Pada hari senja, Biran baru tersadar bahwa orang yang menyelamatkan hidupnya adalah Hazar. Saat ia bangun Hazar nampak sedang menyembuhkan luka Silbir. Di saat itu juga yang bisa dilakukan Biran hanyalah meneteskan air mata. Kemudian Hazar mendengar isak tangis Biran lalu menghampirinya.
“Biran, ada apa? Kenapa kau menangis?” Tanya Hazar, kemudian Biran hanya langsung memeluknya sambil menikmati saat-saat harunya.
“Entah hal apa yang ingin ku katakan padamu setelah lama tak bertemu, Cemre.”
Mendengar itu, Hazar kebingungan lalu melepas pelukan Biran.
“Cemre? Siapa Cemre?”
Biran terkejut begitu melihat reaksi Hazar yang ingatannya tak menunjukkan perubahan.
“Aku telah berhasil membebaskanmu dari pengaruh Kirias, kau masih tak mengingat bahwa kau Cemre? Kau temanku, kita tinggal di panti bersama, kita sudah seperti saudara.” Usaha Biran meyakinkan Hazar.
“Memang ku akui, aku pernah menjalani hidup di panti, tapi kami hanya berempat. Aku, Aleyna, Cagla, dan Yildiz. Sedangkan kau, yang ku ingat kau terus memusuhi kami, tak senang melihat kebahagiaan kami sebagai gadis-gadis yang hidupnya bertahan tanpa kasih sayang orang tua.”
Merasa percuma untuk mengulang penjelasan kebenarannya, Biran semakin terlarut dalam kesedihannya.
“Biran, aku bisa menyimpulkan apa yang telah terjadi pada gadis ini dan tiga sahabat kalian yang lain.” Tutur Silbir.
“Apa maksudmu?” Tanya Hazar penasaran.
“Aku mendengarkan, Silbir.” Ucap Biran sambil menghapus air matanya.
“Baiklah, mulai dari kau tentunya, Biran. Kirias membawamu ke dunia ini lalu yang ia lakukan padamu adalah menghapus satu hal dalam ingatanmu, yaitu namamu, kemudian ia sengaja menyematkan nama pemberiannya agar kau terpaksa menggunakannya sebagai identitas baru. Tapi satu catatan penting, kau masih mampu mengingat peristiwa terakhir saat kau berada di duniamu. Bukan begitu, Biran?”
“Ya, hanya satu hal yang tak bisa ku ingat sampai saat ini, namaku. Yang ku ingat, aku meninggalkan kamar panti lewat jendela kemudian aku menuju halaman belakang dan aku melihat seseorang dalam kegelapan, lalu aku tak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.”
“Kemudian kau, Hazar, dan ketiga teman kalian yang lain. Sebenarnya kalian pun mengalami hal serupa dengan Biran, nama kalian masing-masing telah terhapus dari ingatan kalian. Tapi aku melihat sesuatu yang berbeda dari pengakuanmu, kau bahkan tak mengingat siapa Biran, justru kalian menganggap seolah-olah Biran adalah satu-satunya orang yang memusuhi kalian, padahal sangat bertolak belakang dengan kenyataannya. Kirias telah memutar balikan fakta, mempermainkan memori kalian sehingga penyebab setiap pengalaman pahit kalian adalah perbuatan Biran, dan ironisnya ia menggunakan kalian sebagai boneka-bonekanya, Kirias telah membuat kalian seolah-olah kalian menyadari bahwa kalian terlahir dengan identitas sesuai pemberiannya. Satu pertanyaan, apa kau masih bisa mengingat peristiwa terakhir saat kau hilang di dunia nyata?”
