Arlath

60 29 13
                                    

          Tringgg..... tringgg..... tringg..... suara bel pertanda pulang sekolah berbunyi. Sementara itu, Cyla yang tampak lesu dan tidak bersemangat layaknya sapi yang gak makan seabad berjalan menuju pintu pagar bersama dengan Sherly yang setia menemani dan terus menyemangatinya sejak karir sekali seumur hidupnya sebagai pesuruh dimulai.

"Kok gue apes gini ya ?!" Ucap Cyla setengah depresi.

"Gue baru aja masuk ke sekolah ini, eh... malah udah kena masalah aja" ucap Cyla lagi.

"Yang tabah ya Cyl, mungkin ini cobaan lo. Gue tau ini kayak dicapit seribu lobster di siang bolong" ucap Sherly prihatin melihat teman barunya itu.

"Ya udah lah, gak ada gunanya mikirin itu terus. Tapi bisa gak ekspektasi lo gak serem - serem amat ?!" ucap Cyla dengan menatap sedikit ngeri temannya itu.

"By the way, Sher, besok lo temenin gue ke tempat si kakak kelas yah" ucap Cyla setengah memohon.

"Iya deh, gue temenin lo" ucap Sherly tersenyum.

"Lo yang semangat dong. Inikan karir sekali seumur hidup yang mungkin gak akan pernah lo rasain lagi" ucap Sherly menyemangati.

"Iya iya. By the way rumah kita searah kan ?" Tanya Cyla.

"Iya" ucap Sherly sambil mengingat - ingat.

"Ya udah, lo pulang bareng gue aja naik mobilnya. Nanti gue bilangin pak Joni biar anter lo duluan. Gimana ? Oke kan ?!" Ucap Cyla yang mulai sedikit bersemangat.

"Ya udah kalo gitu" ucap Sherly yang menerima tawaran Cyla dengan senang hati.

"Oke, yuk kita ke depan. Kayaknya pak supirnya udah nungguin dari tadi deh" ucap Cyla menebak. Kemudian mereka menaiki mobil sedan hitam itu dan kembali melanjutkan percakapan mereka. Tak lupa Cyla memberi pak Joni alamat rumah Sherly dan meminta agar Sherly diantar terlebih dulu.

"Oh iya pak, kenalin nih ini temen saya Sherly. Kalo bapak mau kenalan langsung aja nih sama orangnya mumpung ada di sini. Masih single lho pak" ucap Cyla terkekeh sambil melihat ke arah Sherly.

"Apaan sih Cyl. Gak lucu tau" ucap Sherly cemberut

"Aduh nengnya cemberut. Cantiknya jadi ilangkan" ucap pak Joni tersenyum pada Sherly. Dan membuat Sherly jadi ill feel melihatnya. Sedangkan membuat Cyla dan pak Joni tertawa karena rencana Cyla untuk nge-prank Sherly berhasil. By the way, rencana inilah yang membuat Cyla mengetahui nama supirnya.

                               ***

          Keesokan harinya, Cyla yang biasanya datang lima belas menit sebelum masuk itupun datang lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan saat ia turun dari mobilnya ia hampir tidak melihat seorang siswa pun di sana dan hanya melihat Office Boy sekolahnya sedang menyapu halaman tersenyum hangat padanya. Penyebab ia datang secepat ini tentu bukan karena karirnya sebagai pesuruh, lebih tepatnya karena ia salah lihat jam. Akhirnya dia sampai ke sekolah yang seperti tidak berpenghuni ini.

          "Bukan salah orang - orang jika sekarang belum ada yang datang ke sekolah sepagi ini" ucapnya dalam hati dan membuat dirinya sendiri jengkel mengetahui bahwa itu salahnya. Jadi dia memutuskan untuk berkeliling sekolah seperti biasa tapi kali ini tanpa Sherly. Dan ketika memikirkan Sherly, ia teringat peristiwa kemarin di dalam mobil, betapa lucunya wajah Sherly saat itu. Hal itupun berhasil membuatnya mengembangkan senyuman hangatnya pagi ini. Saat ini, ia hanya ingin pergi ke taman belakang sekolah untuk menikmati udara segar di sana sambil menunggu satu persatu  penghuni kelasnya berdatangan. Iapun duduk di salah satu bangku taman dan mulai menghirup perlahan udara di sana dan menghembuskannya perlahan pula. Setelah itu ia mengeluarkan handphone dari sakunya, lalu menyalakannya untuk melihat pukul berapa saat ini. Dan ia kembali mengamati sekelilingnya dan berhenti ketika mengetahui bahwa ia dari tadi tidak sendirian di taman ini, melainkan dengan anak cowok yang menurutnya itu adalah Arlath.

"Itu kak Arlath kan ?!" Tanyanya pada dirinya sendiri. Mencoba berpikir bahwa yang diliatnya itu salah. Tapi pikirannya itu tak dapat mengelabui matanya.

"Samperin ajalah" ucapnya pada dirinya sendiri. Sesampainya di depan Arlath, ia melihat Arlath memejamkan matanya sambil menggunakan earphone dan ia mengira bahwa saat itu Arlath sedang tertidur. Jadi ia memutuskan untuk pergi perlahan - lahan tanpa suara agar tidak membangunkan Arlath. Tetapi baru selangkah ia berjalan menjauh dari Arlath, terdengar suara yang langsung membuatnya berhenti melangkah.

"Lo mau kemana ?" tanya Arlath yang seperti menangkap maling.

          Merasa terpanggil, Cyla membalikkan badannya perlahan. Dan bersyukur ketika yang dilihatnya itu orang.

"Gue mau ke sana" ucap Cyla sambil menunjuk ke arah bangku yang tadi ia duduki.

"Trus lo tadi ngapain di depan gue ?! abis itu pergi ngendap - ngendap lagi ?!" Tanya Arlath curiga.

"Gak ngapa - ngapain" ucap Cyla dengan percaya diri.

"Kalo gak ngapa - ngapain, ngapain lo di depan muka gue tadi ?!" Tanya Arlath makin curiga dengan nada yang tenang.

          "Kalo gue bilang cuma mastiin ini orang... pasti dikirain boongkan" ucap batin Cyla.

"He...he..." kekeh Cyla akhirnya menjawab.

"Kalo gak ada apa - apa, pergi aja sana" usir Arlath dengan santai.

"O...oke... gue balik dulu ya" ucap Cyla yang sedikit tergagap.

"Ngapain nih cewek minta izin ke gua coba ?!" Ucap batin Arlath sambil menggeleng - gelengkan kepala melihat tingkah gadis yang baru saja ada di depan kedua mata kepalanya itu.

          "Untung gak disuruh macem - macem sama kak Arlathnya, pantes aja dia populer, orangnya baik kayak gitu." Ucap batin Cyla bersyukur.

          "Ya... apapun itu, saat ini gue harus balik ke kelas sebelum tuh orang berubah pikiran dan minta macem - macem dan lagi kayaknya dikelas udah ada orang, jadi gak perlu takut lagi sedirian di sana." ucap batin Cyla senang.

          Kemudian Cyla berjalan kembali ke kelas dengan kecepatan yang cukup stabil untuk ukuran orang sepertinya. Apalagi setelah peristiwa tadi, hal itu menjadi sesuatu yang janggal terjadi menurutnya. Dan membuat dirinya senang dan bangga karena  dia mengetahui bahwa dia dapat tidak mempermalukan dirinya sendiri di depan orang lain saat itu. Hal itupun berhasil membuat dirinya berjalan sambil tersenyum sendiri tanpa memperdulikan orang - orang yang menatapnya aneh, benar - benar seperti orang gila yang berada di Rumah Sakit Jiwa.

Jangan lupa vote, share dan komennya

CylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang