"Yang tidak membuatku bahagia adalah saat kau tidak memberiku jawaban sepatah katapun. Entah kode atau jawaban langsung, tidak ada dan kau hanya merasa seolah-olah aku tidak mengatakan apapun kemaren lusa."
"Ahh itu. Aku pikir..."
"Pikir apa? Mau membuatku tidak bahagia selamanya?"
"Bukan. Aku pikir aku sudah menemukan jawabanya."
"Beritahu aku sekarang!"
"... ummm... ummm"
"Ayo, aku akan menerima jawabanmu."
"Aku pikir aku tidak bisa menerima semua yang darimu terutama pertanyaan kemaren. Maafkan aku, aku tidak bisa."
"Aku pikir hari ini aku akan berencana untuk sembuh secepatnya tapi kau akan memperburuk keadaanku setelah ini."
"Maafkan aku tapi aku rasa aku harus pergi sekarang karena aku harus bekerja. Semoga cepat sembuh." Kataku setelah menyentuh lututnya yang tertutup selimut tebal. Lalu ak pergi dari kamarnya dan pergi bekerja seperti biasanya.
Ini sudah seminggu sejak kedatanganku ke rumah sakit untuk berterus terang padanya.
Sebulan lagi aku akan lulus menjadi wisudawati dari Seoul University dan akan segera mengambil pekerjaan yang lebih baik dari ini.
Aku saat ini masih bekerja di sebuah toko minimarket dekat dengan tempat tinggalku.
Aku asli Indonesia dan teman-temanku di Korea memanggilku dengan nama Pi saja, aneh.
Aku kuliah dibidang bisnis karena aku ingin nanti bisa bekerja di sebuah perusahaan.
Saat aku disini aku mengenal beberapa orang korea selain teman-teman koreaku.
Pemilik kosku, tetangga samping kanan-kiri kosku, dan tentu saja pemilik toko yang untungnya sangat baik kepadaku orang asing.
Lima bulan yang lalu aku magang di sebuah perusahan hiburan dan secara tidak kuduga aku bertemu dengan idolaku.
Sayangnya pertemuan itu diawali dengan pertemuan yang menjengkelkan.
Keempat member itu sangat baik padaku seperti yang ku gambarkan dulu tapi yang satu tidak, karena aku membuatnya marah dan kesal bagaimana tidak dia mengritikku mati-matian karena aku menyebutkan sesuatu yang salah tentangnya.
"Kau pikir aku benar-benar orang yang sombong dengan kau mengatakan hal itu?"
"Aa..."
"Lihat dulu penampilanmu yang sangat berbeda denganku. Dasar wanita jelek!" Hardiknya saat itu.
***
Aku sedikit sakit hati saat mengingat kejadian itu. Kalau saat itu aku meminta untuk tidak dipekerjakan di bagian urusan pemasaran aku tidak akan mengenal mereka lebih jauh.
Entah bagaimana ceritanya hingga kini aku menjadi lebih dekat dengan mereka, dan kini ia yang kusinggung tadi sedang terbaring karena cedera di kakinya.
Aku sedang di ruang kelas dengan teman-temanku. Aku sedang bosan karena saat ini sedang ada kegiatan gladi bersih untuk acara itu.
Tiba-tiba ponselku berkelip-kelip menampilkan layar nama seseorang yang secara tidak sadar membuatku tersenyum.
"Halo?"
Bersambung
💖💕💖💕💕💖💕💖💕💖💕💖💕💖💕💖💕💖💕💖💕
....Nantikan episode berikutnya....
Terus dukung aku di akun Wattpad ini agar aku bisa semakin mahir dalam berkarya. Terima kasih sudah membaca dan mampir!
IG - @vjinki9889
Wattpad -@vjinki9889
Line - @vjinki9889
Fb - Junjung
