Tiga

61 18 14
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pikiranku sama berkecamuknya dengan suasana rapat dalam ruangan itu. Banyak suara terdengar, kebanyakan berupa protes.

Aku tidak bisa tinggal diam.

"Airin! Airin!"

Terlambat. Aku sudah menghambur ke ambang pintu dan bergegas ke arah elevator terdekat. Ketika memasuki elevator, aku hampir lupa alat ini menggunakan kendali suara. Dengan tergagap aku menyebutkan arah tujuanku. Lantai empat puluh satu blok A-17K! Sekarang aku ingat. Pelantang itu masih menempel di telingaku dan kuharap aku masih bisa mendengar suara-suara dari sana.

"Lima dekade?"

"Hukuman itu pantas dilaksanakan!"

"Sudah terlalu banyak pelanggaran yang dilakukan Manusia akhir-akhir ini!"

"Bukankah jangka waktu lima dekade seharusnya berlaku hanya bagi para pelanggar?"

"Pecat para pelanggar. Pecat!"

Banyak suara yang samar, tapi banyak juga yang memekik penuh amarah. Agaknya Rhexa menyimpan chip itu di sudut yang kurang tepat karena suara-suara yang terdekat malah lantang dan melengking. Aku pun menjauhkan alat canggih ini sejenak.

"HARAP TENAAAAAAAAAAAAANG."

Elevator yang sangat kuandalkan ini tengah bergerak horisontal ketika kesunyian di ruang rapat berlangsung. Ya Tuhan. Semoga aku belum terlambat untuk sampai di sana.

"Saya, sebagai Kepala Organisasi Xirth, hendak menyampaikan sekaligus mengingatkan ...." Ada penegasan dalam kata 'mengingatkan'. "... urgensi kita semua menyelenggarakan rapat darurat ini."

Kupercepat langkahku begitu pintu elevator terbuka. Tak peduli beberapa kali nyaris kehilangan keseimbangan, napasku yang tersengal atau beberapa tubuh yang kutabrak.

" ... hukuman ditetapkan bagi Manusia yang bertugas di Badan Utama dan Badan Perwakilan."

"Saya mengusulkan agar hukuman yang ditetapkan adalah skors selama lima dekade."

Ini tidak bisa dibiarkan!

Suara Havarl kembali terdengar. "... setiap napas, setiap langkah. Xirth harus selalu ada di dalam jiwa kita semua. Bukankah kita adalah satu kesatuan? Bukankah kepentingan bersama selalu kita didahulukan?"

Aku berjengit mundur dan bersembunyi di balik dinding begitu sebuah sosok hitam nyaris memergokiku.

Sial. Tiap sisi ruangan rapat tentunya dijaga oleh Rozer—robot penjaga Xirth serba hitam dengan tubuh setinggi tujuh kaki. Bagaimana ini? Kalau aku bersama Rhexa, ia setidaknya bisa melakukan sihir atau sesuatu yang dapat menyingkirkan Rozer itu sejenak. Aku juga tak ingin membuang-buang waktu untuk memanggil rekanku yang sinting itu ke sini.

COSMIX 1.0 : Terancam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang