02

134 23 2
                                    

Hari ini mood Arsya tidak terlalu baik, karena kejadian tadi . Sebenarnya Arsya tadi tidak bermaksud kasar tetapi dia terbawa suasana. Belum lagi sebelum sampai di perpustakaan dia bertemu dengan bu Evi yang tidak disia-siakan guru itu untuk menghukum Arsya, dia  disuruh lari jongkok keliling lapangan selama 10 kali dan berjanji tidak akan mengulanginya. Baru setelah itu ia melanjutkan perjalanan ke perpustakaan.

Jika sedang badmood seperti ini Arsya pasti akan pergi ke perpustakan menyendiri sambil membaca buku disana saat jam istiharat. Menurutnya buku adalah moodboster nya. Ketika sedang asyik membaca sebuah buku, terdengar suara buku terjatuh. Ternyata di dalam perpustakaan ini Arsya tidak seorang diri.

Arsya menghampiri seorang yang membuat buku terjatuh dari rak nya. Dilihatnya sosok perempuan, berambut panjang sebahu, dan memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek -sedang. Arsya kembali memeriksa bagian kakinya napak tanah atau tidak. Oh syukurlah kaki nya napak dengan tanah. Arsya menghela nafas lega.

Lalu perempuan yang menjatuhkan buku itu terlihat meringis karena kepalanya terbentur buku yang tebal. Sebentar sepertinya Arsya ingat siapa perempuan ini. Aha! dia adalah perempuan yang jatuh di tangga tadi pagi. Siapa namanya? As- As- Ashilla. Iya namanya Ashilla.

"Ngapain lu disini?" tanya Arsya langsung.

"Ya mau baca buku lah, masa gue disini mau masak." jawab Ashilla.

"Nggak usah pake jatuhin buku segala kali." kata Arsya yang sedikit ketus mungkin masih kebawa suasana yang tadi.

"Oh itu  gue nggak sengaja, soalnya gue mau ngambil buku yang di atas tapi nggak nyampe. Hehehe." jawabnya menjelaskan.

"Pendek sih lu mah." kata Arsya jujur.

"Iya gue tau lu tinggi nggak usah ngomong gue pendek juga kali. Kalau gitu tolong ambilin bukunya ya!" pintanya pada Arsya.  

"Gue mah jujur. Males banget gue. Ambil aja sendiri." katanya lalu beranjak pergi dari hadapan Ashilla.

"Ih nyebelin, kan gue mintanya baik-baik." gerutu Ashilla kesal. Akhirnya dia memilih buku lain yang bisa dijangkaunya.

Di sisi lain, Arsya kembali duduk dan menyibukan diri dengan membaca bukunya kembali. Tetapi kegiatan itu tidak berlangsung lama.

"AAAA!! KECOOAAA!!! KECOOAA!!! HUSH....HUSH..." itu sudah pasti teriakan Ashilla.

Ada apa lagi ini ?  batin Arsya.

Dengan berat hati, Arsya menghampiri tempat Ashilla berada. Dilihatnya gadis itu sudah heboh karena seekor kecoa hinggap di bahunya.

"Arsya tolong usirin kecoa ini!" pintanya pada cowok itu.

"Sama kecoa aja takut." cibir Arsya. Lalu mengambil sebuah buku di rak lain, menggulungnya kemudian. Diarahkannya buku itu ke bahu Ashilla. Berhasil, kecoa itu pergi dari bahu Ashilla. Tetapi kecoa itu malah pindah ke tangan Arsya. Membuat sang empunya berteriak ketakukan.

"HUAAAA! PERGI LO KECOA DARI TANGAN GUE!!!" teriak Arsya ketakutan. Bukan takut lebih tepatnya merasa geli.

Hal itu malah membuat Ashilla tertawa dengan puasnya. Bukannya tadi cowok itu yang mengatainya karena takut dengan kecoa tapi malah cowok itu sendiri yang ketatukan hingga berteriak histeris.

"Woy jangan ketawa aja lo, bantuin gue ini kecoa sekarang pindah ke rambut gue." perintah Arsya pada Ashilla yang masih tertawa.

"Sorry gue takut. Lo usir sendiri ya kecoanya. Byee." Ashilla pergi meninggalkan Arsya karena bel masuk sudah berbunyi. Cowok itu mulai menggila karena  si kecoa malah masuk ke dalam baju nya.

ArsyillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang