Samchon

649 36 25
                                    

Kookmin ff
°
°
Jeon Jungkook

Park Jimin

.
.
.
.
.

Saat itu Jungkook berusia delapan tahun ketika ia mempunyai seorang keponakan lelaki yang lucu dan menggemaskan. Park Jimin nama bayi mungil itu, anak dari noonanya yang menikah setahun lalu. Park -Jeon- Jihye namanya. Jungkook dan noonanya terpaut usia yang cukup jauh yaitu 15 tahun. Itu karena dulu orang tua mereka terlalu sibuk jadi tak sempat membuatkan adik untuk Jihye -katanya-, hingga 15 tahun kemudian barulah Jungkook lahir sebagai adiknya.

Jungkook berusia delapan belas tahun ketika noonanya menitipkan Jimin padanya. Karena sang noona harus mengikuti suaminya menetap di Jepang demi pekerjaannya. Sedangkan Jimin malah tak mau ikut kedua orangtuanya dan memilih tinggal bersama Jungkook dan beberapa maid yang mengurus mension keluarga Jeon. Karena Tuan dan Nyonya Jeon sendiri tinggal di China untuk urusan bisnis, jadilah Jungkook tinggal di Korea seorang diri setelah noonanya pindah ke Jepang. Tapi dengan adanya Jimin, Jungkook tak jadi tinggal sendiri. Tentu saja bersama keponakan imutnya itu.

Jungkook benar-benar paman yang baik bagi Jimin. Ia selalu memanjakan dan menuruti semua permintaan bocah manis itu. Pantas saja Jimin ngotot ingin tinggal bersama Jungkook samchonnya. Bahkan Jimin yang punya kamar sendiri lebih memilih tidur dengan samchonnya dengan alasan ia tak suka tidur sendiri. Jungkook sih tak keberatan tentu saja. Memang apa sih yang tidak untuk keponakan manisnya itu

Sejak kecil hidup bersama, membuat Jimin begitu menempel pada samchonnya. Dimana ada Jungkook, pasti disitu ada Jimin. Mereka pisah hanya ketika sekolah saja. Selain itu mereka akan benar-benar lengket seperti perangko.

Ketika Jungkook berusia dua puluh tiga tahun, ia telah diberi kepercayaan penuh oleh ayahnya untuk mengurus perusahaan. Jungkook itu cerdas ya, jadi ketika ia baru genap dua puluh tahun ia sudah lulus kuliah dan mulai bekerja di perusahaan ayahnya.

Sesibuk-sibuknya Jungkook, ia akan selalu punya waktu untuk keponakan kecilnya. Ya meskipun sekarang sudah tak bisa dibilang kecil lagi, karena Jimin sudah kelas 3 Junior High School ngomong-ngomong. Ia tumbuh dengan sangat baik, sehingga kini ia menjadi remaja yang manis dan cute.

Jadi ketika Jungkook dua puluh lima tahun dan Jimin tujuh belas tahun. Mereka masih saling menempel satu sama lain. Bahkan lebih lengket. Jimin semakin manja pada Jungkook, seperti yang sekarang dilakukannya.

"Samchon." panggil Jimin pelan, namun tak ada respon sama sekali dari Jungkook.

"Samchon." -lagi- kali ini dengan meniup pelan telinga Jungkook. Ia terus melakukan itu hingga akhirnya Jungkook terusik dan membuka matanya perlahan. Sedikit mengerjap untuk mengumpulkan kesadaran.

"Pagi samchon." sapa Jimin dengan semyum kelewat manis.

"Pagi juga Chim." Jungkook balas tersenyum.

'Tampan' batin Jimin.

"Chim ingin lari pagi samchon, ayo bangun!" mengingat tujuan awal Jimin membanungkan Jungkook, ia langsung berdiri dan mulai menarik samchonnya untuk bangun. Tapi apa yang terjadi, ia malah kembali ditarik oleh Jungkook hingga tubuh munginya jatuh dalam pelukan samchonnya itu. Jungkook mengecup bibir Jimin lembut, tanpa ada nafsu.

"Samchon.." cicit Jimin malu-malu.
"Ada apa Chim?" Jungkook terkekeh pelan mendapati tingkah keponakan imutnya yang menggemaskan.
"Kenapa samchon menciumku?" tanya Jimin dengan suara yang teredam, karena ia membenamkan wajahnya didada bidang Jungkook. Ia benar-benar malu, ya meski mereka sudah sering melakukannya tetap saja Jimin akan malu-malu seperti itu tiap Jungkook menciumnya dengan tiba-tiba.
"Morning kiss Chim." Jungkook menjawab sembari bangun dari posisi tidurnya, hingga ia terduduk dengan Jimin dipangkuannya. "Sekarang ayo kita lari pagi." lanjutnya.
"Ne samchon. Kajja!" dengan semangat Jimin mulai turun dari pengkuan Jungkook dan rasa malunya hilang seketika.

Kookmin Stories (Wrong Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang