VANIA’S POV
“Vania, kita sudah hampir sampai.” Zidan membangunkanku. Aku tak tahu sudah berapa lama ia terbangun. Aku membuka mata dan melihat cahaya yang sangat terang dari luar jendela pesawat.
“Di mana kita sekarang?” tanyaku.
“Jendelanya baru saja dibuka. Aku tak tahu. Mereka tak akan pernah memberi tahu posisi Kypotripe dan arena kan?”
“Iya sih. Sudah berapa lama kita terbang?”
“Mungkin sekitar 4 sampai 5 jam.”
“Passengers, we will landing on Kypotripe’s port. Please go back to your sit and fasten your seatbelt. Thank you.”
Ketika pesawat sudah landing di Kypotripe’s port, aku dan Zidan segera di arahkan menuju kamar masing-masing dan diminta mempersiapkan diri untuk makan malam dan pengambilan video dokumentasi yang akan ditayangkan secara langsung di seluruh dunia. Video dokumentasi yang akan memuat tentang biodata dan sesi wawancara dengan Jesse Hutch, pembawa acara Nation Fighter beberapa tahun belakangan ini.
Seperti biasa, kamar setiap tribute dari negara yang sama akan selalu berdampingan dan disatukan dengan teras di sisi lain kamar. Kamar yang aku tempati sekarang tak berbeda jauh dengan kamarku tadi di istana. Hanya saja baju-baju di dalam lemari lebih lengkap dan lebih mewah daripada di istana. Semua baju itu sudah diberi label pada gantungannya. Setiap hari sudah disediakan baju yang berbeda dan ada baju-baju yang disiapkan untuk acara tertentu saja. Dugaanku, baju-baju ini sepasang dengan baju yang akan dipakai Zidan.
Setelah melihat-lihat ke sekeliling, aku memutuskan untuk merebahkan diri di atas tempat tidurku. Aku menekan tombol di sebelah tempat tidurku lalu atap kamarku terbuka secara perlahan-lahan. Wow, ini benar-benar menakjubkan. Aku menatap kosong ke atas. Di depan mataku sekarang terpampang galaksi bimasakti yang luar biasa indah. Apa mungkin aku sekarang sedang berada di planet lain?
Tak berapa lama, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Aku menekan tombol yang sama, kemudian atap kamarku tertutup rapat. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk acara makan malam. Setelah memanjakan diri dengan guyuran air panas, aku mengeringkan diri di dalam sebuah tabung seukuran manusia. Tak sampai 5 detik tubuhku sudah benar-benar kering dan tak ada air setetes pun.
Aku langsung mengenakan gaun yang berlabel ‘1st DAY – DINNER’ di gantungannya. Gaun berwarna emas yang sangat anggun disiapkan dengan mahkota emas berukuran kecil. Di atas meja rias telah disiapkan peralatan make up lengkap. Aku mulai menata rambutku, menyisakan sedikit rambutku di sebelah kanan dan kiri. Aku mengepang sisanya ke belakang dan menggelungnya ke arah dalam lalu menusukan sebuah hair pin untuk menjaganya agar tidak terlepas. Setelah aku menyemprotkan sedikit hair spray, aku menambahkan mahkota emas ke rambutku.
Sekarang waktunya untuk merias wajahku. Aku memulainya dengan memoleskan foundation dan menggunakan bedak. Lalu aku menggunakan eye shadow dengan perpaduan warna cokelat, kuning, dan emas. Tak lupa aku memoleskan eye liner di kedua mataku. Aku menggunakan blush on berwarna cokelat tua di pipiku dan lipstick berwarna merah tua di bibirku. Perfect. Now, it’s time for the show.
***
ZIDAN’S POV
Aku mempersiapkan diri sebaik mungkin. Terutama karena aku tak mau tampil mengecewakan di depan Vania dan keluargaku yang akan menontonku nanti malam. Setelah mandi dan mengeringkan badan, aku segera melihat pakaian apa yang kira-kira cocok untuk digunakan malam ini.
Saat aku melihat ke dalam lemari pakaian, semua baju di sana sudah diberi label yang menunjukkan kapan akan dipakai. Baguslah kalau begitu, jadi aku tak perlu susah-susah memilah dan memilih baju mana yang akan kupakai. Aku mencari baju yang akan kupakai malam ini. Aku mencari gantungan yang berlabel ‘1st DAY – DINNER’. Kemeja cokelat tua, dasi berwarna emas, jas berwarna hitam, dan celana panjang berwarna hitam. Aku langsung mengenakannya lalu aku bergerak ke depan cermin dan menyisir rambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nation Fighter [The Collective - The Hunger Games]
FanfictionNATION FIGHTER. Novel Hunger Games yang dibuat oleh Suzanne Collins berubah menjadi kenyataan. Dengan berbeda latar belakang dan tempat, semua itu terwujudkan menjadi Nation Fighter. Kisah cinta segitiga, tantangan-tantangan baru, hal-hal yang tak p...