Part 3

7 2 2
                                    

    Aku masih tidak menyangka bahwa yang kutabrak barusan adalah Jackson. Ya, Jackson Wang yang merupakan mantanku di SMP. Hubungan kami berakhir karena ia kembali ke Hong Kong.

"Jackson? Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku hanya berlibur. Ibuku ingin sekali menikmati malam di depan sungai Han. Kau mau ikut?"

"Ah, tidak. Terima kasih, Jihoon sudah menunggu."

"Oke, baiklah. Sepertinya kita perlu bertemu lagi, karena aku akan berlibur selama 5 bulan, kuliahku pun sudah selesai."

"Omo? Sudah selesai? Aku saja baru bersiap siap membuat skripsi."

"Aku menjadi anak akselerasi. Di SMP dan juga di SMA. Jadi aku sudah selesai dengan skripsiku."

"Ah, ternyata begitu. Mm.. sepertinya aku harus pulang, kasihan Jihoon."

"Jihoon? Dia kembali?"

"Apa maksudm-"

"Tidak, tidak lupakan saja. Jihoon sudah kelaparan, kau bisa pergi sekarang Jiyoung. Dadah."

    Jackson pun berlari keluar setelah membayar makanannya dan menghampiri seorang wanita yaitu ibunya. Aku merasakan ada sesuatu yang aneh.

Apa yang dimaksud dengan 'Dia kembali?' Toh nama Jihoon sudah kesebut sebelumnya.

Di apartment

    Terdengar suara gadis menangis sesenggukan di balik selimut. Ia tidak henti-hentinya berteriak dengan bahasa yang tak dapat dimengerti.

    Aku yang merasa khawatir langsung memeluk Jihoon, badannya lemas. Apa ia tidak makan tadi siang? Padahal aku sudah menyiapkan dua buah kimbap kesukaannya.

"Jihoon.. kau kenapa?"

"JIYOUNG! BERHENTI MENGGANGGU HIDUPKU! DASAR BRENGSEK!"

"Jihoon! Berhenti! Ada apa denganmu bodoh?!"

"BERHENTI MENGGANGGU HIDUPKU JIYOUNG!"

"JIHOON! CUKUP!!"

    Aku mulai tersinggung akan kata-kata yang ia lontarkan, tetapi aku berusaha untuk tidak memarahinya dengan terlalu keras. Mau tak mau, aku harus terus-terusan mengelus punggung Jihoon.

    Lama kelamaan, tangisan Jihoon berhenti dan badannya pun benar-benar terlihat lemas. Aku pun bangkit dan langsung memasakkan makan malam.

Tekk... tekk... tekk...

"Jiyoung, kau masak apa?" Tanya Jihoon membuka pembicaraan diantara keduanya yang bersikap canggung.

"Seolleol tang. Apa kamu makan tadi siang?"

"Aku makan satu. Kukira kau tidak membawanya ke kantor."

"Aku selalu bawa Jihoon. Aku berusaha berhemat untuk tahun ini."

"Berhemat darimana, kau setiap minggu jalan-jalan dengan Johnny."

"Memang kenapa?! Apakah aku tak berhak?!"

"Kau orang yang boros Jiyoung. Kau terlalu sering mentraktir teman-temanmu."

"Ya lalu masalahnya apa?! Ini hidupku!"

"Hati-hati saja."

    Jihoon berhenti berbicara. Dan di malam itu, kami benar-benar tidak ingin membahas apapun.

Aku pun menghubungi Youngho. Awalnya tidak tersambung, tapi akhirnya ia mengangkatnya.

"Youngho? Kamu sedang apa?"

"Aku bertemu dengan Amber noona dan Jae hyung di subway. Apa kau ingin bertemu dengan mereka?"

"Wah! Boleh!"

"Hey Jiyoung-ah! What's up!" Seru Amber dari handphone Youngho.

"I'm good sis! Btw, where's your chest? Hahaha."

"Hahaha you sure watch my vlog huh?" Amber pun tertawa.

"Yes i did! And btw Jae oppa, you look good!"

"Oh yes i always looks good! And by the-"

Youngho pun mengambil handphone dari tangan Jae. Dan dia menatapku.

"You good?" Tanyanya dengan suara seraknya.

"Yes i am."

"You sure look tired. Better you take a sleep now."

"Okay, i'll sleep Youngho oppa~"

"Is that Jihoon?"

"Yep. What's wrong?"

"Nothing, i'm just asking. You should sleep."

"Okay then i'll sleep. Good bye~!"

"Bye too! Sweet dreams!!"

    Aku pun mengakhiri teleponnya. Aku tidak mengerti mengapa semua ini terasa janggal. Ada apa dengan Jackson, Jihoon, dan Youngho?

    Akhirnya aku pun memutuskan untuk tidak makan. Aku tidak punya nafsu makan sekarang. Aku pun mengganti bajuku dan tidur, mencoba untuk melupakan semuanya.

To Be Countinued

Don't forget to vote and give your comment guys!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Batas Waktu || S. YounghoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang