09

1.7K 40 23
                                    

Pembacanya masih dikit banget ya, tapi gapapa Cica akan tetap update chapter lanjutannya.

Sorry banyak typo....

Tak sadar 1 minggu lagi seluruh siswa SMA Garuda melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas. Pengumuman ini sudah terdengar sejak pagi tadi saat upacara bendera, banyak siswa yang riuh karna pengumuman yang diucapkan oleh kepala sekolah yaitu UKK yang dimajukan 1 minggu karena jadwal yang bertabrakan dengan UNAS kelas XII.

Banyak sekali siswa XI IPA 2 merencanakan belajar kelompok bersama terkecuali Milan. Milan yang dari tadi hanya diam mendengarkan semua rencana teman-temannya yang tidak berniat mengajaknya membuat Milan merasa semakin miris. Sejak awal SMA ia belum mendapatkan teman dekat, bahkan yang duduk sebangku dengan Milan jarang berbicara dengannya hanya sekedar menyapa itupun jarang. Semua ini karena Fano yang terlalu takut kejadian 4 tahun lalu karena sahabat cewek Milan sendiri Milan jadi dibully terulang lagi. Fano yang sendari tadi melihat Milan yang sedikit murung merasa kasihan. Fano pun langsung duduk dikursi sebelah Milan yang kosong.

"Lo kenapa Mil?" tanya Fano yang ikut menidurkan kepalanya dimeja Milan.

"Gapapa kok, biasa aja." jawab Milan dengan senyum yang dipaksakan.

"Lo kepengin kan belajar bareng sama mereka?" tanya Fano lagi sambil menunjuk kearah kerumunan anak dikelas dengan tatapan matanya.

"Hmm iya sih cuman mereka kelihatannya gak ngajak gue, mungkin mereka ngira bahwa gue sombong karna dari kelas X gak mau berbaur." jelas Milan yang membuat Fano merasa bersalah.

"Ya sorry dari dulu gue secara gak langsung ngekang lo berbaur karna takut kejadian 4 tahun lalu." ungkap Fano.

"Ga masalah Fa." jawab Milan sekenannya dengan senyum miris.

"Gini, gue ngasih lo tawaran." ucap Fano yang membuat Milan mengangkat kepalanya yang berada diatas meja.

"Tawaran apa Fa?" tanya Milan yang penasaran.

"Pas semester depan gue akan bebasin lo berbaur sama mereka layaknya murid biasa." jawab Fano dengan senyum miring.

"Seriusan lo Fa gue gak mimpikan? Ya tuhan lo tambah ganteng Fa kalo ngomong kek gitu." ucap Milan senang layaknya anak tk yang tk yang dibelikan mainan baru. Sangking senangnya Milan tak sadar bahwa Fano yang melihatnya dari tadi juga ikut senang.

"Tapi ada syaratnya." Balas Fano.

"Yahhhh ada syaratnya.... apaan syaratnya?" ucap Milan yang sebal karna mendengar kata 'syarat' dari Fano.

"Gue mau mulai hari ini kita belajar bareng dirumah gue dan mulai detik ini juga status kita gak boleh pacaran rasa sahabat gini, status kita harus pacaran rasa pacaran juga." jawab panjang Fano yang membuat Milan membulatkan mata.

"Hmmm" balas Milan.

"Jadi lo mau gak Mil?" tawar Fano yang membuat Milan memerah karna membayangkan kalimat ucapan Fano yang terakhir "..., status kita harus pacaran rasa pacaran juga."

"Woy malah ngelamun, jawab." ucap Fano yang membuat Milan tersentak.

"Oke in aja deh." jawab Milan.

"Yeaaah nanti gue jemput lo jam 3 ya Mil."

"Oke."

*******

Bel pulang sekolah pun berdering, siswa-siswi SMA Garuda pun berhamburan keluar gerbang. Terkecuali Milan ia selalu menunggu gerbang benar-benar sepi agar ia tidak berdesak-desakan dengan siswa lain, ia cukup tau diri karna badannya yang gendut. Secara spesifikasi Milan memiliki tinggi 164 cm dengan berat badan 77 kg. Kembali ke tidak inginan untuk berdesak-desakan Milan lebih suka jalan dengan santai saat sepi, jadi ia selalu menunggu sekitar 20 menit sampai gerbang sekolah tidak ada satupun orang terkecuali satpam sekolah. Dan kegiatan Milan ini juga selalu terdapat Fano.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang