Hal yang tersulit dalam sebuah hubungan adalah ketika kau terlalu lelah untuk bertahan
Namun kau terlalu cinta untuk melepaskan.
- DiandaDianda menghapus air matanya. Dia merasakan angin yang menampar lembut wajahnya.
Dia menikmati setiap hembusan angin dan bersatu dengan sepi, mengadahkan kepala menghadap langit yang mendung, sama seperti hatinya saat ini, dia menggenggam erat kotak kecil yang ada di tangan nya dan kembali menghela nafas berat.
Apa mungkin masih bisa di pertahankan? Batin dianda dalam hatinya.
Sementara di kelas Agas sedang terlarut dalam game yang ada di tangan nya. Dia melupakan janjinya bersama Dianda di atas atap hari ini.
"Eh gas, lo bukanya ada janji ama cewek lo di atap? Samperin gih dia nungguin lo dari tadi! nggak kasian lo di luar banyak angin," Kata Jedi seraya menghampiri Agas yang sedang bermain game.
Agas yang sedari tadi terlarut dalam permainan mulai berhenti dan menyadarinya.
Namun beberapa saat kemudian dia kembali terlihat santai dan melanjutkan gamenya yang tertunda.
"Bentaran ah, lagi asik main, lagian tu cewek juga udah gede udah bisa jaga diri masa kalah ama angin" Balas Agas dengan mata yang masih terfokus pada game.
"Parah lo ama cewek sendiri gitu, dulu aja lo sayang - sayang sekarang lo sia-siain!" Ledek Jedi sambil mengambil tempat duduk di samping agas.
Agas tidak pernah berfikir begitu, dia tidak pernah ingin menyia-nyiakan Dianda, dia sangat mencintai gadis itu, dia sangat menyayangi gadis itu.
Namun barangkali cara nya menunjukan rasa sayangnya sedikit berbeda dari yang lainya.
"Berisik lo ah, ini juga gue mau nyamperin dia" Kata Agas seraya memasukan hp nya kedalam kantong celana dan mulai pergi ke atap tempat mereka janjian.
~~~
Sementara di atap Bintang datang menghampiri Dianda yang masih termenung sendirian di sana.
"Ngapain lo disini ?" Bintang datang ke atap dan langsung duduk di samping Dianda.
Dianda yang menyadari kedatangan seseorang langsung menoleh dengan memasangkan senyum manisnya namun senyumnya tiba-tiba berubah menjadi kecewa, dia pikir itu Agas tapi ternyata dia salah.
"Eh elo Bin,lagi nunggu Agas"Jawab Dianda pelan
"Udah lama?" tanya bintang lagi, terlihat jelas raut khawatir di wajah lekaki itu
"Enggak kok gue juga baru dateng" kata Dianda berbohong.
"Tangan lo dingin itu tandanya lo udah lama duduk disini, lagian lo ngapain sih tetep nunggu dia, kalo misalnya dia nggak ke atap gimana? Lo bakalan tetap nunggu kayak orang bego gini?" kata Bintang menatap Dianda lurus.
Dianda langsung melepaskan tangan nya,
"Gue yakin Agas pasti dateng" Dianda tetap teguh pada pendirian nya.Bintang hanya menghela nafas berat, dia kembali menatap gadis di samping nya itu.
Bintang tau Dianda terluka sekarang, dia tau Dianda sangat kecewa sekarang, dia sangat tidak rela jika cewek di samping nya ini kembali menjatuhkan air matanya.
"Kita makan sekarang ya, bentar lagi istirahat habis dan lo belum sarapan dari pagi" Kata Bintang memohon agar Dianda mau menuruti perkataan nya kali ini aja.
Dianda tetap diam sambil memandangi kotak kecil yang ada di tangan nya, yang akan dia berikan kepada Agas sebagai kado satu tahun setengah mereka.
"Tapi gue belum ketemu Agas Bin, Agas nanti pasti datang trus kalo gue nggak ada, dia pasti kecewa ama gue" Dianda masih memandang kotak kecil yang ada di tanganya.
"Please Din, lo jangan ngeyel ntar lo sakit, lagian disini banyak angin ntar lo masuk angin gimana?" Kata Bintang nggak mau kalah
"Gue belum laper kok!" Dianda kembali berbohong, namun tiba - tiba perutnya berbunyi menandakan bahwa gadis itu sangat lapar sekarang.
"Tuh kan perut lo juga udah bunyi" Kata Bintang lagi
"Yaudah deh" kata Dianda pasrah karena dia memang susah lapar.
Bintang langsung mengajak Dianda pergi dari atap, mereka berjalan menuju kantin untuk memanfaatkan waktu istirahat yang tersisa.
Saat Agas sampai di atas atap, Agas tidak menemukan Dianda di sana.
Dia berjalan ke arah kursi panjang, merebahkan tubuh nya dan menjadikan tangan nya sebagai bantal, matanya menatap lurus ke arah langit yang mendung, dia memejamkan matanya.
Dia tau dia terlambat, Dianda pasti menunggunya, tapi dia yakin Dianda pasti akan memaafkan nya, karna dia tau Dianda sangat mencintainya.
"Gue tau, gue brengsek, gue nggak pantes buat cewek sebaik lo, maafin gue Din, gue sayang ama lo!" Kata agas sambil munutup matanya dan menikmati gerimis yang perlahan mulai menerpa wajahnya nya itu.
Next tunggu aja oke
Maafin ya kalo nggak dapet feeling nya, mood gua lagi ancur soalnya wkwk
Jangan lupa vote ama koment okay 😘Salam TaraMarischa
KAMU SEDANG MEMBACA
Break up (Tahap Revisi)
Short Story#337 in short story 15/06/48 #383 in short story 13/06/18 #726 in short story 10/06/18 #369 in short story 08/06/18 #735 in short story 02/06/18 #440 in short story 01/06/18 Ini hanyalah sebagian kisah masa lalu. ini tentang seorang gadis yang beru...