Roomer People VS Housing People

_Aretha Navilda_ (Housing People)

Cewe berumur 17 tahun ini paling gak suka kalo dikomplek nya ada anak kos menurutnya anak kos itu selalu bikin ulah dan selalu menyalahkan anak anak kos yang kalo difikir fikir nggak semua anak kos berandalan.

Tapi gak semua anak perumahan sombong dan jahat kok, Aretha bakal ngusir anak kos jika mereka berbuat onar. Dia hanya nggak suka kalo anak kos dateng ke komplek nya. Difikir nya anak kos mau berbuat sesuatu yang negatif. Padahal nggak semua begitu.

"Mah aku berangkat." Retha mencium tangan sang nyokap.

"Hati hati dijalan ya." Balas sang nyokap.

"Iya mah."
.
.
.
.
.
Setelah beberapa menit ia mengemudi tiba tiba ia melihat seorang remaja mengenakan seragam putih abu abu dan jas biru seperti yang iya kenakan sedang menuntun motor berwarna putih itu.

"Tuh cewe kenapa ya? Kasian amat. Btw kayaknya satu sekolah sama gue deh? Jas nya sama kayak gue? Apa mungkin dia juga murid SMA Grand Havent?" Gumamnya dalam hati.

Retha menghampiri 2 remaja tersebut dan meminggirkan mobilnya kearah mereka lalu membuka kaca mobilnya "Hey.. motornya kenapa tuh?"

"Nggak tau nih kayaknya sih mogok kehabisan bensin." Jawab salah satu remaja yang menuntun motor tersebut.

Mereka berdua akhirnya nengok ke arah Retha.

"Eh elo? Retha? Elo kan anak perumahan yang dideket kosan gue ? Yang selalu berfikir negatif tentang anak anak kos ya kan." jawab salah satu cewe yg menuntun motornya didepan.

"Hih ternyata elo sheren? Tadi lo ngomong apa? Gue selalu neting tentang anak kos? Hello nggak semua nya juga keles! Gue nggak tiap hari neting sama anak anak kos kok! Kalian aja yang selalu overthinking ! Gak semua anak perumahan sombong ya!"

"Terserah lo lah terserah." Sheren mengibaskan rambut nya.

"Btw motor lo mogok kehabisan bensin ya?"

"Iya kenapa! Mau ngejek lo, udah lah gausah gue buru buru. Kalo lo ga mau ngebantuin mending pergi sana! Gangguin gue aja, nanti lo telat lagi!" Shere mulai ngusir.

"Tenang tenang gue juga bakal pergi kok, tapi sebelum gue pergi gue mau bantuin lo."

"Mau bantuin apa lo?"

"Bantu doa hahahah..."

"Hih... manusia laknat, gue kira lo beneran mau bantu. Dasar sombong!"

"Ekh gue tadi cuman becanda kali. Gausah ngehina gitu dong! Gak asik lo."

"Bodo."

"Yaudah gue mau cabut!"

Retha menutup kaca pintu mobilnya dan bersiap untuk pergi dari tempat itu tapi sebelum dia pergi tiba tiba ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

"Duh, kasian juga itu dia, kalo gue biarin bisa telat. Apa gue bantuin aja kali ya?" Batin nya.

Lalu Retha membuka kaca mobilnya kembali.

"Eh, pom bensin dari sini masih jauh ya?" Tanya Retha.

"Iyalah, mangkanya gue sama Chacha nuntun motor dari tadi." Sheren mulai kesal.

"Iya gak kasian lo sama kita?" Chacha mulai bersuara.

"Kalo gitu, lo berdua naik ke mobil gue aja kita berangkat bareng. Motor lo biar lo titip aja di warung itu." Kata Retha sambil menunjuk warung serba ada dideket trotoar.

"Gak perlu, kalo ujung ujung nya lo cuman becanda. Gausah makasih!" Kata Sheren sinis.

"Hih... kali ini niat gue beneran mau ngebantu lo."

"Gausah lah, ribet ribetin elo aja!"

"Udah sih biarin, emang nya lo ga capek nuntun motor sampe ke pom bensin, kan masih jauh ren." bisik Chacha.

"Gue ikhlas kok, ngebantuin kalian. Nggak pake imbalan atau beliin bensin."

"Wait, btw si Retha kayak nyindir gue ya?" Gumam nya dalam hati.

"Ehem ehem..." Chacha menyenggol lengan Sheren.

"Kenapa lo ehem ehem? Kode apa nyindir?" Sheren menaikkan satu alis nya.

"Hehe.. " Chacha nyengir.

"Eh cepetan gue serius." Retha memaksa

"Lo kayak pemaksaan kehendak tau gak sih! Kenapa sih maksa banget? Lo mau di bilang orang baik gitu?"

"Kenapa sih lo? Gue berbuat baik salah jahat salah? Lo terlalu overthinking banget sih tentang gue! Gue beneran ikhlas ngebantu lo tanpa pamrih! Kalo kayak gini jadi nya mendingan gue gausah ngebantu lo lah, daripada gue di hina kayak gini. Udah ah gue mau cabut!" Retha menutup kembali kaca mobil nya, tetapi disaat kaca mobil nya tertutup setengah Chacha menahan nya.

"Eh eh tar dulu, iya iya kami terima bantuan lo." Chacha mengetok ngetok kaca mobil nya.

"Eh apaan sih loh?" Sheren menarik Chacha yang disambut dengan jitakan manis.

"Ihh apaan sih ren, lo mau kita pegel pegel n telat gegara nuntun motor elo ini hah?" Bisik Chacha sambil melotot.

Sheren berdecak dan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Yaudah lah kita ikut bareng lo." Sheren memasang wajah masam.

"Nah gitu dong." Retha tersenyum.

"Lo naik dulu, gue mau nitip motor dulu ya." Sheren menuntun motor nya ke arah warung tersebut.

Setelah Sheren menitipkan motor nya Sheren masuk kedalam mobil Retha dan Retha tancap gas.

"Kok lo tadi jarang ngomong kenapa Cha?" Retha mulai angkat bicara memecahkan keheningan yang terjadi di dalam mobil nya.

"Gue tadi nyimak aja." Jawab Chacha santai plus datar.

"Hih.. jawab nya nyantai bae NYIMAK, lo aja yang gak mau bantuin gue ngomong." Sheren mulai bersuara.

"Hehe... lagian gue mau bantuin gimana? Gue aja gak tau permasalahan kalian? Ya lebih baik gue nyimak aja." jawab Chacha lagi lagi santai.

Mendengar percakapan mereka berdua tanpa disadari Retha tertawa kecil.

"Ternyata anak perumahan gak sesombong yang gue fikir kan, sorry ya tha gue overthinking tentang lo." Gumam Sheren dalam hati.

"Ternyata anak kos gak senyebelin yang gue kira." gumam Retha dalam hati.

Mereka berdua saling memikirkan satu sama lain wow.

***

Wah kayaknya mulai ada calon calon mau bersahabat nih:v

Btw kalo dipikir pikir gilaa juga ya padahal masih SMA udah ngekos wow. Mungkin mereka terpaksa karna jauh dari location rumah nya kali ya positive thinking ae:v

Salam manis dari author. *iya dari gue.

Ok, see you next chap:)