“Aku adalah orang terakhir yang mengalaminya setelah ketiga temanku, mereka satu per satu menghilang tanpa sepengetahuanku. Hal terakhir yang ku alami sebelum aku berada disini adalah... Saat itu kejadian setelah Aleyna menghilang, aku pergi ke pantai, aku berjalan ke tengah laut, lalu aku terseret hingga terbawa arus ke tengah lautan. Namun aku merasa seseorang menolongku, entah darimana ia berasal. Begitu aku tersadar, aku berada di suatu tempat yang gelap dan kepalaku terasa berat.”
“Tunggu, kau bilang kau orang terakhir setelah ketiga temanmu yang menghilang?”
“Ya.”
“Baiklah, berdasarkan pengakuanmu, kau menganggap saat itu kalian masih berempat, benar?”
“Benar.”
“Lalu apa yang sedang kalian cari sebelum satu per satu dari kalian harus menghilang secara bergilir?”
Silbir bertanya hal itu, Hazar nampak kebingungan.
“Aku tidak tahu, itu bagian yang tidak ku ingat. Yang nampak jelas bagiku, Yildiz hilang saat kami berada di pemakaman. Lalu Cagla hilang saat berada di toilet panti. Dan Aleyna juga sudah tidak ada di kamar saat aku bangun pagi.”
“Disini letak permasalahannya, padahal kalian itu sedang mencari seseorang yang hilang sebelum kalian sendiri yang mengalaminya juga, tentunya di lokasi dan situasi yang berbeda-beda. Dan orang yang kalian cari adalah orang yang bernasib serupa dengan kalian dan dia yang mengalaminya pertama kali, dan Biran lah orangnya.” Silbir menyimpulkan, kemudian Hazar mulai memahami kebenaran tersebut, lalu meminta maaf kepada Biran atas kesalahpahamannya.
“Biran, maafkan aku karena telah menuduhmu dan hampir menewaskanmu. Aku benar-benar tak bisa menyadari mana yang seharusnya ku anggap benar.”
“Tidak apa-apa, Hazar. Orang yang tak punya hati telah mencoba merusak persaudaraan kita. Aku memiliki keyakinan bahwa kebersamaan dan kasih sayang kita selalu menguatkan ikatan kita.”
Senyuman terpancar dari wajah cantik kedua gadis itu, lalu mereka saling menggenggam tangan satu sama lain, sebagai tanda perdamaian.
“Berhubung sekarang kalian sudah bertemu, jalanilah kenyataan yang ada.” Ucap Silbir.
“Baiklah, aku akan simpan nama-nama temanku untuk sementara. Hazar, aku senang kau menjadi lawan pertama yang kemudian mengisi kesendirianku.”
“Aku pun senang karena seseorang telah menarikku keluar dari kegelapan.” Ucap senyum Hazar.
“Hei hei hei sudahlah, nona-nona! Kalian terlalu mendramatisir keadaan.”
“Silbir, apa kau tidak senang teman kita bertambah?” Tanya Biran sambil menarik bulu di pipi Silbir.
“Bukan begitu maksudku, aku hanya ingin kalian...”
“Kau ingin apa dari kami, Silbir?” Hazar pun ikut melakukan hal yang sama.
Di hari yang gelap dengan penerangan api unggun. Canda tawa menghiasi malam mereka menjelang tidur.
Di luar pengetahuan mereka, Kirias dan ketiga gadis menyaksikan keberadaan Biran dan Hazar dari atas bukit. Kemudian Kirias mengeluarkan tiga koin yang tersisa untuk melakukan hal yang sama saat menentukan lawan Biran sebelumnya. Semua koin dilempar, dua ia tangkap dengan tangan kiri, dan satu dengan tangan kanan. Kemudian satu nama berikutnya ia perlihatkan kepada ketiga gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savas Cicekler (The Flowers of War)
FanfictionMengadaptasi cerita drama serial asal Turki berjudul "Kirgin Cicekler", dikembangkan ke bentuk cerita serial yang dikemas dalam genre petualangan & fantasi tanpa menghilangkan unsur-unsur pokok yang terdapat dalam cerita aslinya.