Part 2

11 3 3
                                    

    Selama Jihoon disini, aku tidak pernah sama sekali merasakan hal yang janggal selain hari dimana Jihoon sampai di apartment ku. Aku hanya merasa jika Jihoon sekarang lebih dewasa dariku. Ia sering pergi ke bar di malam hari dan kembali esoknya.

"Jiyoungie, kau tidak memasak?" Tanya Jihoon yang baru bangun tidur dalam keadaan sedikit mabuk.

"Sabar Jihoon, aku sedang membuat bibimbap."

"Agh! Jangan lama-lama dong! Aku lapar!!"

   Aku pun agak sedikit kaget melihat perlakuan Jihoon padaku. Ada apa dengannya hari ini? Dia baru saja membentakku!

"Yya! Jihoon kau kenapa?!"

Jihoon pun menghampiriku dan mulai menjambak rambutku.

"Dasar gadis kurang ajar! Kau selalu merebut orang yang kusayang!! Kenapa Jiyoung?! Kenapa?!!" Isakan tangis pun terdengar dari bibir Jihoon.

"Agh! Lepaskan Jihoon! Ahk! Sakit!! Jihoon! Hentikann!! Aku kesakitan bodoh!" Aku pun agak sedikit mendorongnya dan membuatnya jauh dariku.

    Dia terduduk diam, menangis sesenggukan. Rambutnya pun berantakan sama seperti ku. Ia pun pergi ke tempat tidurnya dan menggulung dirinya di dalam selimut.

Entah kenapa, aku sekarang baru merasakan hal yang aneh. Apakah ini ada hubungannya dengan Youngho?

    Setelah aku selesai membuat bibimbap, aku mulai memakannya tanpa Jihoon. Ia dari tadi hanya berguling-guling dan tidak terlihat ingin makan.

    Setelah aku selesai makan, Jihoon baru berdiri dan memakan bibimbapnya.

"Jihoon, aku ingin jalan-jalan. Kau mau ikut?" Tawarku.

"Gausah. Gaperlu ikut. Aku jaga apartment mu aja."

"Gamau nitip?"

"Cemilan deh. Apa aja."

"Oke nanti dibeliin. Dah, pergi dulu ya."

"Ya."

    Aku pun keluar dari apartmentku, lalu aku berjalan keluar dari gedung apartment. Tiba-tiba ada seorang pria yang mukanya agak familiar untukku.

"Lee! Tae! Yong!!" Seruku dengan semangat.

    Dan benar saja, pria berambut hitam itu langsung menoleh ke arahku dan menghampiriku.

"Wah! Halo Jiyoung! Sudah lama tidak bertemu sepertinya!"

"Ah, itu mungkin karena aku terlalu sibuk menyibukkan diri sendiri kkk."

"Young, masih sama Youngho kan?"

"Masih kok, emang kenapa?"

"Gak apa-apa. Hubungannya semoga awet ya walaupun Youngho nya di Chicago. Demi masa depan lu yang cerah kok Young. Tenang, pria kayak dia jarang ngikarin janji."

"Heleh, kayak lu pernah pacaran sama cowok aja."

"Gila aja lu heh. Saya cowok."

"Eiya. Masih sama anu?"

"Anu siapa, sebut nama aja langsung."

"Jiyeon ya? Eh Juyeon?"

"Jiyeon Jiyeon bukan Juyeon. Juyeon sama Jooheon."

"Hah? Serius?! Akhirnya ya Juyeon peka. Penantian tiga tahunnya Jooheon ga sia sia "

"Eh, pindah yuk. Gaenak disini banyak orang."

"Yaudah lah ayo."

Akhirnya, aku dan Taeyong pun pergi ke sebuah kafe terdekat dari tempat kami bertemu.

"Hmm.. jadi lu masih lanjutin perusahaan ayah lu?" Tanyaku memulai pembicaraan.

"Yah mau gak mau, kakak gua udah nolak. Masa gua nolak lagi. Kasian ayah gua. Semasa ibu gua gaada jadi tertekan gitu."

"Hm.. gitu. Tapi kanker ayah lu udah sembuh kan?"

"Udah dari 5 bulan yang lalu, tapi ayah gua kena lagi. Lumpuh. Gabisa ngapa-ngapain. Gua terpaksa harus nyewa pembantu."

"Get well soon deh buat ayah lu. Semoga cepet sembuh kayak dulu. Kapan-kapan gua jenguk deh sekalian main sama Cheese."

"Cheese bentar lagi udah waktu nya meninggal. Udah tua."

"Yah.. terus ayah lu gimana? Kan ayah lu sayang banget sama cheese."

"Mau gamau gua harus jelasin ini ke ayah gua. Beli anjing baru lagi."

"Ah gua jadi kepengen anjing. Soalnya mereka kiyowo."

"Keknya waktu SMA ada yang bilang takut sama anjing karena gigit yah hahaha."

"Heh mitos jaman kapan itu."

    Tak terasa, matahari sudah mulai tenggelam. Taeyong pun pamit untuk pulang ke rumah nya lebih dulu. Sementara aku masih pergi ke minimarket untuk membeli cemilan.

"Semuanya jadi 15.000 won." Ucap sang penjaga kasir.

"Ah, iya sebentar."

Aku pun menyerahkan selembar uang 20.000 won dan ia juga mengembalikan 5.000 won.

Brukk.

Tiba-tiba saja seorang pria menubrukku. Ia pun melihatku.

"Jackson? Kau dari mana saja?"

Kkkk akhirnya aku buat lagi yang alur ceritanya agak lebih panjang. For more info, Jihoon itu cewek bukan cowok. Jadi jangan ada yang nanya lagi Jihoon itu Jihoon wana1 atau seventeen yap.

Vote + comment jangan lupak!!

Batas Waktu || S. YounghoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang