3

24 1 0
                                    

Kau gila

Dua kata itu yang selalu otaknya katakan.Memang benar juga,kalau dia tidak gila kenapa tubuhnya persis berada di dalam salah satu kafe ini.Rian mengusap wajahnya frustasi.Kenapa dia harus berada di tempat ini?.GILA.

"Ada apa?"Pertanyaan Via membuat lamunan Rian buyar.Matanya beralih melihat wajah Via.Rian menggeleng lemah membuat Via menghela nafas.

"Kamu mau kue?"Ucap Rian dengan spontan.Via mengerutkan keningnya.Rian tersenyum kikuk,berharap Via tidak menanyakan hal yang aneh.

Tak disangka Via tersenyum lebar.Membuat jantung Rian seolah menghela nafas juga.

"Tapi,pelukannya lepas dulu"Via terlonjak kaget dan melepas tangannya dari Rian.Berbalik badan untuk menutupi wajahnya yang merah seperti tomat.Rian tertawa kecil.

"Kalau gitu tunggu ya"Rian berlari menuju kafe yang ada di seberang jalan.

Membeli kue adalah tujuan perkataannya tapi bukan tujuan hatinya.

Dan disinilah dia.Duduk disalah satu bangku kafe tanpa melakukan apapun.Rian hanya berharap bahwa Via masih bertahan disana.Matanya beralih melihat jalanan dari kaca trasnparan kafe,tapi hatinya berusaha menyuruh matanya melihat sesuatu yang membuat Rian selama ini tidak bisa mendeskripsikannya dengan jelas.

Akhirnya matanya pasrah mengikuti kata hatinya.Dari sudut matanya dia melihat seseorang dengan rambutnya yang diikat kuda sedang beradu dialog dengan sang kasir.

"Désolé, Mademoiselle Wyne,Kami tidak melihatnya"

Samar-samat Rian mendengar percakapan mereka berdua.

"Tidak mungkin,pasti ada,terakhir kali aku datang kesini sebelum pulang"Ucap perempuan yang berada di depan mesin kasir.

"Sekali lagi maaf,kami tidak menemukannya"Ucap laki-laki yang berada di belakang kasir.Perempuan itu menghela nafas,putus asa.

"Baiklah kalau begitu,merci**"Perempuan itupun berjalan ke arah pintu keluar kafe.Tak sampai di depan pintu,perempuan itu sontak berbalik badan dan berkata.

"Tapi,sebelumnya aku mau membeli Macaron dulu"Rian menahan tawanya.Dia tidak menduga perempuan itu imut juga.

Petugas kasir menghela nafas dan tertawa.Perempuan itu tersenyum manis,yang membuat mata Rian menatapnya lebih manis lagi.

Tiba-tiba Rian berdiri.Yang membuat Semua mata pengunjung kafe melihat kepadanya,termasuk perempuan itu.Rian hanya tersenyum kikuk mengetahui jika dia menjadi pusat perhatian.

"Rian"Petugas kasir yang melayani perempuan itu melambaikan tangannya.dengan segera Rian menghampirinya agar tidak dianggap aneh oleh pengunjung lain.

"merci beaucoup,monsieur"Petugas itu tertawa,membuat Rian mengerutkan keningnya.

"Kau tidak mengenalku?"Rian mengingat dengan melihat wajah petugas itu.

"Kau salah satu pengunjung kafe ya"Petugas itu mengangguk.

"Kau masih ingat dengan banyaknya pengunjung yang datang"Rian tertawa geli.Ingatannya memang lebih kuat dari pada orang lain,sepertinya.

Asyik berbicara,petugas itu memutuskan pembicaraan dengan menanyakan pesanan perempuan yang sedari tadi ada di samping Rian.

"Désolé,Mademoiselle Wyne ,Aku lupa kalau anda ada"Rian melirik perempuan yang ada di sampingnya.Dia baru menyadari bahwa tubuhnya berdiri dekat dengan perempuan yang di perhatikannya dari tadi.

"Ti-tidak apa,aku bisa menunggu biar saja monsieur ini dulu-"

"Aku mau memesan Macaron,Juga"Spontan Rian mengeluarkan suaranya.Mereka berdua melihat Rian dengan tatapan bingung.Rian berdehem agar mencairkan suasana.

"Juga?,kalau begitu sama dengan Mademoiselle Wyne,Dari mana kau tahu dia juga memesan itu?"Petugas itu beralih mengambil Macaron,sekali lagi Rian hanya berdehem.

"Ini,bukannya di tempat mu salah satu kafe yang membuat Macaron terbaik di kota ini,kenapa kau tidak mengambilnya saja di toko mu"Skak mat bagi Rian.Kalau saja bisa dibilang kafenya jauh,tapi kafe tempat Rian bekerja tidak jauh dari tempat ini.Hanya berjalan beberapa menit lagi pasti sampai.Rian hanya tersentum kikuk,membayar pesanannya.

"Merci"Rian berlalu pergi meninggalkan kafe.Rian tersenyum sambil berlari ke arah tempat Via menunggu.Jika ada yang bisa melihat,dipastikan bahwa aura tubuhnya sekarang bewarna merah muda.Hal sekecil itu bisa membuatnya sebahagia ini.

Setibanya di seberang jalan,matanya mencari orang yang dia tuju.Disana,Via dengan memakai jaket tebalnya duduk disalah satu bangku yang berada di pinggir jalan.Melihat orang yang dia tunggu tiba,Via akhirnya berdiri dan berjalan menghampiri Rian.

"Maaf lama"Via tersenyum tulus.Walaupun dia harus menunggu berabad-abad pun dia rela menunggu asalkan itu adalah laki-laki ini.

"Kuenya?"Rian memberikan kotak yang berisi Macaron di dalamnya.Via membuka kotak itu dan melihat Rian dengan tatapan bingung.

"Kamu beli kue Macaron?"Rian tersenyum lebar.

"Sekali-kali kamu makan kue itu"Rian mengacak rambut pirang Via,yang dibalasi senyum kecil dari perempuan itu.

Apapun itu,asalkan yang membuatnya bahagian akan ku lakukan walaupun hal yang tidak ku sukai.

------

*Maaf,miss Wyne

**Terima kasih

***Terima kasih banyak,tuan

Maaf kalau ada yang salah(^^)

Ziezie

Le Bonheur(kebahagiaan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang