16: Janji Lama

19.5K 1.5K 455
                                    

XVI

// Janji Lama //

Fani sudah selesai memakai baju terbaiknya berupa tuxedo dengan dasi kupu-kupu hitam yang membuatnya nampak berkali lipat lebih imut dan menawan. Feisal melihat anaknya itu dengan perasaan bangga. Baru setahun usianya, namun Fani sudah mulai lincah berjalan, aktif dengan banyak permainan selain video game, bahkan Fani sudah bisa memanggilnya meski baru berupa sebutan Papapa. Satu jepretan di ponselnya dan Feisal dengan mudah menangkap gambaran sempurna putranya itu.

Feisal sent a photo

Dia mengirimkan foto Fani yang begitu menggemaskan pada Karmila. Sejak tadi pagi, anaknya ini sudah begitu antusias untuk merayakan pesta ulang tahunnya yang pertama. Beberapa teman di komplek, orang tua Feisal, Johan, Karina, dan beberapa orang lain diundang ke acara ini. Ada sebuah kue besar bertingkat tiga berbentuk diorama sirkuit balap dari film animasi Cars kesukaan Fani sudah terpajang di ruang tamu. Satu ruangan lebar itu sudah ditata sedemikian rupa untuk beralih fungsi menjadi ruang pesta sore hari ini.

"Mamama!" Fani memanggil mamanya. Dari pandangan matanya, Feisal tahu bahwa Fani menantikan kedatangan Karmila lebih dari apapun. "Mamama," sekali lagi Fani berceloteh.

"Fani mau Mama datang? Kita telepon Mama?" Feisal bertanya pada anaknya yang hanya bisa menganggukkan kepala entah mengerti atau tidak pertanyaan Papanya. Dengan satu tangan menggendong Fani dan satu tangan lagi mengambil ponsel di saku, Feisal mulai mencoba menghubungi Karmila.

Butuh tiga kali percobaan telepon hingga akhirnya Karmila mengangkat panggilan itu. "Kenapa, Sal?" tanya Karmila tanpa babibu.

"Kamu di mana?"

"Di kantor," Karmila menjawab sekenanya.

Feisal menarik napas dan menghembuskannya pelan. "Hari Sabtu masih ngantor? Kamu nggak datang ke ulang tahun Fani hari ini?"

"Buat apa sih lo bikin pesta-pesta kayak gitu cuma untuk ulang tahun Fani, Sal? Gue nggak bisa datang, besok pagi aja gue temuin Fani buat kasih hadiah. Jangan terlalu manjain Fani, Sal, mau jadi apa dia nanti? Jadi kayak lo?"

Tidak ingin berdebat dengan Karmila, Feisal lebih memilih untuk langsung mematikan sambungan telepon mereka. Di kantornya, Karmila tersentak dengan perlakuan Feisal. Dia mendesah singkat sebelum berkutat lagi dengan laptop dan laporan yang tadi sedang dia pelajari. Hidup sebagai konsultan memang begini, bekerja dari pagi hingga pagi, berkutat dengan laporan lagi dan lagi, liburan sepertinya hanya ada di mimpi. Walau begitu, Karmila tidak merasa keberatan. Lagipula, ini memang kegiatan yang dicarinya. Sebuah kegiatan positif untuk membuktikan pada dirinya sendiri bahwa hidupnya tidak rusak meski ringsek sedikit.

Dalam kegiatannya bekerja, Karmila sedikit banyak memikirkan kembali hal-hal yang sudah dilakukan Feisal pada Fani. Sejujurnya Karmila sadar bahwa apa yang dia katakan tadi sangat keluar batas. Namun, menghadapi Feisal memang tidak bisa hanya dengan hal yang pas-pas di dalam garis batas. Lihat saja cara Feisal memperlakukan Fani dengan begitu sayangnya. Kasih sayang itu menurut Karmila justru akan membuat Fani tumbuh menjadi anak yang mau menang sendiri. Tidak mungkin dia memarahi Fani yang masih kecil, Feisal adalah orang yang harus dia peringatkan tentang kemungkinan itu.

"Karmila! Mila!" Naila yang duduk di samping kubikel Karmila mencolek perempuan itu. "Ada anaknya Ricky tuh di dalam. Lo biasanya suka banget sama anaknya Ricky! Anak-anak yang lain udah pada ke kantor Ricky buat cubitin tuh balita bule."

Wajah Karmila langsung sumringah. Memang bukan sebuah kewajiban untuk tim mereka lembur di hari Sabtu. Jadi ketika deadline mencekik seperti sekarang ini, seluruh anggota tim akan dengan terpaksa masuk kantor di hari Sabtu, termasuk Partner mereka yaitu Ricky Rice yang berasal dari Melbourne dan sudah memiliki anak berumur tiga tahun bernama Oliver.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KarmilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang