4

24 2 0
                                    

" Mademoiselle Wyne,perbaiki langkah kakimu"

Suara melengking itu membuat lamunan perempuan yang bernama panjang Theresa Wyne itu buyar.Tanpa sadar dia terjatuh karena salah langkah.

"Ya ampun Mademoiselle Wyne,kenapa kau bisa seperti ini?,tidak seperti biasanya"ucap instruktur tarinya.

"Désolé madame"Tesa hanya menundukkan pandangannya.Instruktur tarinya hanya menghela nafas.Di sampingnya segerombolan perempuan yang salah satu dari mereka adalah Rivalnya,sedang tertawa puas.

Tesa melihatnya dengan tatapan tajam.Dia hanya sabar dan itu juga tidak bertahan lama lagi pastinya.

"Mademoiselle Jyne,kau tidak boleh menertawakan temanmu,sedangkan kau saja gerakan awal masih saja kaku"Tesa menahan tawanya.Melihat wajah Eksha yang naik pitam.

"Baiklah kita ulangi dari awal,jika salah lagi kita ulang lagi dari awal sampai semuanya serentak"Semuanya mengangguk.

Di studio tempat Tesa berlatih,murid-muridnya dominan adalah perempuan.Dan disini hanya mengajar tarian Ballet.Badan Tesa bergerak mengikuti alunan musik.Jika badannya digerakan untuk hal ini,serasa seluruh beban yang selama ini dia pikul hilang seketika.Dan akhirnya musik berhenti.

"Baiklah sekian latihan hari ini,besok kita lanjutkan"Anak-anak pun berhamburan pergi ke ruang ganti.Sedangkan Tesa masih meregangkan tubuhnya sebelum dia pulang.

"Theresa Wyne.Nama yang bagus ya"Suara itu membuat pandangan Tesa beralih ke arah orang yang berbicara.Ia mendengus kesal.

"Ada apa lagi Eksha Jyne,kau mau menganggu ku lagi?"Eksha tersenyum licik.Tesa memutar bola matanya,mengalihkan pandangannya lagi.Melihatnya,Eksha mengibaskan rambut pirangnya.

"Lebih baik kau pergi ke kamar ganti dari pada harus menganggu orang lain"Eksha melipat tangan di dadanya.

"Jadi kau mengusir?"Tesa mengangguk tanpa menatap lawan bicaranya.Eksha mendengus sebal.Dia berlalu ke arah kamar ganti.

Sedangkan Tesa masih sibuk merenggangkan badannya.Pulang ke rumah?,kakinya saja tidak mau diangkat kesana.Setelah selesai meregangkan badan,Tesa pun berdiri dan berjalan kearah kamar ganti.Memakai jaketnya dan menyandang tasnya keluar dari studio.

Memakai jaketnya dan menyandang tasnya keluar dari studio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Author note:kalau dia jadi Tesa gimana?)

Kakinya berjalan menelusuri Kota Paris.Terkadang dia iri dengan kota ini.Bagaimana bisa kota ini dijuluki The City of love,The City Of Light,dan orang-orang yang selalu menemaninya dalam keadaan apapun.Sedangkan Dia,jangankan kasih sayang,dibelai sekali saja belum pernah.

Tesa menutup matanya dan menghirup udara kota Paris .Dia membuka matanya,lebih segar udara kota ini sewaktu dia masih kecil.Dari jauh dia melihat halte bus yang menjadi tujuannya.

Le Bonheur(kebahagiaan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang