02

2.1K 47 3
                                    

"Maksud lo?" tanya Milan dengan tatapan penuh kebingungan.

"Lo bakal tau nanti Mil, belum saatnya lo tau sekarang." balas Fano sambil berjalan keluar kelas.

ih aneh, tapi apa maksudnya ya Fano ngomong kek gitu-batin Milan dalam hati.

*********

Bel istirahat pun sudah berbunyi, pelajaran yang melelahkan bagi murid XI IPA 2 yaitu kimia telah usai, membuat hembusan nafas lega dari para siswa yang sudah pusing. Terkecuali Milan, ia masih sibuk mengerjakan soal dari bab yang diajarkan Bu Kevi tadi. Sehingga membuatnya lupa akan rasa laparnya pagi tadi.

"Serius amat Mil, papan tulisnya takut tuh lo liatin mulu..." ucap Fano yang tidak direspon sama sekali oleh Milan.

"Mil... makan bekal yuk"

"Mil"

"Milan Andara Lazandian!!"

"eh apaan sih bisa gak kalo gak usah pake teriak untung yang lainnya pada cabut ke kantin" jawab Milan santai yang membuat Fano kesal karna merasa dikacangi.

Fano langsung berjalan menuju meja Milan yang berada di deret paling depan dan langsung menyita buku catatan Milan.

"Jangan buku aja yang diperhatiin Fano Baskoro juga butuh perhatian" ucap Fano dengan ekspresi dibuat-buat seperti anak kecil yang sebal karna tal diperhatikan.

"Iya deh, ada apa?" tanya Milan.

"Ayo makan bekal bareng, emangnya lo gak laper? gak takut maagnya ambuh lagi?" ujar Fano sambil mengeluarkan kotak bekalnya dari tas.

"Iya deh iya" ucap Milan yang melakukan hal serupa dengan Fano.

"Makan yang banyak, gpp chubby asal lo sehat."

"Fa gak usah bawa berat badan gue tersinggung"

"Walaupun chubby lo tetep lucu kok" ucap Fano sambil memakan bekalnya.

bersambung...

maaafkan daku kalok banyak typo. Jadi kalok cerita lain menggambarkan sepasang kekasih perfect, cerita gue bakal nyeritain bagaimana cinta yang tak harus memandang fisik melainkan memandang kecantikan hati. stay tuned...

15 Desember 2017

MilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang