Prologue

1.7K 175 21
                                    

Terik matahari Seoul sungguh tak memaafkan.

Itulah yang terlintas di pikiran lelaki itu ketika ia melangkahkan kakinya di atap sekolah dan menyandarkan punggungnya pada tembok putih yang menutupi tubuhnya dari sengatan panas sang surya. 

"...Menyebalkan," Pria itu bergumam, mengacak rambutnya sambil mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya. Baru saja ia akan menyalakan pemantik api untuk menghisap gulungan tembakau itu, ketika ia mendengar derap langkah kaki dan gumaman ramai dari bawah.

Saat itu juga, pintu atap Hanyang High School terbuka dengan kasar, dan refleks pria itu menjejalkan batang putih yang baru saja ia keluarkan ke dalam saku jas laboratoriumnya. Sambil mendesah pelan, sang lelaki berdiri dari posisinya untuk melihat siapa yang baru saja menganggu waktu istirahatnya.

Jeon Jungkook, sepertinya hari ini bukanlah hari keberuntunganmu.

Salah satu alisnya naik ke atas ketika manik hitamnya mendapati sekelompok gadis masing-masing dengan raut wajah tak bersahabat tengah mengurumuni seorang gadis bertubuh mungil. Kepala si gadis tertunduk, dan rambut hitam panjangnya membuat Jungkook tak dapat membaca apa yang gadis itu pikirkan. Namun skenario ini – ya, Jungkook sering melihatnya dari drama-drama sekolah pasaran yang Jimin-hyung tonton bersama dengan kekasihnya. 

Bukankah ini terlihat seperti kasus pemalakkan?

Apalagi jika melihat gaya gadis-gadis yang sedang mengerumuni si tubuh mungil – rambut mereka yang dicat pirang, make-up tebal, dan rok yang dinaikkan terlalu ke atas – sungguh sangat berbeda jauh dari si gadis dengan surai hitam lurusnya dan pakaiannya yang terkancing rapi dari atas sampai bawah. Benar-benar menjerit paras seorang siswi teladan. 

Jungkook melihat getaran di pundak gadis mungil itu dan segera berdiri dari tempatnya. 

Ah, pasti akan ada air mata yang turun sebentar lagi.

Berniat untuk menghentikan kejadian pemalakkan yang sedang berlangsung di bawah sana, Jungkook baru saja akan mengambil selangkah ke depan ketika tiba-tiba sang gadis mungil menyentakkan kepalanya ke atas dan mendengus keras. 

"Hah? Memangnya kau pikir kau siapa?"

Jungkook mengejapkan matanya beberapa kali.

"Minggir!" Lanjut gadis itu lagi dengan ketus.

Heh. 

Sepertinya ia salah. 

Dari pada menangis, gadis itu terlihat sangat – marah. Getaran di pundaknya yang Jungkook lihat tadi itu adalah karena perempuan itu sedang menahan kekesalannya.

Dan lagi...gadis itu terlihat sangat familiar.

Jungkook menyandarkan kedua tangannya pada sebuah pembatas dan menyipitkan kedua matanya.

Bukankah gadis itu...seorang siswi dari kelasnya?

Kalau tidak salah namanya –

"Ya! Kim Yerim! Mentang-mentang kau tetangga Taeyong-oppa, bukan berarti kau harus selalu pulang dan pergi sekolah bersama dengannya, kan? Dasar gadis genit!"

Ya, Kim Yerim.

Itulah nama gadis itu.

"Yang genit di sini itu siapa!" Kim Yerim melipatkan kedua tangan di depan dadanya dan menatap tajam ketiga gadis itu. "Dan berani-beraninya kalian bicara kasar denganku. Setahuku, aku ini masih sunbae-mu! Kalian itu masih bocah-bocah kelas satu yang ingusan."

"K-kau –!" 

Tiba-tiba, salah satu dari gadis itu maju ke depan dan meraih kasar surai hitam Yerim.

Lost on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang