Sore ini,
Seperti biasa, aku punya janji tak tertulis dengan seseorang."Angga!"
Aku membuka pintu kamar berwarna putih itu dan masuk tanpa si pemilik
Memberi perintah.
Kamar itu,
Bukan sekali dua kali aku masuki.Kamar itu sudah seperti kamarku sendiri.
Terkadang aku suka lupa kalau itu
Kamarnya Angga.Kamar yang sama sekali ngga punya kesan rapih dan bersih.
Berantakan!"Angga!"
Panggilku lagi.Aku melirik ke sekeliling kamar.
Tak ada Angga, lalu aku beralih ke
Meja belajarnya, melihat sesuatu yang baru aku lihat pertama kalinya.Sebuah kotak kecil berwarna hitam
"Bagus nggak?"
Seseorang bersuara tepat di telinga ku"Kaget tau!"
Ujarku sembari melayangkan tinju pelan ke lengannya."Abis dari kamar mandi. Kamu juga baru masuk langsung pegang pegang barang orang. Nggak sopan."
"Ya udh, nih! Aku kembaliin!"
Kataku dengan wajah jutek."Nggak pengen tau dari mana?"
"Buat apa? Aku sudah hafal. Paling juga dari pengagum rahasia kamu,"
Ujarku cuek.Masih terbaring sambil memandang langit langit kamarnya.
"Actually, i'm so bored!"
"Sama?"
"Sama kamu!"
Jari telunjuk ku refleks menyentuh keningnya dan mendorongnya pelan.
"What's wrong?" Aku salah apa sama kamu?"
Tanya Angga dengan mata melebar.
"Nggak... Kamu nggak salah apa apa kok. Cuma, aku bosan aja sama cerita cerita kamu dengan sejuta penggemar rahasia kamu itu. Dari dulu kamu selalu saja di kejar kejar banyak cewek, lalu kamu seenaknya jadian sama mereka, putus juga seenaknya.sebel!"
"Kamu cemburu, yaa?"
Nadanya seperti meledek.
Tangannya mencubit hidungku, lalu menggoyang goyangkannya sampai kepala ku juga mengikuti ke mana arah tangannya.
"Sakit!"
"Hahaha... Biar mancung!"
"Mentang mentang situ mancung. Emang kenapa kalau pesek?"
Angga masih tertawa geli ketika dia juga ikut berdiri.
Lalu tiba tiba dia menggerakkan tangan kirinya dan mengapit kepalaku di ketiaknya."Bau, woy!"
"Hahaha.. "
"Yang bener, banyak cewe yang cemburu sama kamu,"
"Nggak ada cewe yang sedeket ini sama aku, kecuali kamu. Harusnya kamu bersyukur!"
"Oh, kalau yang itu beda lagi. Kita ini udah ditakdirkan bersama sejak kecil, jadi nggak boleh ada yg cemburu sama aku, apalagi sampai nge - bully. Awas aja kalau sampai mereka berani! Kalau mau protes, ke Tuhan aja sana!"
Angga masih tertawa melihat kelakuan ku barusan.
"Makanya kamu tuh harusnya bersyukur!"
"Yang jadi masalah disini, aku tuh bosen ngeliat kamu dan segudang pemuja rahasia kamu itu! Kaya ga ada hal lain aja. terus aku cuma bisa nontonin kamu kaya kambing congek!"
"Terus aku?kalau Deket sama cowok ini aja, kamu langsung sewot. Jangan dialah. Dia itu beginilah, dia itu begitulah. Dan bodohnya lagi, aku nurut gitu sama kamu. Huh!"
Raja berkata kepadaku.
"Setelah mamaku, kamu adalah cewek yang lebih dari spesial buatku,"
Dia belum juga melepaskan pelukannya.
Suasana menjadi hening seketika.
Yang terdengar hanyalah suara angin."Kamu nggak hanya jadi sahabat buat aku. Terkadang kamu juga bisa menjelma menjadi adik, sekaligus kakak. Kamu ada setiap aku butuh.
You are the special one,""You are my best friend! forever!"
"Kamu nggak boleh iri lagi, ya."
Ucapnya pelan.
Angga melepaskan pelukannya,
Lalu dia mencium kening ku dengan mudahnya.Sumpah! Dia membuat ku mati kutu dalam sekejap.
Dan sekarang aku hanya bisa memandangi kedua matanya dengan sisa sisa kegugupan.Senyum yang dia suguhkan padaku saat ini terlihat memesona dari biasanya.
Kata katanya barusan berhasil membuat ku terbang melayang.
[Hayolhoo girls] !!"Yuk, ke bukit!"
Aku masih saja speechless! Bertanya tanya, ini mimpi atau nyata?
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends ᴢᴏɴᴇ Forever
Fiksi Remajaᴀᴋᴜ sᴜᴋᴀ ᴋᴀᴍᴜ sᴇʙᴀɢᴀɪ sᴀʜᴀʙᴀᴛ. ᴅᴀɴ ᴋɪᴛᴀ ᴍᴇᴍᴀɴɢ sᴀʜᴀʙᴀᴛ ᴋᴀɴ?, ɴɢɢᴀᴋ ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴘᴀᴄᴀʀᴀɴ. ᴘᴀᴄᴀʀᴀɴ ɪᴛᴜ ʙɪsᴀ ᴘᴜᴛᴜs. ᴋᴀʟᴀᴜ sᴀʜᴀʙᴀᴛᴀɴ ᴀᴋᴀɴ sᴇʟᴀᴍᴀɴʏᴀ. ᴅᴀɴ ᴋɪᴛᴀ, ᴀᴋᴀɴ sᴇʟᴀᴍᴀɴʏᴀ ʙᴇɢɪᴛᴜ. "ɴɢɢᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ. ᴄᴜᴍᴀ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴇʀsᴀʜᴀʙᴀᴛᴀɴ ᴋɪᴛᴀ ʙɪsᴀ ɴɢᴇʟᴇᴡᴀᴛɪɴ ᴛᴀᴡᴀ ᴀᴛᴀᴜ ᴀɪʀ ᴍᴀᴛ...