05 - Pertengkaran

5.5K 403 61
                                    

"Mana yang namanya Rizky?!"

Giran berteriak dengan lantang saat ia memasuki kelas X Ips 3 itu. Seluruh kegiatan yang mereka perbuat terhenti seketika saat mendengar suara Giran yang begitu menyeramkan.

Apalagi saat melihat baju Giran yang keluar sana-sini tidak teratur dan tidak sesuai peraturan.

"Jawab!" Giran membentak membuat adik kelasnya menunduk takut.

Di belakangnya ada teman-temannya yang sama seperti dirinya—emosi yang harus meletup, tetapi mereka harus menggunakan kepala dingin untuk menyelesaikan ini semua. Alden mendecak sebal saat penghuni kelas yang ditanya tidak menjawab.

"Kalian punya telinga nggak?" tanya Alden, tenang.

"A...nu k..ak, di..."

"Yang bener ngomongnya. Nggak ngerti gue," potong Alden.

Adik kelas laki-laki itu menelan salivanya dengan pelan, takut salah bicara. "D...ia aku liat ke... toilet."

"Weh, ada apa nih rame-rame?" Tiba-tiba saja datang suara tidak di kenal itu.

Cowok dengan gaya selengeannya itu menerobos teman-teman Alden. Dengan tidak sengaja cowok itu menabrak bahu Alden dari belakang. Alden memegang bahu adik kelas belagu itu dengan kuat, kemudian Alden melirik name tag yang tertera disana.

"Jadi lo yang namanya Rizky?" Alden bertanya dengan nada sinis.

"Eh, apa-apaan lo." Kemudian, Rizky melirik sepupunya—yaitu Randy meminta bantuan. "Ran, tolongin gua."

Alden mendorong keras bahu Rizky, sehingga cowok malang itu terdorong keras jatuh ke lantai. Rizky mengeluh sakit saat pantatnya bertemu dengan lantai dengan kuat.

"Bisa santai gak lo?!" Rizky melototkan matanya.

"Kenapa? Nggak terima Alden ngedorong lo? Lo nggak ada sopan-sopannya ya sama senior. Belagu amat lo, baru kelas sepuluh aja belagunya minta ampun." Giran mencibir.

Di depan kelas X Ips 3 itu sudah di penuhi oleh kerumunan adik kelas ataupun yang lainnya untuk menonton aksi ini. Aksi dimana anggota Gevkar kembali bertengkar seperti ini di dalam kelas, biasanya tidak pernah.

Rizky berdiri. "Ada masalah apa emang lo pada nyariin gua hah?"

"Gue yang seharusnya tanya ke lo. Ada masalah apa lo sama anak Gevkar?" tanya Alden skakmat.

"Lah. Kalian duluan yang datang ke kelas gue, rame-rame lagi." Jawab Rizky tidak mau kalah.

Alden maju selangkah dengan menghela napas kasar.

"Lo. Ada masalah apa sama anak Gevkar?" tanya Alden lagi.

Rizky dengan beraninya menjawab. "Nggak ada anj—"

Satu tendangan mendarat begitu mulus di perut Rizky. Alden mendengus, berjongkok untuk berbicara dengan Rizky yang lagi-lagi terhuyung karena mendapatkan tendangan mentah dari Alden dengan sekali saja.

Dasar lemah.

Randy awalnya meringis melihat wajah adik sepupunya yang kesakitan, tetapi ia senang juga bisa melihat Rizky menderita seperti itu.

"Gue tanya sama lo sekali lagi. Ada masalah apa lo sama anak Gevkar? Terutama Edgar."

Rizky menelan salivanya dengan keras, ia pun menjawab.

"Dia nyenggol gue keras, siapa yang nggak terima coba digituin? Emang lo terima di senggol begitu?"

"Kenapa enggak?" Alden bertanya kembali. "Gue masih tau diri. Kalau gue diposisi lo sih udah malu ya gue. Ngajak duel kakak kelas dan lo nggak tau kakak kelasnya yang lo ajak duel siapa." kata Alden terkekeh.

AldenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang