3

6.5K 281 3
                                    

Cahaya mentari pagi menusuk masuk ke dalam kamarku melalui celah-celah jendela, mengganggu tidurku yang bahkan tak sampai 5 jam.

Semalam aku tak sengaja keterusan menonton drama favoritku, hingga jam 2 malam.

Dengan malas aku beranjak bangun dari tidurku, aku tidak boleh telat dihari pertama masuk sekolah, itu sudah kewajiban yang mutlak bukan?

Tak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 20 menit aku sudah siap dengan seragam sekolah kebangganku.

•••

blackpink grup

Jisoo : bangun lo pada!

Jennie : Masih pagi udah buat keributan aja lo Soo.

Rose : Otak lo belum bangun ya Jen? Ini udah jam 7 lewat!

Jisoo : Bukan belum bangun, tapi emang gak punya otak. Jen, Lo lambat 1 detik aja gue tinggal!

Lisa : Lohh hari ini sekolah?

Rose : diatas, contoh orang yang minta di aniaya.

Jennie : tenang guys, gue udah siap. Cepet jemput gue.

Jennie : Lisa, lo lambat 1 detik kita tinggal!

Lisa : kok jadi gue sih? Tunggu bentar! Gue siap-siap gak sampe 5 menit.

Read by 3

•••

Aku menggeleng pelan, kelakuan ketiga sahabat karibku sangat tidak wajar, tidak ada satupun yang waras diantara mereka.

Yahh, mungkin Rose?

Tapi sebenarnya Rose juga sama saja, gadis itu terlalu cerewet, suka sekali membuat orang-orang disekitarnya ingin menyumpal mulut itu dengan kaos kaki.

¤¤¤

"Lisa sialan! Gara-gara lo nihh kita telat" umpat Jennie kesal.

Lisa menatap Jennie dengan tatapan tak terima "lo pikir yang telat cuma gue? Lo bilang tadi udah siap? Nyatanya lo belum mandi! "

"yang penting gue mandi, daripada lo gak mandi!"

Rose memutar bola matanya malas "heh ini gara-gara lo berdua kita berempat jadi telat! "

"ini juga gara-gara lo Rose! Punya rumah segede gaban tapi gak punya bel! Mana dipanggilin tuli lagi! " balas Jennie tegas.

"itumah kaliannya aja yang manggil pake suara kurcaci! Mana ada yang bisa denger sih! "

"mau berisik disini sampai kapan? " tanyaku malas, kedua tanganku sudah terlipat didepan dada, memperhatikan perdebatan tidak penting didepanku.

Aku pasrah, toh sudah tidak ada jalan lagi, hanya ada 2 cara sekarang. Yang pertama bolos sekolah dan yang kedua menerima hukuman.

Pilihanku? Tentu saja yang kedua, karena aku bukanlah tipikal orang yang suka membolos, tapi kalo lagi pengen ya bisa sih.

"ehh ada mba mawar, telat yaa? "

Aku, Rose, Jennie dan Lisa kompak menoleh ke asal suara, disana ada Jimin dan komplotannya yang sedang tersenyum cerah.

"telat girls? " tanya Jin sambil tersenyum lebar.

Aku menatap pria itu tajam "kagak! "

"bersihin toilet sekarang! "

Kurang ajar! Belum dikasih penjelasan sudah dikasih hukuman aja. Dasar Ketua osis sialan!

Aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar, ingin melawan si pria es nomor satu sekolah juga tak ada gunanya.

Sebenarnya dia itu bukan es, tapi batu!

Atau es batu?

"malah ngelamun! Mau cosplay jadi patung? " tanya Suga datar

"lo gak liat ini kita gerak? " balasku, kakiku mulai melangkah menjauhi kumpulan pria menyebalkan itu, tentu saja berjalan menuju toilet untuk menjalankan hukuman yang diberikan.

Namun belum sampai 5 langkah, aku berbalik saat merasa Jennie, Rose dan Lisa tak mengikutiku.

Dan benar saja, mereka bertiga sedang mencoba membujuk si es batu itu, aku jamin mereka akan mendapat hukuman tambahan.

Tak mau dibuat pusing, kulangkahkan kembali kakiku menuju toilet, mengabaikan mereka bertiga yang tentu saja akan mengomel sendiri pada akhirnya.

¤¤¤

"ini gara-gara lo Lis! Ngapain sih lo ngajak kita bujuk Suga? " tunjuk Rose pada Lisa

Aku tersenyum miring, dugaan ku pasti benar, mereka bertiga mendapat hukuman tambahan.

"ngapain juga lo ikutin? " balas Lisa, gadis itu tak merasa keberatan sedikitpun mendapatkan hukuman double, dasar aneh! Diberi hukuman sedikit minta dikurangin, dikasih hukuman tambahan malah senang.

Jennie mendengus "gue cape! Ini toilet terakhir, kuyy ke kantin" ajaknya.

Aku menoleh "bukannya kalian harus bersihin lapangan lagi? "

"bodoamat! Gue gak peduli, yang penting sekarang kita ke kantin. Makan! " jawab Jennie santai, lalu berjalan meninggalkan ku, Rose dan Lisa.

•••

"sini! " lagi-lagi kami berempat menoleh secara bersamaan.

Diujung kantin Jungkook sedang melambaikan tangannya seolah menyuruhku dan yang lainnya ikut duduk disana.

"jangan ada yang kesana" kataku datar, tapi Lisa sudah berjalan duluan ke meja itu, mengabaikan ku begitu saja.

"kalo gak disana dimana? Lo gak liat meja penuh? " tanya Rose malas, perutnya sudah lapar dan gadis itu tidak bisa mentoleransinya lagi.

Rose juga berjalan mengekori Lisa.

Hanya tinggal Jennie harapanku, tapi gadis itu malah tersenyum sumringah saat aku menatapnya.

"bye-bye Soo, urusan lain bisa di urus nanti, tapi kalo urusan perut gak bisa ditunda"

Aku mendengus, sebenarnya Jennie benar, urusan perut tidak bisa ditunda, terutama untuk orang-orang pecinta makanan sepertiku.

"ditekuk mulu tuh muka" celetuk Taehyung tepat saat aku baru saja duduk dikursi kosong samping Jennie.

"suka-suka gue"

"Soo, baik dikit kek sama kita" Taehyung mengambil sebotol air yang yang ada didekatnya, membukanya, lalu memberikan itu padaku.

"apaan? "

"supaya lo jadi baik sama kita"

Aku memutar bola mataku malas, lalu mengambil botol yang masih terjulur kearahku itu, tapi belum sempat menyentuhnya Taehyung sudah menariknya kembali lalu meminum air itu sendiri.

"mau aja ditipu"

Aku berdecih, mereka memang menyebalkan, tak ada satupun yang terlihat baik.

"Tae! hobby banget sih bikin orang emosi" ujar Jennie malas.

"tau nihh, biar mood bagus gimana kalo pulang sekolah ini kita hangout bareng? " usul J-hope semangat.

"gak! "

"why? "

Pertanyaan bodoh macam apa itu? Aku berada disekolah bareng mereka aja ogahnya sudah mendarah daging, apalagi disuruh hangout bareng?

"gak ada alasannya"

"ayolah Soo, sekali-sekali" bujuk Lisa dengan puppy eyesnya, ingin sekali aku meninju wajah gadis itu sekarang. Mengapa mendadak menjadi sok imut seperti itu?

Jennie menyenggol lenganku sedikit, memberikan tatapan mengancam yang membuatku risih, Jennie memang kurang ajar, menggunakan hal itu untuk mengancam.

"ya, oke"


To be continued...?

[✔] Love story [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang