Mr. Potts lalu memberikan selembar kertas kepada Bella. Kemudian, kami segera keluar kelas Mr. Potts.
"Tugas apa yang di berikan Mr. Potts?" ucapku kepada Bella.
"Hmm.. kau saja yang baca " ucap Bella mengagetkanku dengan kertas yang diberikan oleh Mr. Potts di tangan kanannya.
Aku merebut kertas di tangan Bella, dan kemudian membacanya dengan keras.
"Tugas pertama, pergilah ke perpustakaan dan cari novel roman abad delapan belas. Oh, itu cukup mudah" ucapku.
"Tugas kedua, temukanlah pohon mapel, kemudian ambil gambarnya. Tugas macam apa ini?" ucapku lalu menggelengkan kepala.
"Tugas ketiga, temuilah salah satu dj terkenal di dunia kemudian minta dia datang untuk bertemu denganku. Tugas ini tidak harus dilakukan, namun bila dilakukan, salah satu dari kalian akan mendapatkan tambahan nilai" ucapku lalu mengembalikan kertas tersebut.
"Sebenarnya ada apa dengan dia?! Apakah dia sudah tidak waras? Dia memberikan tugas hukuman yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan mata kuliah kita!!" ucap Bella tidak terima.
"Aku akan melakukan tugas nomor tiga, kau melakukan sisanya" ucapku lalu duduk di salah satu bangku depan kelas.
"Hei! Itu tidak adil!" ucap Bella.
"Bagaimana kalau.. sebagai gantinya, aku akan mencarikanmu pacar?" ucapku lalu tersenyum.
"That's.. Ahhh.. ok, fine. Lagipula, bagaimana caramu melakukannya" ucap Bella.
"Melakukan apa?" ucapku.
"Caranya kau bertemu dengan seorang DJ terkenal, lalu memintanya bertemu dengan Mr. Potts tersayang kita tanpa tujuan apa pun?" ucap Bella lalu berkacak pinggang.
"Bella, yang perlu kau khawatirkan adalah.. kencan butamu" ucapku lalu tersenyum.
> <> >< >< <> <

KAMU SEDANG MEMBACA
SO FAR AWAY x Martin Garrix
FanficTentang sepasang kekasih yang mencintai satu sama lain, kemudian hubungan mereka hancur ketika datang seorang pria. *ps: gue gapinter bikin sinopsis~ Berawal dari kisah Kacey & Jacob, berakhir dengan kisah seorang pria bernama Martin