Aku tau begitu banyak bintang di luar sana, bintang bintang yang lebih dari ku, tapi bisakah kau memilih ku sebagai bintang mu?
Akan ku berikan cahaya terbaik ku untuk mu, dari ribuan bintang yang kau temui bisakah kau memilih ku?
-bintang"Gimana seneng?" tanya Bintang. Tangan nya terulur untuk merapikan rambut gadis yang ada di samping nya itu
Dianda tersenyum senang "Bangeet, lo paling bisa bikin gue nggak sedih lagi"
Bintang sedikit mendongakan kepalanya dan terseyum bangga "Apapun bakal gue lakuin asalkan lo seneng"
Dianda tersenyum hangat, sesaat kemudian dia mencubit perut bintang pelan "Kebiasaan ya receh nyaa"
Bintang sedikit melonjat kaget "Eh malah di katain receh"
"Emang lo receh" Dianda memeletkan lidahnya ke arah Bintang
"Tapi kalo ilang lo sedih kan?" Goda Bintang lagi
Dianda memajukan bibirnya "Nggak tuh B aja"
Bintang sedikit mencondongkan kepalanya ke arah dianda dan menyipitkan matanya,"Beneran? nggak bohong?" Bintang sedikit berbisik
Dianda memalingkan wajahnya menghadap bintang, menatap dalam mata Bintang "Kalo lo ilang dari bumi ini, gue bakalan jadi orang termenderita yang pernah ada, jadi lo jangan becanda gitu ih, gue nggak suka!"
Jantung Bintang seketika berhenti berdetak, ingin rasanya dia menghentikan waktu, berlama lama menikmati setiap detik bersama Dianda, orang yang telah membuatnya lupa dengan sakitnya luka di masa lalu.
Baru saja bintang merasa begitu bahagia tapi seketika juga hatinya hancur di tampar oleh kenyataan yang begitu pelik saat mendengar lanjutan kata dari Dianda "Karna lo adalah sahabat terbaik yang pernah gue punya"
Bintang hanya tersenyum kecut,"Banyak Bintang yang lain yang lebih baik dari gue"
"Gue tau tapi yang gue mau cuma elo, Bintang gue yang selalu memberikan sinar nya buat gue" Kata Dianda menatap Bintang penuh arti
Bintang hanya terkekeh mendengar perkataan Dianda, bagaimana bisa dia jujur dengan perasaan nya, dia terlalu takut, dia takut jika Dianda tau akan perasaan nya, gadis itu akan mencari Bintang baru, untuk itu dia memilih untuk diam dan memendam.
"Bin, besok gue mau mutusin Agas" Kata Dianda sembari menyeruput es kelapa muda nya, di temani dengan pemandangan indahnya langit sore, pasir yang lembab tempat mereka duduk juga hamparan ombak yang luas, membuat suasa hati Dianda merasa lebih baik.
"Lo yakin Din?" Tanya Bintang masih tak percaya
Dianda menggangguk lemah,"Tadi gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri, ada foto di sana Agas lagi ciuman sama cewek lain"
"lo yakin itu beneran Agas?" Bintang benar benar terkejut mendengar apa yang di katakan oleh Dianda
Dianda lagi lagi mengganguk lemah,"Gue yakin banget Bin, cewek itu sendiri yang nunjukin foto itu ke gue,"
Flasback on
"Dianda, gue mau ngomong sesuatu sama lo,bisa?" Geisya tiba tiba saja mengirim pesan ke Dianda pagi itu
"Bisa, kapan?" Dianda membalas pesan itu
"Istirahat temuin gue di toilet" Pesan itu hanya di baca oleh Dianda.
Istirahat Dianda langsung ke toilet, di sana sudah ada Geisya yang berdiri di depan kaca, " Ada apa Gei?" tanya Dianda begitu sampai di toilet
Geisya menatap Dianda dalam,"Din, lo beneran cinta sama Agas?" Dianda terpaku,"Iya, gue cinta sama Agas, emangnya kenapa?"
"Din gue mau lo jauhin Agas!" Geisya menatap kosong ke arah cermin yang ada di depanya
Dianda terperangah kaget,"Maksud lo apaan? Gue itu pacarnya lo nggak seharusnya lo nyuruh gue jauhin cowok gue sendiri!"
"Tapi Agas sendiri nggak nganggep elo itu cewek nya,harusnya lo itu sadar dong!" Kali ini Geisya sedikit meninggikan suaranya.
"Maksud lo apaan?" Dianda mulai tersulut emosinya
Geisya mengeluarkan kertas putih yang ada di sakunya, dia mengeluarkan sebuah foto,"Lo liat sendiri pacar yang lo sayang sayang itu, dia itu sukanya sama gue! Jadi gue mau lo jauhin Agas!"
Dianda terpaku melihat foto yang ada di tanganya, air matanya sudah tidak bisa di tahan lagi, dia langsung mengirim pesan ke Agas untuk menemuinya di atap sekarang juga.
Flashback off
"Semua terserah ama lo Din, gue dukung apapun pilihan lo, semoga pilihan lo kali ini tepat," Bintang menarik Dianda kedalam pelukan nya,
Dianda suka saat seperti ini, dada bidang itu, hanya bintang yang bisa membuat perasaan nya menjadi tenang, tempat bersandar paling nyaman yang pernah dianda rasakan.
"Makasih Bin, makasih buat semua nya lo sahabat terbaik yang pernah gue punya" Dianda memejamkan matanya di dalam pelukan Bintang, pelukan yang selalu membuanya tenang, pelukan yang selalu ada di saat dia terluka.
Bintang hanya tersenyum tipis,
sampai kapan pun lo nggak akan pernah anggap gue lebih dari sahabat lo din,Sampai kapanpun gue nggak akan bisa milikin lo sebagai pacar gue
tapi sampai kapapun gue bakalan tetap ada di samping o din, walaupun berat, gue akan ngejagain lo lebih dari gue ngejagain diri gua sendiri
Batin Bintang dalam hatinya.Hibernasi nya lama haha
Bentar lagi tamat kok tenang, nggak ada yang baca juga kan? :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Break up (Tahap Revisi)
Conto#337 in short story 15/06/48 #383 in short story 13/06/18 #726 in short story 10/06/18 #369 in short story 08/06/18 #735 in short story 02/06/18 #440 in short story 01/06/18 Ini hanyalah sebagian kisah masa lalu. ini tentang seorang gadis yang beru...