"Nge- game, yuk!"
"Mau main apa? Mario Bros?"
Tanyanya dengan nada meledek.
"Sampai segede ini, masih aja suka main Mario Bros,"
Lanjutnya seraya menggeleng kepala berulang kali.
Tangannya mulai mengutak ngatik playstation."Nggak tau kenapa sampai detik ini aku lebih suka main Mario Bros ketimbang angry bird,"kataku melemas.
"Tapi aku nggak mau main Mario Bros.
Kali ini aku mau nantang kamu main street fighter,"Kataku mengangkat wajah.
"Yakin? Kamu nggak malu? Setiap kali main nggak pernah menang?"
"Ih, biarin! Namanya juga usaha!"
"Oke."
Game sudah berlangsung
Aku sangat bersemangat untuk mengalahkannya.
Tapii....
Semangat ku nggak sejalan dengan keberuntunganku. Aku kalah,
Dan terus kalah sampai jam di dinding sudah menunjukkan pukul 21:00."Len, udah dong! Aku ngantuk,"
Pinta raja meletakkan stick- nya.
"Sampai aku menang, baru aku pulang,"
"Aku udah ngantuk, nih."
Kata Angga dengan suara parau.
"Baru juga ---"
Omongan ku terpotong dengan suara
Ponsel yang berada di dekat Angga.Kulihat Angga dengan cepat
Menyambar ponselnya, lalu
Menjawab telepon dari seseorang
Yang aku belum tau siapa."Hallo..."
Angga bangkit dari tempat duduknya,
Melewatiku.
Dia mendatangi jendela kamar yang
Berada di sebelah kiri TV set- nyaAku hanya memandanginya
Dengan raut wajah kesal.
Tentu saja aku kesal.
Bukannya tadi dia bilang sudah
Mengantuk?
Kalau mengantuk, kenapa bisa
Tersenyum hanya menerima sebuah telepon?Kamu memang keterlaluan sekali,
Raja!Akupun keluar kamarnya tanpa pamit.
"Eh, Hellen, kok udah pulang?"
Ka Rafael, kakak Angga, melirik jam di tangannya, lalu menatapku
"Masih jam 21:00. Main PS- nya udahan?
"Katanya Angga ngantuk. Ya sudah, aku pulang deh, ka ael,"
"Aku pulang ya, ka. Selamat malam,"
Baru saja aku ingin memejamkan mata saat aku sudah sampai rumah.
Ponselku berbunyi.
Angga.
Nama itu tertera di layar ponsel
Membuat ku semakin kesal.
Untuk apa menelpon?Setelah ponsel ku berhenti berbunyi, nada yang sama kembali kudengar.
"Ada apa?"
"Kenapa pulang nggak pamit, hah?"
"Ngapain pamitan? Emang kamu bakalan dengar, apa?"
"Katanya ngantuk, tapi bisa ngejawab
Telepon orng,""Ciee, kamu jealous, ya?"
"Idih, siapa yang jealous?"
"Tadi itu, Rachel,"
"Ooh, pacar baru toh!"
"Bukan. Cuma say hello doang kok tadi,"
"Ooo"
"Kalian lagi pedekate, ya?"
"Kamu kemakan gosip,"
"Biasanya gosip itu berdasarkan fakta.
Kalau kamu emang lagi pedekate, ya nggak apa apa sih. Cuma, aku kecewa,""Kenapa?"
"Aku merasa menjadi sahabat yang gagal karena nggak mendengar berita itu dari kamu sendiri, tapi dari angin yang berhembus."
"Aku nggak mungkin mengecewakanmu, Len,"
"Kamu pasti akan menjadi orang pertama yang diberitahu.selama ini memang begitu, kan?"
"Kabar ini, nyatanya aku dengar pertama kali dari angin, bukan dari kamu!"
Hening.
"Besok tunggu aku latihan basket, ya,"
"Oke."
"Selamat tidur, Angga... "
Ucapku sebelum benar benar menggeser bagian yg berwarna merah di layar hp.
Setelah tertutup aku berkata dalam hati
"Kamu ga pernah tau ga, seberapa sayangnya aku sama kamu
Love you Angga"Kata itu yang selama ini baru bisa aku keluarkan dari isi hati ku walaupun tidak ada dia di depan ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friends ᴢᴏɴᴇ Forever
Teen Fictionᴀᴋᴜ sᴜᴋᴀ ᴋᴀᴍᴜ sᴇʙᴀɢᴀɪ sᴀʜᴀʙᴀᴛ. ᴅᴀɴ ᴋɪᴛᴀ ᴍᴇᴍᴀɴɢ sᴀʜᴀʙᴀᴛ ᴋᴀɴ?, ɴɢɢᴀᴋ ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴘᴀᴄᴀʀᴀɴ. ᴘᴀᴄᴀʀᴀɴ ɪᴛᴜ ʙɪsᴀ ᴘᴜᴛᴜs. ᴋᴀʟᴀᴜ sᴀʜᴀʙᴀᴛᴀɴ ᴀᴋᴀɴ sᴇʟᴀᴍᴀɴʏᴀ. ᴅᴀɴ ᴋɪᴛᴀ, ᴀᴋᴀɴ sᴇʟᴀᴍᴀɴʏᴀ ʙᴇɢɪᴛᴜ. "ɴɢɢᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ. ᴄᴜᴍᴀ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴇʀsᴀʜᴀʙᴀᴛᴀɴ ᴋɪᴛᴀ ʙɪsᴀ ɴɢᴇʟᴇᴡᴀᴛɪɴ ᴛᴀᴡᴀ ᴀᴛᴀᴜ ᴀɪʀ ᴍᴀᴛ...